Ticker

6/recent/ticker-posts

Di Bidang Kesehatan, Akademisi Ini Ingatkan Tiga Hal Penting yang Harus Ditangani di Pasaman

 


Di Bidang Kesehatan, Akademisi Ini Ingatkan Tiga Hal Penting yang Harus Ditangani di Pasaman

foto: Masrul


PADANG - Profesor DR. dr. Masrul M.Sc., dosen Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang, menyorot setidaknya tiga persoalan mendasar yang sampai sejauh ini masih terjadi di Kabupaten Pasaman.


Selain akses ke fasilitas kesehatan yang terbatas, menurut Masrul, dua persoalan lainnya adalah angka kematian yang tinggi pada ibu melahirkan, dan kasus gagal tumbuh dan berkembang pada anak (stunting).


Untuk kasus terbatasnya akses masyarakat ke pusat layanan kesehatan, menurut Masrul, sudah terjawab setelah pemerintah meluncurkan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.


Dua hal lainnya, yaitu angka kematian pada ibu melahirkan dan stunting yang masih tinggi, tambah Masrul,  sejauh ini masih menjadi persoalan.


Menurut Masrul, ketika berbicara dengan Sabar AS via zoom beberapa waktu lalu, saat Sabar baru dilantik menjadi Wakil Bupati Pasaman, persoalan ini diingatkan Masrul  pada yuniornya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu.


Dikatakan Masrul pada Sabar, sebuah daerah yang banyak ditemukan ketiga kasus di atas, dalam pandangan masyarakat internasional, merupakan daerah yang kurang mendapat perhatian dari pejabatnya.


Sementara, menurut Masrul, HMI tempat ia dan Sabar digembleng menjadi calon pemimpin, menggembleng para kader untuk menjadi calon pemimpin yang bisa memberi kontribusi bagi kepentingan orang banyak.


Berbekal pengkaderan yang cukup lama dijalani di HMI, Masrul yakin kepemimpinan Sabar di Pasaman dalam kapasitasnya sebagai bupati akan memberi corak tersendiri. "Bukan pemimpin yang lahir dengan cara-cara instan, misalnya karena kekuatan uang untuk mendapatkan kekuasaan," sebut Asrul.


Sabar, menurut Masrul, akan membawakan kepemimpinan komunikatif, yaitu suatu corak kepemimpinan yang mau mendengar masukan-masukan dari pihak lain, bahkan dari bawahannya sekali pun kalau itu dianggap baik.


Corak kepemimpinan seperti itu, menurut Masrul, bawahannya yang menjalankan instruksi bertolak dari rasa segan, bukan lantaran takut.


Karena lama digembleng dengan ilmu kepemimpinan selama menjadi aktivis HMI, menurut Masrul, Sabar juga diyakini memiliki jaringan dan relasi yang sangat luas.


"Bila dipercaya duduk di posisi tertentu seperti menjadi kepala daerah atau bupati, Sabar akan memanfaatkan jaringan yang luas itu untuk memberi nilai tambah bagi kepemimpinannya," terang Masrul.***

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS