Ticker

6/recent/ticker-posts

PACU ITIAK PAYAKUMBUH

 

Oleh : Fatwa Fauzia
Mahasiswa universitas Andalas 


PACU ITIAK PAYAKUMBUH

Minangkabau terkenal dengan masyarakatnya yang masih melestarikan budaya yang berlangsung dari sekian lama hingga sekarang. Budaya yang telah diteruskan secara turun temurun ini dijaga dengan baik oleh masyarakat Minangkabau. Hal ini tidak terlepas dari identitas masyarakat Minangkabau itu sendiri yang mencintai budaya kearifan lokalnya.

Salah satu budaya yang mungkin jarang di dengar bahkan oleh masyarakat Minangkabau itu sendiri adalah budaya pacu itiak (balap itik). Sebagaimana balapan hewan lainnya, pacu itik menggunakan hewan itik sebagai objek yang di perlombakan di negeri Payakumbuh dan Kabupaten 50 Kota. 

Pada sekarang ini, kegiatan perlombaan pacu itiak ini sudah masuk ke dalam kebudayaan daerah non benda sejak tahun 2020. Dalam kegiatan pacu itiak terdapat nilai-nilai budaya seperti persaingan, kejujuran, patriotisme, kerja sama hingga hiburan.

Tradisi Pacu Itiak ini bermula pada tahun 1926 di kota di Payakumbuh. Kala itu ada seorang pemuda dari Sicincin bernama Burakan yang beternak itiak. Kala itu Burakan sedang menggembalakan itiknya lalu mengiringnya pulang. Ternyata ada itik yang tertinggal jauh di belakang dari kawanannya yang sudah jauh di depan bersama. Tiba-tiba itik yang tertinggal ini terbang ke depan menyusuri pematang sawah dengan cepat hingga sampai pada rombongannya. Melihat hal ini, Burakan heran karena itik ini bisa terbang.

Hari selanjutnya Burakan menggembalakan itik seperti biasa lalu hal yang samapun terjadi. Itik yang tertinggal dibelakang tersebut tiba-tiba terbang dan menyusul kawanannya. Hal itu jadi pertanyyan bagi Burakan mengingat itik ini juga amerupakan itik petelur. 

Burakan yang masih takjub dengan apa yang terjadi keesokan harinya berkumpul bersama teman-temannya di warung dan mulai nenceritakan kejadian unik ini kepada mereka. Namun, bukannya kagum dengan penjelasan dari Burakan malah mereka tidak ada yang percaya. Hal ini membuat Burakan tertantang untuk membuktikan fenomena itik terbang ini kepada teman-temannya dan menyuruh mereka untuk melihat langsung.

Burakan bersama teman-temannya bertemu ditempat yang dijanjikan dan membuktikan hal tersebut. Lalu temanya mencoba mengambil Itiak yang lain dan mencoba menerbangkannya namun ternyata itik tersebut tidak bisa terbang. Mereka kemudian berusaha melihat perbedaan antara Itiak yang bisa terbang tadi dengan yang tidak bisa terbang. Kemudian ditemukan ciri khas Itiak yang bisa terbang itu.

Selang waktu berlalu maka beberapa tahun kemudian Burakan menyampaikan ide untuk laksanakannya perlombaan pacu itiak. Perlombaan ini awalnya di adakan di tengah sawah. Lalu Burakan membawa Itiak ini untuk terbang ke jalan raya. Lintasan jalan yang digunakan adalah jalan raya yang pada akhirnya Itiak yang di latih ini bisa terbang sesuai lintasan. Kemudian pada tahun 1928 diadakanlah pacu itiak ini disetiap acara seperti alek nagari (pesta rakyat), batagak rumah gadang (mendirikan rumah adat), dan baralek (pesta pernikahan). 

Pada tahun 1958-1960 kegiatan Pacu Itiak sempat terhenti karena terjadi konflik di dalam negeri. Namun demikian pada tahun 1960 pacu itiak mulai di gelar kembali di nagari-nagari sampai saat ini. Saat sekarang ini pertunjukan pacu itiak juga ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu penting dalam acara-acara tertentu, seperti menyambut tamu kehormatan, HUT Kota Payakumbuh, HUT Bayangkara di MAPOLRESTA Payakumbuh. Disamping itu, pacu itiak juga diselenggarakan di Festival Kemilau Lembah Harau di Kabupaten Lima Puluah Kota, Tour de Singkarak, Festival PEDATI di Kota Bukittinggi, Ulang Tahun Kota Solok, serta Pekan Budaya di Kota Padang 

Pacu itiak sering dijadikan sebagai acara perlombaan. Gelanggang tempat pelaksanaan lomba pacu itiak ini dilakukan di lintasan sepanjang 1600 meter, biasanya yang digunakan sebagai gelanggang adalah sawah milik masyarakat, namun seiring waktu masyarakat membuat gelanggang tersendiri untuk perlombaan pacu itiak. Perlombaan pacu itiak ini juga memiliki kelas, dimulai dari kelas 800 meter hingga 1600 meter.

Syarat perlombaan ini cukup unik, dikarenakan itiak yang dijadikan peserta adalah itiak yang bisa terbang. Karena kita tau bahwa tidak semua itiak bisa terbang, maka peserta lomba memilih itiak yang bisa terbang seperti itiak sawah pilihan dengan berbagai persyaratan.  Syarat utama yang wajib dipenuhi oleh peserta yaitu itiak yang dipilih harus mempunyai warna kaki yang sama hitam atau kuning, memiliki sisik kecil diujung jari tengah, memiliki jumlah gigi yang ganjil, memiliki sayap yang panjang yang mengarah keatas. 

Perlombaan ini dimulai dengan peserta melepaskan itiak pada garis awal perlombaan, kemudian itiak akan terbang ke garis finis. Kemenangan peserta lomba ditentukan oleh juri yang telah menunggu di garis finis.  Terkadang adanya konflik antara peserta dengan panitia yang menyelenggarakan perlombaan pacu itiak. Dikarenakan hasil dari juri tidak sesuai dengan keinginan peserta. Serta kadang adanya kecurangan yang dibuat oleh peserta agar itiak yang di lombakan bisa menang, seperti menusuk itiak sebelum dilepaskan pada titik awal perlombaan. 

Perlombaan pacu itiak dilestarikan oleh pemerintah kota Payakumbuh untuk meningkatkan kunjungan pariwisata dan juga supaya bisa dikenal oleh dunia. Saat ini pacu itiak dibuatkan organisasi profesional nya dengan nama Persatuan Olahraga Pacu Itiak (PORTI) yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengelola ajang-ajang perlombaan pacu itiak yang akan dilakukan.

Usaha dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk memperkenalkan kembali serta mensosialisasikan Pacu itik ini, mengingat kebanyakan hanya turis lokal yang mengikuti acara pacu itik ini. Pemerintah dan masyarakat hendaknya saling berkolaborasi dalam mempromosikan bahwa tradisi Pacu itiak ini merupakan fenomena unik yang patut untuk dijaga kelestariannya dan dipertahankan keasliannya karna tradisi Pacu itiak merupakan satusatunya yang ada di Indonesia

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS