Oleh: Merisa Laras Putri Fakultas Ilmu politik mahasiswa universitas Andalas
Generasi
Z dan generasi milenial menjadi 2 dan kolompok yang disebut sebagai pilar
generasi emas pada tahun 2024. Generasi Z adalah mereka yang lahir dalam
rentang tahun 1997 sampai dengan tahun 2012. Generasi ini merupakan generasi
peralihan dari generasi Milenial dengan tekonolgi yang semakin berkembang . Sensus
2020 mencatat jumlah penduduk Indonesia didominasi Genarasi Z dengan jumlah
75,49 juta jiwa atau 27,49 persen dari 270,2 juta jiwa total penduduk Indonesia.
Kemudian generasi milenial yang jumlahnya mencapaii 69,90 juta jiwa atau dengan
25,87 persen total penduduk.
Artinya,
jumlah Milenial dan Gen Z itu tidak kurang dari dari separuh jumlah penduduk
Indonesia. Dengan jumlah itu kedua generasi tersebut menjadi aspek yang
diperhitungkan di berbagai aspek kehidupan.
Perihal
partispan dalam politik, Gen Z sangat substansial karena presentase dari jumlah
pemilih milenial bayak menyumbangkan hak suara pada Pemilu 2024 nantinya. Selain
jumlahnya yang cukup banyak, Gen Z juga dapat mempengaruhi kehidupan para era
reformasi dimana segala susuatu menggunakan internet atau media online.
Generasi ini cendrung menyukai tekonologi digital yang fleksibel, lebih cerdas,
dan toleran pada perbedaan. Selain itu mereka juga menyukai hal-hal yang
bersifat instan dan kurang peka terhadap esensi privat. Karakteristik tersebut
yang mempengaruhi cara pendang dan tujuan hidup termasuk cara pandang mereka
pada pemilu 2024.
Dengan jumlah
yang relative banyak, para tokoh politik berupaya memaksimalkan untuk membangun
opini public yang bersifat humanis dan persuasive di tengah generasi Z. Karena
generasi Z dinilai sebagai suatu kolompok yang mampu memberikan kontribusi
besar tehadap setiap kandidat. Dari pandangan politik saat ini, partisiapasi
gen Z sangat mencuri perhatian setiap kandidat politik. Karena intensifikasi
terhadap akses infornmasi dari pemanfatan teknologi digital (media sosial)
membuka ruang untuk mengakses beragam isu secara luas dan cepat.
Strategi untuk
mengambil daya tarik gen Z terhadap dunia politik dapat diandalkan melalui
media digital seperti intagram, facebook, tweeter, tiktok, youtube, dan media
sosial lainnya yang memiliki hubugan erat dengan generasi Z. Dapat dilihat
penggunakan teknologi oleh gen Z sekitar 8,5 jam setiap harinya. Untuk itu
informasi seperti kampanye dan pesan politik yang dilakukan oleh para tokoh
politik sangat relavan di kelompok ini.
Pemilu merupakan
alat bantu untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Oleh sebab itu generasi Z
berperan penting dalam mewujudkan kedaulatan tersebut dengan ikut
berpartisipasi secara politik melalui pemilihan umum yang diselenggarakan oleh
pemerintah.
Akses informasi politik yang
luas menjadi sarana untuk mencerna pilihan yang baik untuk menjaga marwah
demokrasi sehat. Memahami setiap opini dari jejaring media sosial dan membuka
ruang diskusi digital yang harmonis. Karena mau tidak mau dan suka tidak suka
generasi Z akan menjadi bagian dari demokrasi politik bangsa ini secara
berturut-turut.
Memang benar, tidak salah
rasanya jika nantinya suara generasi z akan jadi ladang rebutan bagi setiap
peserta pemilu. Namun, dibalik itu semua, setidaknya pemahaman generasi z dalam
hal dunia politik hendaknya juga semakin diasah agar nantinya mereka tidak
hanya dimanfaatkan oleh kandidat untuk memiliki suara yang dimiliki oleh
generasi z. Sangat disayangkan sekali apabila generasi Z dengan jumlahnya
yang sangat banyak hanya dimanfaatkan saja tanpa mereka mengetahui untuk apa
mereka harus berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan pemilu 2024.
Untuk
itu, dengan semikin dekatnya pelaksanaan pemilu, penting rasanya untuk
menekankan kembali kepada generasi Z agar menambah wawasan tentang dunia
politik khususnya dalam pelaksnaan pemilu 2024 nantinya. Karena jika generasi Z
paham dengan hal yang bekaitan dengan kepemiluan, tentu akan menjadi catatan
baik bagi pelaksanaan pemilu 2024 yang akan datang.
0 Comments