Oleh: Vellin Putri Syafrina No bp: 2010421023. Dosen pengampu : Dr.Resti Rahayu
Mahasiswa Biologi Unand Tugas mata kuliah Biologi Forensik
Entomologi forensik merupakan ilmu Tentang serangga yang digunakan untuk Menganalisis kasus
yang berhubungan Dengan forensik yaitu kematian. Hal ini Didasarkan oleh hubungan erat antara
Manusia dan serangga yang hidup saling Berdampingan. Serangga dapat menjadi salah Satu faktor
penentuan Postmortem Interval (PMI) sehingga berguna dalam proses Penyelidikan forensik.
Serangga medikolegal Adalah serangga yang digunakan sebagai bukti Pada kasus kematian. Biasanya
serangga yang Berhubungan adalah serangga pemakan Daging (Gennard, 2015).
Kasus serangga digunakan dalam Penyelidikan kriminal pertama kali ditulis dalam Buku Sung Tzu
berjudul The Wash Away of Wrongs dari Cina. Kasus yang tercatat adalah Kasus pembunuhan seorang
petani di ladangDengan senjata tajam. Seluruh tersangka Diperintahkan untuk meletakkan benda
tajam Yang mereka miliki ke tanah. Terdapat satu senjata yang menarik kedatangan lalat ke jejak
Darah yang disembunyikan oleh pelaku dari Kasat mata dan diikuti dengan pengakuan oleh Para
pelaku (Joseph et.al., 2011).
Aktivitas serangga digunakan dalam Memperkirakan waktu kematian dengan Menentukan umur
serangga yang ditemukan Pada jenazah. Serangga yang akan memakan tubuh jenazah adalah spesies
Necrophagus. Kemudian predator dan parasit akan memakan Necrophagus. Selanjutnya spesies
pemakan Segalanya atau omnivora akan memakan Jaringan tubuh maupun serangga. Hari Pertama
hingga kedua post mortem, telur lalat Dapat ditemukan pada jenazah. Lalat akan Menempatkan telur
dalam orificium tubuh Atau pada luka terbuka. Hal ini dapat Menyebabkan perubahan bentuk luka
maupun Hancurnya jaringan sekitar luka. Telur lalat Tersimpan pada mayat segera setelah Kematian
pada siang hari. Hal ini bergantung Pada temperatur, kelembapan, dan spesies Lalat. Hari ke enam
hingga sepuluh post Mortem akan ditemukan larva pada jenazah Pada kondisi tropis. Setelah itu, pupa
yang Berasal dari larva dewasa akan ditemukan Pada hari ke dua belas hingga delapan belas Hari post
mortem ( Nurwidayati, 2009).
Selain itu, Data serangga dapat digunakan untuk menentukan lokasi kejahatan. Terdapat perbedaan
spesies serangga yang terlibat dengan mayat yang membusuk di habitat dan lingkungan yang berbeda.
Pemeriksaan yang cermat dapat mengungkapkan variasi spesies, karena spesies yang terkait dengan
satu jenis habitat yang ada pada mayat ternyata berbeda dari spesies saat mayat diangkut setelah
kematian (Joseph et.al., 2011).
Serangga memiliki jumlah spesies Beragam dan memiliki kemampuan bertahan Hidup yang tinggi.
Serangga yang tertarik pada Jasad hewan maupun serangga dapat menjadi Indikator waktu kematian
sehingga berguna Dalam pengungkapan kasus kematian (Supriyono et. al., 2019). Jenis Serangga tanah
yang teridentifikasi dalam Beberapa penelitian yaitu Entomobrya nivalis, Isotomurus balteatus,
Hypogastura Purpurescens, Neanura muscorum, Micromalthidae debilis, Cucujus clavipes, Euborellia
annulipes, Acerentomidae sp., Parholaspulus sp (Ibrahim dan Kuncoro, 2012).
Serangga yang paling banyak terlibat Dalam penyelidikan forensik adalah lalat sejati Atau Diptera.
Spesies dominan dalam ordo ini Adalah Calliphoridae (lalat tiup), Sacrophagidae (lalat daging) dan
Muscidae (lalat rumah). Calliphoridae (lalat tiup), Sacrophagidae (lalat daging) dapat tiba dalam
Beberapa menit setelah kematian. Muscidae (lalat rumah) menunda kolonisasi sampai Tubuh
mencapai tahap pembusukan Mengembung (Joseph et.al., 2011).
Daftar Pustaka
Gennard DE. Forensic Entomology. Lincoln: WILEY; 2015.
Ibrahim A, Kuncoro H. Identifikasi Metabolit Sekunder Dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sungkai
(Peronema Canescens Jack.) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen. J Trop Pharm Chem. 2012;2(1):8–
18.
Joseph I, Mathew D, Sathyan P, Vargheese G. 2011. The use of insects in forensic investigations: An
overview on the scope of forensic entomology. J Forensic Dent Sci;3(2):89.
Nurwidayati A. 2009. Penerapan Entomologi dalam Bidang Kedokteran Forensik. J Vektor
Penyakit;3(2):55–65.
Supriyono S, Soviana S, Hadi UK. Pola Kedatangan Serangga pada Jasad Hewan Sebagai Indikator dalam
Kegiatan Forensik. J Vet. 2019;20(3):418.
0 Comments