DHIALYA LUQYANA
2210752024
SASTRA JEPANG
UNIVERSITAS
ANDALAS
Sumber: https://images.app.goo.gl/MhuqV7K5oHF6MBDF6
Isi cerita dari karya sastra yang dibuat oleh
pengarang yang berasal dari Jepang kebanyakan sangat berkaitan dengan
kepercayaan Shinto. Pada karya tersebut biasanya terdapat beberapa
bagian yang menceritakan mengenai Torii,
kuil, Miko, Matsuri, dewa, dan lainnya. Salah satu contoh dari karya sastra
yang terdapat cerita mengenai ajaran Shinto
adalah anime Kimi no Na wa karya
Shinkai Makoto. Pada anime ini, ada
beberapa adegan yang terdapat ajaran Shinto
seperti Miko, tarian Kagura, Kuchikamizake, dan Musubi.
Tulisan ini membahas keterkaitan antara Kuchikamizake
dan Musubi yang terdapat di dalam anime Kimi no Na wa (君の名は) karya Shinkai
Makoto, yang rilis pada tahun 2016.
Musubi merupakan salah
satu dewa penciptaan yang bertanggung jawab dalam mengatur kehidupan seperti
jiwa dan roh, serta keadaan dari alam semesta. Musubi juga terkait dengan tradisi mengikat tali, dimana tali
tersebut memiliki arti suatu ikatan takdir dari seseorang dan orang lain yang
saling terikat dan terhubung satu sama lain. Di dalam anime Kimi no Na wa terdapat beberapa makna
dari Musubi, yang pertama adalah
bentuk Musubi yang berupa simpul yang
saling melilit, terurai, dan menyambung lagi disimbolkan sebagai aliran waktu.
Yang kedua, Musubi adalah suatu
ikatan takdir yang dibuat oleh dewa.
Kuchikamizake (口噛み酒) berasal dari kata Kuchi
(口)yang berarti mulut,
Kami (噛み)kunyah, dan Zake (酒)minuman keras yang berasal dari Jepang. Kuchikamizake merupakan Sake tertua di Jepang. Kuchikamizake dibuat dengan cara
mengunyah beras, lalu memasukkan kembali beras yang telah dikunyah tersebut ke
wadah dan difermentasikan selama beberapa hari. Kuchikamizake dulu digunakan sebagai bentuk persembahan kepada
dewa. Mitsuha pada bagian awal anime Kimi no Na wa diceritakan bahwa ia
membuat suatu persembahan kepada dewa Musubi,
yaitu sebuah Kuchikamizake yang
dilambangkan sebagai setengah dari jiwa Mitsuha dan meletakkan Kuchikamizake
tersebut ke dalam sebuah gua yang merupakan bagian tubuh dari kuil dewa.
Kuchikamizake pada anime
Kimi no Na wa berkaitan dengan Musubi,
dimana Kuchikamizake digunakan
sebagai perantara spiritual antara Musubi
atau ikatan takdir dari Mitsuha dan Taki yang terpisah oleh tempat dan waktu. Pada
anime Kimi no Na wa juga disebutkan
bahwa ketika seseorang mengkonsumsi sesuatu dan hal tersebut bergabung dengan
jiwanya, baik itu air, nasi, ataupun Sake.
Hal tersebut dapat menghubungkan antara dewa dan manusia. Taki dan Mitsuha
diceritakan terpisah oleh jarak yaitu desa Itomori dan kota Tokyo dan waktu
yang terpaut 3 tahun, dimana Mitsuha berada di masa lalu dan Taki di masa depan.
Pada bagian awal anime Kimi no Na wa, Mitsuha digambarkan sedang melalukan ritual untuk
persembahan kepada dewa, yaitu dengan cara membuat Musubi, menarikan tarian Kagura
dan membuat Kuchikamizake. Pada saat
Mitsuha membuat Kuchikamizake, ia
lalu meletakkan Kuchikamizake
tersebut di sebuah wadah, lalu ia menutup wadah tersebut dan mengikat kain
penutup wadah tersebut dengan Musubi.
Pada bagian ini terlihat bagaimana awal mula hubungan dari Kuchikamizake yang dilambangkan sebagai setengah dari Mitsuha yang
menjadi terikat dengan Musubi. Setelah
membuat Kuchikamizake, Mitsuha
berperilaku aneh, pada saat itu ternyata jiwa Mitsuha dan Taki telah bertukar. Penyebab
dari hal ini sebelumnya telah disebutkan oleh nenek Mitsuha, yaitu karena
keluarga Mitsuha secara turun-menurun mengalami pertukaran tubuh dengan
seseorang yang menjadi takdirnya sebelum mereka bertemu. Tidak lama setelah
itu, terjadi sebuah tragedi hujan metor yang menghancurkan desa Itomori dan hal
tersebut membuat Taki dan Mitsuha kembali ke waktu dan tubuh masing-masing dan
mereka tidak bertukar tubuh dalam rentang waktu yang lama. Taki yang penasaran
dengan Mitsuha mulai mencari tahu mengenai desa Itomori, akan tetapi ia
terkejut karena desa tersebut ternyata telah hancur karena hujan meteor dan
nama Mitsuha tertulis di daftar nama korban yang meninggal. Taki yang pantang
menyerah memutuskan untuk datang ke desa Itomori yang telah hancur, dan pergi
ke bagian tubuh dari kuil. Ia lalu meminum Kuchikamizake
Mitsuha dan memohon kepada dewa untuk menukar dirinya kembali dengan Mitsuha,
hal ini dilakukan untuk menyelamatkan Mitsuha dan penduduk desa Itomori dari
tragedi hujan meteor. Dewa kemudian mengabulkan permohonan Taki, dan Taki lalu
memulai rencana untuk menyelamatkan penduduk desa Itomori dengan teman-teman
dari Mitsuha. Rencana tersebut berhasil dan Mitsuha beserta penduduk desa Itomori
selamat dari tragedi hujan meteor.Setelah kejadian tersebut Mitsuha dan Taki
melupakan satu sama lain, akan tetapi karena jiwa dan hati mereka telah
terikat, mereka merasakan rindu yang mendalam terhadap satu sama lain. Mitsuha dan Taki dipertemukan lagi oleh Musubi
kembali 5 tahun setelah peristiwa tersebut terjadi.
Kuchikamizake adalah penghubung
antara manusia dan dewa. Kuchikamizake dilambangkan sebagai setengah
jiwa dari pembuatnya. Mitsuha membuat Kuchikamizake dan meletakkannya ke
badan kuil sebagai persembahan kepada dewa. Setelah membuat Kuchikamizake
yang diikat dengan Musubi, Mitsuha dan Taki bertukar tubuh. Hal ini
terjadi karena keluarga Mitsuha yang secara turun -temurun bertukar tubuh
dengan seseorang yang menjadi takdirnya. Takdir Mitsuha dan Taki menjadi
terikat karena Taki yang meminum Kuchikamizake yang telah diikat oleh Musubi milik
Mitsuha.
Demi menyelamatkan Mitsuha yang merupakan takdir dari
jiwa Taki yang telah dibuat oleh Musubi,
Taki memohon kepada Musubi dengan
cara meminum Kuchikamizake buatan
Mitsuha yang merupakan persembahan untuk dewa.
Karena Taki meminum Kuchikamizake yang merupakan penghubung antara dewa dan
manusia, Musubi yang mendengar permohonan Taki, mengabulkan permintaannya
dan menukar jiwa Taki dan Mitsuha yang terpaut waktu 3 tahun untuk
menyelamatkan Mitsuha dari peristiwa hujan meteor.
Mitsuha berhasil selamat dari kejadian tersebut, akan
tetapi mereka melupakan satu sama lain. Karena takdirnya yang telah terikat, Musubi
mempertemukan mereka kembali setelah 5 tahun lamanya.
BIODATA PENULIS
Nama : Dhialya Luqyana
Asal Instansi : Program studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Andalas
0 Comments