Ticker

6/recent/ticker-posts

“KILAS BALIK LOGIKA MISTIKA”

oleh : Aqbal Bin Syafi'i

Logika merupakan kerangka berpikir manusia dalam melihat berbagai macam peristiwa kehidupan untuk memperoleh jawaban yang logis. Logika berpikir seseorang sangat beragam, perbedaan kepercayaan dan ideologi  serta adat mempengaruhi bagaimana manusia memutuskan kesimpulan, mengambil hikmah sebuah peristiwa, dan bahkan mempengaruhi rasa ingin tahu terhadap sebab akibat peristiwa alam.  Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut memahami segala situasi yang tengah terjadi, menguak sebab akibat sebuah peristiwa mendorong manusia memiliki rasa ingin tahu sehingga dapat menyimpulkan atas dasar alasan yang masuk akal.

Pada buku Tan malaka tahun 1943 berjudul “MADILOG” yakni “cara berpikir dengan materialisme, dialegtika, dan logika buat mencari akibat yang berdiri atas bukti cukup banyaknya dan cukup eksperimen dan diperamati” Madilog sama sekali dan tepat berlawanan dengan segala-gala yang berhubung dengan mistika dan kegaiban. Tidak pula saya maksudkan bahwa tak ada yang gaib di Dunia, tidak semua hal sudah diketahui. Pengetahuan tidak akan habis dan tidak boleh habis, pengetahuan baru menimbulkan permasalahan baru, tetapi persoalan baru terus menerus pula bisa diselesaikan. Tidak ada batas pengetahuan  dan tidak ada batas persoalan. Inilah bagian dari kehidupan manusia dan bagian dari dunia pikiran. Barang siapa yang mengaku bahwa ada batas pengetahuan atau batas persoalan, maka dia jatuh ke lembah mistika terperangkap dogmatisme.

Sejak saat itu istilah logika mistika mulai dikenal khalayak, banyak pertentangan ketika istilah ini mulai muncul. Sebagian kelompok mengangap bahwa cara berpikir mistika ini dapat membatasi semangat untuk mengetahui berbagai macam pristiwa alam agar mengetahui sebab akibat dibalik kejadian di dunia. Pernyataan ini didukung dengan perkembangan budaya barat dalam hal riset dan teknologi, negara barat yang mementingkan riset dalam membuktikan seluruh kejadian yang ada dimuka bumi menjadikan mereka pusat peradaban ilmu pengetahuan dan teknologi. Timbulnya rasa penasaran oleh negara barat terhadap segala hal merupakan alasan terbesar yang mendorong perkembangan dalam melihat dunia.

Namun kalimat “Logika Mistika” justru lebih dianut di negara arab dan asia. Menggunakan pemikiran mistika dalam memahami nilai-nilai pristiwa di sekitar dalam hal kebudayaan, mengkaitkan segala peristiwa selalu bersangkut paut dengan hal mistik, menjadikan rasa kecukupan bahwa semua hal yang ada di Dunia merupakan sesuatu yang sudah dirangkai dengan rapi oleh sebuah kuasa mistika. Hal ini tentu sesuatu yang tidak salah, sebagai negara yang memiliki kepercayaan terhadap hal ghaib tentu meyakini bahwa semua hal berkaitan dengan hal yang tidak tampak, bagaimana seluruh alam semesta yang sangat luar biasa ini dapat berdiri dengan sendirinya tentu tidak mungkin dan bagaimana semua tahapan kejadian alam dapat tersistematik tampah ada tabrakan tidak sesuai satu sama lain bahkan mempengaruhi kejadian yang lain. Tentu “Logika Mistika” tidak sepenuhnya salah.

Namun apa yang membuat istilah ini menjadi sesuatu hambatan bagi perkembangan negara dan bangsa. Kita hidup di zaman teknologi sudah menjadi sandingan dalam melewati hari demi hari, memudahkan segala hal dalam keseharian kita mendekatkan apa yang sengat jauh dan memberikan akses informasi yang cepat dan instan bagi seluruh manusia di Dunia ini bahkan teknologi sudah hampir menggeser peran manusia sebagai tenaga kerja utama. Keadaan seperti ini yang menggiring “Logika Mistika” menjadi sesuatu yang kuno, menyimpulkan kepada suatu pembuktian nyata saja yang dapat menjelaskan sebuah pristiwa alam.

             Sebagai generasi penerus bangsa tentu kita harus sadar bahwa segala sesuatu memiliki porsi masing-masing, sadar dengan hal-hal yang dapat berdampingan dan dapat disatukan menjadi kunci persatuan. Tidak menyalahkan atau menghapus dengan mutlak sebuah ideologi menjadikan kita sebuah generasi yang dapat beradaptasi di segala kondisi dan situasi. Menjadi insan yang memiliki pemikiran luas mempertimbangkan segala aspek dalam menentukan keputusan agar bangsa dan negara di masa akan datang terus berkembang tanpa melupakan nilai-nilai tradisi dan budaya peninggalan nenek moyang.

             Kembali lagi dengan istilah “Logika Mistika” bagaimana kita meletakkan konsep ini ? Perlu adanya pembatas pemakaian dalam konsep realita dan mistika ini, jika hal tersebut sesuatu yang dilandasi dengan sains atau masih dapat dibuktikan kebenarannya makan masuk dalam konsep realita namun apa bila sesuatu diluar nalar manusia atau bahkan tidak dapat dibuktikan dengan sains maka hal tersebut masuk dalam konsep mistika, dengan catatan bahwa kita manusia sudah sepantasnya penasaran dan membuktikan segala hal agar mengetahui hikmah dibalik segala pristiwa.

Dalam budaya Indonesia adat dan mistik sangat erat kaitannya, adat lebih mengatur tentang moral, cara kita hidup bersosialisasi dengan semua yang ada di sekitar kita, terkadang hukum adat tidak sepenuhnya diambil dari kitab suci, namun adat mengajarkan kita bagaimana sebaiknya berlaku kepada sesama mahkluk hidup. Seperti hukum adat yang beredar terkait menjaga alam, istilah tanah adat atau daerah sakral menjadikan tempat tersebut lebih terjaga dari kerusakan menjauhkan dari oknum yang ingin menguasai kawasan tersebut dan menjadikan kawasan tersebut memiliki pandangan khusus dalam melestarikannya.

Seperti itulah kata Logika Mistika berperan dalam zaman sekarang, membentuk suasana yang seimbang dan mengontrol pemberdayaan alam serta membatasi ketamakan manusia. Kita tidak perlu menyampingkan hal yang berkaitan dengan mistik dan menganggapnya kuno, tetapi kita dapat terus berpegang teguh dan menyatukan cara berpikir untuk menjadi manusia yang berhakikat pemimpin di muka Bumi ini. Jadilah generasi penerus bangsa yang berpikir kritis dan percaya terhadap hal ghaib.  


 

    

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS