Oleh Nisa Aulia Mahasiswa Universitas Andalas
Naskah merupakan salah satu warisan budaya yang sangat berharga bagi suatu bangsa karena menjadi bukti peninggalan yang menyimpan pengalaman, pikiran dan perasaan para leluhurnya (Dwi Laily Sukmawati, n.d.). Menurut Perpusnas (2021) naskah merupakan benda konkret dari hasil objek penelitian filologi. Seorang penulis masa lampau menyampaikan ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa di dalam sebuah naskah. Naskah biasa disebut dengan manuskrip (manuscript disingkat ms atau mss untuk bentuk jamak).
Naskah Lama Madura berisikan tentang kultur dan sejarah Madura yang mengalami pergesaran dan perubahan kultur dan agama pada masa lalu. Dwi Laily Sukmawati dalam jurnalnya menyatakan bahwa tradisi pernaskahan di Madura diperkirakan berlangsung masa berjayanya kerajaan Hindu di Jawa Timur. Setelah masuknya Islam kemadura pada abad ke-15 mulai terjadi penyelinapan kitab agama, baik dari ulama dari Timur Tengah maupun dari ulama lokal.
Pada tahun 2011 naskah madura tercatat tidak sampai dari 500 buah naskah yang tersimpan diseluruh perpustakaan umum dan seluruh dunia. Balai Bahasa Surabaya sebagai lembaga kebahasaan dan kesusastraan mengadakan kegiatan penginventarisasian naskah lama Jawa Timur. Kegiatan ini sudah dilakukan selama tiga periode yang dimulai pada tahun 2008 hingga tahun 2010.
Tahap pertama yang dilkukan pada tahun 2008 dilakukan di daerah Tapal Kuda yang meliputi Situbondo, Pasuruan, Probolinggo, Jember, Babyuwangi, dan Bondowoso. Pada tahap ini ditemukan sebanyak 139 judul naskah yang setelahnya dikelompokkan sesuai dengan jenisnya yang terdiri dari naskah alquran sebanyak 38 nakah, naskah tauhid sebanyak 4 naskah, naskah hukum sebanyak 7 naskah, naskah sejarah sebanyak 43 naskah, naskah bahasa sebanyak 6 naskah, naskah filsafat sebanyak 7 naskah, naskah Tengger sebanyak 15 naskah, naskah cerita sebanyak 8 naskah dan dan naskah lain-lainnya sejumlah 1 naskah.
Tahap kedua dilakukan pada tahun 2009 di wilayah Kab./Kota Mojokerto, Kab./Kota Malang, Kab./Kota Blitar, Kab./Kota Kediri, Kab. Jombang. Kota Surabaya, Kab. Bojonegoro, dan Kab. Trenggalek. Pada tahap ini ditemukan sebanyak 139 naskah yang terdata. Pada Kab/kota malan ditemukan sebanyak 89 buah naskah, di Kediri sebanyak 4 buah naskah, Mojokerto didapatkan sebanyak 4 naskah, Trenggalek 13 naskah, Blitar 6 naskah, Surabaya 5 naskah, Jombang 13 naskah, dan Bojonegooro 5 naskah.
Pada tahap ketiga inventrisasi ini lebi berfokus terhadap wilayah Madura meliputi Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Naskah Lama Madura tidak hanya yang berbahasa Madura dan menggunakan huruf caraka saja, tetapi Naskah Lama Madura juga dapat berbahasa Jawa dengan aksara Jawa, berbahasa Jawa dengan tulisan jawi bahkan menggunakan bahasa Arab dan bertulisan arab. Stelah dilakukan inventarisasi ini ditemukan sebanyak 242 naskah yang telah berhasil diinventarisasi. Naskah yang sudah diinventarisasikan tersebut tersimpan dibeberapa tempat seperti, ada 116 naskah yang dikoleksi Meseum Mpu Tantular Jawa Timur; 2 naskah dikoleksi di Museum Cokroningrat, Bangkalan; terdapat 5 naskah yang menjadi koleksi milik pribadi masyarakat Bangkalan; 4 naskah koleksi Museum Umum Daerah Pamekasan; 32 naskah milik pribadi warga pamekasan; 59 naskah koleksi Museum Sumenep; 5 naskah milik pribadi masyarakat Sumenep; 10 naskah Museum Radya Pustaka Solo Sunobudoyo Yogyakarta; 9 naskah Fakultas Sastra Indnesia (Dwi Laily Sukmawati, n.d.). 242 naskah yang berhasi ditemukan ini dikelompokkan lagi berdasarkan jenisnya maka didapatkan naskah keagamaan sebanyak 137 naskah, naskah kisah nabi sebanyak 29 naskah, naskah sejarah sebanyak 25 naskah, naskah bahasa sebanyak 27 naskah, naskah sastra sebanyak 20 naskah dan naskah primbon/mantra sebanyak 4 naskah.
Dalam pencariannya Naskah Lama Madura cukup sulit untuk didapatkan hal ini karena sulitnya mendapatkan perizinan dari pihak pemilik naskah tersebut. Meskipun demikian tim inventarisasi ini berhasil mendapatkan beberapa data naaskah pribadi, seperti;
1. Abdullah Hamid, Ia memiliki sebanyak 30 naskah madura yang disimpan disebuah peti. Ia mendapatkan naskah tersebut dari ayahnya yang dikenal sebagai seorang Kiai.
2. K.M. Faizi, naskah yang ia miliki bukanlah naskah yang asli melinkan naskah salinan yang ditulis tangan. Naskah yang aslinya berkemungkinan terletak di Pesantren Salafiyah Safiyah Sukorejoasembagus Situbondo.
3. Naovem Ali Sahos Sudirman, merupakan salah seorang yang memiliki naskah madura berbentuk macapat yang berisi kisah Nabi Yusuf A.S. ia mengatakan bahwa dulunya ia memiliki banyak naskah yang diwarisi dari ayahanndanya. Namun karena ia tak mengerti dengan apa isi naska tersebut beliau pun memberikannya kepada orang-orang yang memahami dan membutuhkan naskah tersebut. Dengan bantuan beliau tin inventarisasi dapat dengan mudah melacak kembali naskah-naskah tersebut dan ditemukan beberapa naskah yang berhasih untuk didokumentasikan yaitu:
- H. Mukrim, ia memiliki sebanyak 3 buah naskahnaskah madura.
- Daurat/Parki, ia memiliki satu naskah yang berupa kitab alquran. Keadaan naskah ini sangatlah rapi dan tulisannya masih bisa di baca. Menurut pemiliknya kitab itu masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
- Muhalili, ia menyimpan dua buah naskah.
- Mattarip, ia menyimpan tiga Naskah Lama Madura.
- Mattari, ia memiliki naskah yang berjudul Bhar Kiamat yang ditulis menggunakan bahasa Madura. Naskah ini berbentuk macapat dan berisi tentang kematian, siksa kubur, dan gambaran terjadinya hari kiamat.
- Su’udi, memiliki 4 buah naskah lama, naskah yang ia miliki tersebut merupakan naskah yang diwariskan turun-temurun.
- Marsuki, memiliki satu naskah primbon yang berisi tentang perjodohan dan penentuan hari/waktu untuk melaksanakan perjodohan dan kerja.
4. R.M. Hasan Sastra, ia memiliki satu naskah yang merupakan duplikat dari Madoeka en Ziyn Vor Stenhus, yang berisi tentang sejarah/babad Bangkalan yang ditulis menggunakan huruf latin dan berbahasa Belanda.
5. Kurniawan, ia memiliki tiga Naskah Lama Madura.
6. Sunar Dwihadjowahono, ia memiliki satu naskah yang berupa Bunga Rampai (Dalil) yang berisi tentang hakikat manusia sejati.
0 Comments