Ticker

6/recent/ticker-posts

Baju Kuruang Basiba Ciri Khas Minangkabau

 


Oleh : Latifah
Mahasiswa sastra MInangkabau university andalas

Pakaian adalah suatu kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat yang dimana saja berada. Pakaian yang dikenakan masyarakat sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar dan juga menjadi penutup tubuh khususnya perempuan. Pakaian juga sandang untuk kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan oleh masyarakat dimana saja berada. Setiap daerah atau tempat pastinya memiliki pakaian khusus yang ada sejak dulu dari nenek moyangnya, pakaian yang di turunkan secara turun-temurun. Pakaian khas yang dimiliki setiap daerah bisa dikatakan sebagai simbol atau lambang di daerah tersebut. Apalagi untuk seorang perempuan di daerah-daerah lain tentunya memiliki baju khas masing-masing. Biasanya pakaian khas atau adat memiliki keunikan yang beragam dan memiliki makna yang berbeda-beda. Salah satunya seperti di daerah Minangkabau yang memiliki baju khasnya atau baju adatnya yaitu baju kuruang.

Baju kuruang adalah baju adat yang diturunkan secara turun-temurun. Baju kuruang diturunkan khususnya kepada perempuan-perempuan yang ada di daerah Minangkabau. Baju kuruang yang diturunkan oleh nenek moyang kita tidak sembarangan tentu saja baju kuruang itu memiliki arti atau sebuah makna yang tersirat di dalamnya. Baju kuruang ini biasanya dipakai pada saat ada acara pernikahan dan dahulu juga di pakai pada pakaian sehari-hari. Tidak hanya pakaian sehari-hari baju kuruang ini juga di peruntukan pada pakaian mempelai wanita pada acara pernikahan. Pakaian baju kuruang adalah sebagai identitas masyarakat khususnya perempuan-perempuan yang ada di Minang. Nama lain dari pakaian adat perempuan Minang adalah Limpapeh. Salah satu jenis baju kuruang yang ada di Minangkabau yaitu baju kuruang basiba. Baju kuruang basiba adalah salah satu jenis baju kuruang yang banyak di pakai oleh masyarakat Minang. Baju kuruang Basiba memiliki sebuah makna disetiap bagian yang ada pada baju basiba.

Baju kuruang basiba memiliki ke khasan yang ada pada samping baju basiba. Bagian yang ada pada samping baju basiba tersebut dinamakan sebagai siba atau kikik. Di dalam Minangkabau yang selalu memegang falsafah Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Ini menandakan bahwa baju kuruang basiba sebagai perwujudan dari falsafah yang di pegang oleh Minangkabau. Mengapa demikian? Karena baju kuruang basiba dibuat dengan rupa yang panjang dan longgar yang menandakan agar perempuan tetap menjaga auratnya. Tidak hanya sebagai menutup aurat baju kuruang basiba juga memiliki makna tersirat yang ada pada bagian baju tersebut.

Bagian yang ada pada samping pakaian yang disebut siba atau kikik. Siba batanti baliak balah, disisiak makau ka amasan kata-kata tersebut dapat mengambarkan bahwa perempuan di Minangkabau sebagai penyambung dua kubu yang bertolak belakang. Agar perempuan di Minangkabau mampu menjadi penengah dan penyatu dari dua kubu yang bertolak belakang. Itulah mengapa perempuan di Minangkabau disebut sebagai Limpapeh rumah gadang. Ada pepatah yang mengatakan “Bundo kanduang limpapeh rumah nan gadang, Amban puruak pegangan kunci Amban puruak aluang bunian, Pusek jalo kumpulan tali, Hiasan dalam nagari”. Karena peranan perempuan di rumah gadang sangat berarti. Pepatah tadi mengatakan begitu indah perumpamaan peran seorang Bundo Kanduang di Minangkabau, yang mengandung anak keturunanya dalam suatu pertalian darah yang berlanjut secara turun-temurun dari garis per-ibuan atau matrelineal, yang digambarkan dalam suatu bahasa kalbu, yang dikenal dengan sebutan petatah petitih Minangkabau.

Di dalam Minangkabau juga memiliki pepatah yang berkaitan dengan baju kuruang. Adapun pepatah minang terkait pakaian baju kuruang ini yaitu : “babaju kuruang gadang langan, paapuih miang dalam kampuang, pangipeh angek nak nyo dingin, Siba batanti baliak balah, basisiak makau ka amasan, Gadang basalo jo nan ketek, Tando rang gadang bapangiriang, Tagak baapuang jo aturan, Baukua jangko jo jangkau, Duduak baagak bainggoan, lihianyo lapeh tak bakatuak, babalah sainggo dado, Rang gadang pahamnyo lapang, rang cadiak paham salero”.

Tetapi pada zaman modern ini banyaknya perempuan di Minangkabau yang tidak tau tentang hal itu. Banyaknya perempuan-perempuan di Minang yang kurang tau tentang pakaian baju kuruang basiba. Pada zaman modern ini banyaknya perubahan yang terjadi pada pakaian baik jenis atau bentuknya. Karena masuknya budaya luar membuat pergeseran terhadap budaya yang sudah ada. Maka dari itulah pakaian baju kuruang basiba ini sudah jarang terlihat lagi pada era zaman modern ini. Mereka lebih memilih pakaian yang terbuka daripada yang tertutup. Biasanya pakaian baju kuruang basiba ini dipakai oleh perempuan Minang sebagai pakaian sehari-hari tetapi sejalan berkembangnya zaman baju kuruang ini sudah jarang dipakai dan bisa dikatakan hanya ada beberapa daerah yang menggunakannya. Karena mereka menganggap pakaian baju kuruang ini sudah kuno dan tidak zaman lagi dan mereka lebih memilih warna dan modisnya yang tidak ketinggalan zaman. Karena itulah mereka lebih memilih pakaian budaya luar karena lebih modis dan menarik. Mereka memilih pakaian yang lebih tren dan tidak ketinggalan zaman.

Namun yang terjadi pada saat ini adalah banyaknya perempuan Minangkabau yang tak lagi mengetahui apa itu baju kurung basiba. Kenapa sekarang jarang terlihat perempuan di Minangkabau memakai baju kuruang basiba? Besarnya pengaruh model pakaian yang sangat mudah didapatkan dari kemajuan teknologi menyebabkan mereka lebih merasa bangga menggunakan model pakaian di luar daerahnya. Bahkan meski telah tahu bahwa itu menampakkan aurat mereka tetap saja mengenakannya.

Sejalan dengan itu, Allah SWT pun telah memerintahkan kepada umat manusia termasuk wanita di Minangkabau untuk menutup auratnya. Sebagaimana yang diterangkan dalam (QS Al-A’raf: 26) yang artinya: “Wahai anak Adam (manusia), sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi (aurat) tubuhmu dan untuk perhiasan”. Pengaruh dari pergeseran budaya ini akibatnya melanda seluruh masyarakat yang ada di Indonesia Khususnya masyarakat yang ada di Minangkabau. Tetapi sekarang ini perempuan-perempuan yang di anggap sebagai Bundo Kanduang kini telah melanggar tata cara berpakaian adat tak hanya itu mereka juga melanggar tata cara pakaian yang disyariatkan oleh agama islam. Modernisasi atau pergeseran budaya pada zaman modern yang mempengaruhi masyarakat Indonesia terutama pada daerah Minangkabau dengan gaya hidup yang menuntut masyarakat untuk hidup terlihat lebih elit dan mewah serta tidak ketinggalan zaman lagi. Peluncuran produk baru dengan desain menarik dan menggiurkan berakibat masyarakat meninggalkan produk budaya turun temurun seperti baju kuruang basiba yang sudah mulai terlupakan dan mereka lebih bangga mengenakan desain atau model pakaian luar.

Dengan mempelajari kembali tentang kebudayaan membuat masyarakat lebih tau sedikit banyaknya tentang kebudayaan yang sudah ada. Pada saat zaman modern ini hal yang biasa kita lihat yaitu tradisional Minangkabau yang tidak lagi sesuai dengan falsafah serta baju kuruang basiba saat ini sudah dianggap sebagai pakaian kuno. Mereka pun tidak lagi memahami apa makna dari pakaian adat. Seiring dengan berkembangnya zaman masyarakat lebih mengikuti pada zaman yang sudah modern dan hampir melupakan kebudayaan yang sudah ada. Di zaman modern Masyarakat lebih memilih tidak mengenakannya. Dalam hal ini agar budaya itu tidak terlupakan perlunya peranan penting di dalamnya yaitu masyarakat itu sendiri. Agar masyarakat itu sendiri tidak melupakan kebudayaan-kebudayaan yang sudah ada sejak dahulu.


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS