Ticker

6/recent/ticker-posts

Kendaraan Listrik: Solusi Polusi atau Malah Menambah Masalah Baru?

 


Oleh :Fadillatul Aziza, mahasiswa universitas Andalas 

Kendaraan listrik merupakan alat transportasi alternatif konvensional. Selain dari fungsinya sebagai sebuah kendaraan, hal yang membedakannya adalah bagaimana kendaraan tersebut bergerak. Dengan menggunakan sumber energi alternatif, sebuah kendaraan listrik berjalan menggunakan tenaga listrik yang mampu diisi ulang.

Perkembangan kendaraan listrik dimulai pada abad ke-20, salah satunya diterapkan pada kereta yang memanfaatkan energi listrik sebagai sumber penggerak. Di Indonesia, penggunaan tenaga listrik pada kendaraan dapat dilihat di lintasan KRL (kereta rel listrik). Selain itu, MRT (mass rapid transit) dan LRT (light rail transit) yang memanfaatkan energi listrik. Sebagai salah satu negara dengan pasar otomotif yang besar, Indonesia terus meningkatkan penggunaan mobil listrik dan sepeda motor listrik. Penggunaan kendaraan listrik adalah hasil dari rencana pemerintah untuk mengurangi pencemaran udara oleh karena emisi karbon yang terjadi pada skala besar. Dengan kata lain, penggunaan kendaraan listrik dapat menjadi salah satu solusi untuk memperbaiki kerusakan lingkungan. Namun di balik itu semua ternyata kendaraan listrik juga memberikan dampak yang merugikan bagi lingkungan. Oleh karena itu mari kita kupas satu per satu dampak dari penggunaan kendaraan listrik ini bagi lingkungan.

Secara umum kita tahu bahwa kendaraan listrik lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan kendaraan konvensional, karena kendaraan listrik tidak memerlukan bahan bakar sebagai sumber utamanya melainkan menggunakan baterai. Berbeda dengan mobil konvensional, mobil dengan teknologi elektrik dibuat tanpa knalpot karena mobil listrik tidak menghasilkan gas buang. Alhasil, timbul dampak positif mobil listrik terhadap lingkungan seperti dapat membantu mengurangi pencemaran udara.

Namun dibalik itu semua menurut penelitian-penelitian yang dilakukan pada tahun 2021, eksploitasi masif litium dan nikel sebagai bahan baku baterai mobil listrik dapat meningkatkan rasio paparan material bahan berbahaya dan beracun (B3). Penelitian beban lingkungan dilakukan dengan Metode Penilaian Dampak Daur Hidup (Life Cycle Impact Assessment atau LCIA) ini menunjukkan vegetasi, hewan bahkan manusia akan kena imbas paparan bahan berbahaya dan beracun (B3) ini.

Dalam proses pembuatan baterai kendaraan listrik, banyak sekali logam dan mineral yang digunakan, seperti kobalt, nikel, dan litium. Pengambilan mineral-mineral tersebut menghasilkan limbah dan dampak lingkungan yang serius. Misalnya, peleburan nikel yang semakin gencar untuk memenuhi permintaan baterai ke depan akan menjadi industri primadona bagi usaha pertambangan di Indonesia. Sayangnya di sisi lain peleburan untuk menjadi baterai nikel juga berpotensi menimbulkan dampak negatif yaitu limbah asam dalam jumlah besar yang penuh dengan logam berat. Lingkungan perairan bisa menjadi sasaran.

Pengisian daya baterai pada kendaraan listrik memerlukan waktu yang cukup lama. Sepanjang sumber energi untuk pengisian daya pada baterai mobil listrik masih menggunakan sumber listrik dengan pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, misalnya, maka polusi udara sebenarnya masih tetap dihasilkan. Dengan kata lain, penggunaan kendaraan listrik hanya sebatas mengurangi tingkat polusi udara di jalanan ketika kendaraan listrik itu dikendarai, namun bisa saja tetap menyebabkan polusi udara dari sumber lain di tempat lain. Oleh sebab itu, dibutuhkan pula sumber listrik yang juga ramah lingkungan, misalnya yang bersumber dari panel surya, turbin maupun nuklir. Artinya, pengembangan dan penggunaan kendaraan listrik harus pula dibarengi dengan penggunaan sumber-sumber energi bersih yang terbarukan.

Masih soal baterai, seperti penggunaan baterai pada perangkat-perangkat elektronik lainnya, baterai kendaraan listrik memiliki batas usia pemakaian. Lewat dari batas usia penggunaan, baterai kendaraan listrik tidak akan berfungsi dan harus diganti dengan yang baru. Lantas, kemana baterai yang lama harus dibuang? Ini juga dapat menjadi persoalan serius bagi lingkungan. Baterai kendaraan listrik yang sudah tidak terpakai masuk ke dalam kategori sampah elektronik. Penanganan sampah elektronik tidak boleh sembarangan. Harus ada prosedur khusus untuk menangani sampah elektronik. Penanganan yang sembarangan dan tanpa prosedur akan sangat membahayakan lingkungan dan kesehatan. Saat ini bahan baterai EV (kendaraan listrik) yang layak didaur ulang adalah kobalt. Namun berarti masih ada litium, mangan, dan nikel, yang tidak dapat didaur ulang secara ekonomis. Materi tersebut memerlukan pengiriman tambahan yang malah meningkatkan biaya.

Namun dari segi polusi suara, kendaraan listrik memang lebih ramah lingkungan daripada kendaraan konvensional. Kendaraan konvensional menghasilkan suara bising di jalan raya yang kerap mengganggu kenyamanan dari pengguna kendaraan. Berbeda halnya dengan kendaraan listrik, kita tidak perlu khawatir dengan suara bising kendaraan ketika sedang berkendara di jalanan. Kendaraan listrik dikenal dengan kualitas mesin yang hampir sama sekali tidak mengeluarkan suara. Bahkan kendaraan listrik diwajibkan memiliki fitur Accoustic Vehicle Alert System (AVAS) atau sistem suara buatan untuk memberikan kewaspadaan bagi pengguna jalan lain.

Oleh karena itu, tentu saja upaya untuk mengganti kendaraan berbahan bakar fosil dengan kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan perlu terus dilakukan. Namun, harus pula diikuti dengan langkah-langkah inovatif dan solutif untuk menekan faktor-faktor yang kemungkinan masih memberi celah bagi terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan di tempat-tempat lain sebagai akibat dari penggunaan kendaraan listrik. Perlu ada regulasi yang disiapkan agar limbah baterai dari kendaraan listrik tidak menjadi masalah baru nantinya atau teknologi yang mampu mengurangi limbah dan daur ulang dari baterai yang ada. Untuk mengurangi polusi dari kendaraan, tindakan bijak yang dapat kita lakukan pada saat ini yaitu dengan mengurangi penggunaan kendaraan khususnya ke tempat yang tidak terlalu jauh serta dianjurkan untuk berjalan kaki atau menggunakan sepeda.


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS