Ticker

6/recent/ticker-posts

Gimik Politik: : Antara Strategi dan Manipulasi?

 


Oleh : Fathir Rahmatullah Juvira Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Universitas Andalas

Menururt KBBI, Gimik adalah gerak-gerik tipu daya aktor untuk mengelabui lawan peran. Gimik dapat berupa beragam hal, seperti kata-kata, identitas fisik, atau bahasa tubuh.

Berbagai strategi dipakai dalam dunia politik. Salah satunya adalah penggunaan ‘Gimik Politik’, strategi untuk meraih perhatian dan simpati publik. Tapi, apakah strategi ini sekadar atraksi panggung atau ada substansi di baliknya?

Bicara soal Gimik Politik, Gimik politik sendiri terbagi dalam berbagai bentuk, mulai dari aksi spontan yang viral, meme cemerlang, hingga kunjungan dadakan ke rakyat jelata. . Gimik politik sering kali bersifat spektakuler, lucu, atau dramatis. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian media massa dan media sosial, sehingga dapat meningkatkan popularitas dan elektabilitas politisi tersebut

Di tangan politikus yang cerdas, Gimik bisa jadi jembatan penghubung dengan konstituen. Aksi blusukan bisa memunculkan citra merakyat, meme cerdas bisa mendekatkan dengan generasi muda, dan pidato inspiratif bisa membakar semangat. Namun, di sisi lain, gimik rentan jatuh ke jurang pencitraan palsu.

Bayangkan, blusukan tanpa solusi nyata, meme tanpa substansi, pidato tanpa aksi nyata. Publik akan tersadar dari ‘keajaiban’ gimik dan kecewa dengan ketiadaan implementasi. Gimmick yang berlebihan bahkan bisa dianggap manipulatif, merusak esensi demokrasi yang butuh debat kebijakan, bukan sekadar popularitas.

Jadi, haruskah kita menolak Gimik politik sama sekali? Tidak. Gimik bisa jadi alat efektif jika diimbangi dengan substansi. Fokus tetap pada program kerja realistis, kebijakan solutif, dan komunikasi transparan. Gimik hanyalah bumbunya, bukan hidangan utamanya.

Bagi politisi, gunakan Gimik cerdas dan proporsional. Buatlah publik melihat substansi di balik aksi , bukan sekadar panggung untuk popularitas semu. Bagi masyarakat, jangan terlena gimmick. Jadilah pemilih kritis yang jeli melihat gagasan dan rekam jejak, bukan sekadar terseret arus sensasi.

Dengan sikap kritis dan kesadaran bersama, Gimik politik tak lagi jadi pengabur, tapi alat untuk mendekatkan politik dengan rakyat, bukan malah menjauhkannya.

Ingat, substansilah yang akan menghantarkan kemajuan, bukan sekadar Gimik politik yang memukau mata sesaat.


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS