Ticker

6/recent/ticker-posts

PEPATAH PETITIH

 


      (Oleh : Ayu Azhara Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas)  


         Pepatah merupakan suatu pribahasa yang dimana didalamnya menggandung nasihat atau ajaran yang terdapat dari orang tua-tua dahulu , biasanya untuk sebagai suatu ucapan dimana untuk sebagai mematahkan lawan bicaran nya .

        Sedangkan untuk Petitih merupakan sebuah aturan yang dimana mengatur sebuah pelaksanaan dalam suatu adat dengan seksamaseksama. Untuk petitih juga merupakan suatu aturan sebuah operasional atau pelaksanaan serta batasan sebuah peraturan yang ada di dalam masyarakat. 

           Fungsi dalam pribahasa yaitu ,memiliki fungsi di bidang sosial ,pribahasa juga punya suatu susunan sebuah kata yang menarik ,singkat, padat , bermakna dan jelas. dapat berupa atau dijadikan suatu nasihat. memiliki identitas kelompok maupun indivu . dan membuat suatu percakapan atau suatu bahasa yang langsung menjadi menarik dan indah.

         Dalam sebuah pepatah akan terdapat dua baris atau lebih di mana hal tersebut di sebut satu demi satu , pepatah juga sebuah bentuk kiasan yang dimana terpakai untuk tujuan menyatakan sesuatu dengan suatu kata yang pendek dalam sebuah bentuk kalimat ,seperti contoh dibawah ini :


       1. Bajalan paliharo kaki, mangecek paliharo lidah

 (Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah)

            Dalam pepatah ini menjelaskan bahwa saat ketika kita akan berjalan maka kita harus menjaga atau peliharalah kaki dan pada saat ketika berbicara dengan seseorang atau siapapun maka kita harus peliharalah lidah agar ketika berbicara tidak menyakiti atau menyinggung seseorang dengan lidah yang tajam. Hendaklah kita benar-benar menjaga serta memutuskan sesuatu dan hendaklah kita juga mempertimbangkan segala apa yang terjadi kemudian agar apa yang kita lakukan itu tidak membahayakan diri kita sendiri.

                 Kadang banyak orang-orang ingin pergi ke suatu tempat dengan tidak menjaga kaki tersebut sehingga tanpa disadari melanggar aturan yang ada dalam sebuah adat ,contonya seorang perantau ingin ke jawa maka dia harus menjaga kakinya agar tidak terjadi suatu penyesalan. Sedangkan ketika seseorang perantau juga harus menjaga lisanya agar tidak menjadi suatu penyesalan atas apa yang dia lontar saat berbicara .

      2. Dima bumi dipijak, di sinan langik dijunjuang

 (Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung)

           Dalam pepatah ini menerangkan atau mengajarkan kita bahwasanya setiap seseorang itu haruslah mampu dalam sebuah beradaptasi dengan satu masyarakat atau tempat di manapun dia berada serta dengan menghargai sebuah adat dan budaya yang ada di tempat tersebut tanpa seseorang itu harus kehilangan jati dirinya.

            Ini bisa diterapkan bagi seorang perantau juga karena dimanapun dia berada maka seorang perantau itu harus menghargai apa yang ada dalam sebuah tempat tersebut ,baik itu dalam lingkungan nya, agamnya, adatnya dan lain sebagainya. Serta punya jiwa sosial terhadap suatu masyarakat di tempat tersebut .

        3. Jauah bajalan banyak diliek, lamo hiduik banyak diraso.

 (Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasa)

           Dalam pepatah ini menjelaskan bahwasanya semakin jauh seseorang menempuh sebuah perjalanan maka seseorang itu semakin banyak pula hal yang akan di lihat oleh seseorang itu,dan semakin lama pula seseorang itu menjalani sebuah kehidupan maka pasti beragam pula masalah yang akan dihadapi oleh seseorang itu . 

            Hal ini sudah pasti seseorang itu akan banyak sekali pengalaman yang akan dia rasakan apabila dia sering berjalan dan pastinya banyak yang dia temukan saat perjalanan hidupnya ,dari yang mungkin tidak tahu menjadi tahu hal tersebut juga terjadi dalam masalah sebab semakin jauh pula dia berjalan pasti ada juga masalah yang berbeda.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS