Ticker

6/recent/ticker-posts

Kata Ganti Orang Pertama Pada Masyarakat Minangkabau


Oleh : Fauziah Nur Hikmah

Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau



Suku Minang adalah salah satu suku besar yang tersebar di Indonesia. Kebiasan orang Minang merantau membuat mereka mudah ditemukan di mana pun. Orang Minang sangat mudah dikenali paling tidak dari logat saat mengucapkan bahasa Minang.Di Minangkabau sendiri sangat menjunjung kesopan santunan, apalagi terhadap orang yang lebih tua. Saat kita menyapa pun ada sapaan-sapaan yang sopan dan pada tempatnya. Jika kepada orang yang lebih tua perempuan biasanya menggunakan sapaan “Amak atau Bundo dll” Jika kepada orang yang lebih tua laki-laki biasanya menggunakan panggilan “ayah atau abak dll”. Dan bagi Masyarakat Minangkabau sendiri nama itu penting, seperti yang disebutkan pepatah ketek banamo gadang bagala. Ketika masih kecil nama kita yang akan disebut untuk memanggil kita, namun ketika sudah besar maka gelar yang sudah diberikan pada saat kita menikahlah yang akan dipanggil untuk kita. Namun bagaimanakah panggilan untuk diri kita sendiri dimasyarakat Minangkabau? Inilah beberapa sapaan untuk diri sendiri yang ada di Minangkabu.

Aden

Aden sendiri merupakan salah satu panggilan untuk diri sendiri di Minangkabau, Penggunaan kata aden sendiri digunakan kepada lawan bicara yang sama besar dengan kita atau teman sepermainan, karena panggilan aden sendiri dipandang kurang sopan jika kita berbicara pada orang yang lebih tua. Panggilan aden juga bisa digunakan untuk orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda, namun untuk menjaga kesopanan dan juga tata krama lebih baik tidak menggunakan panggilan ini, hal ini juga bertujuan untuk mengajarkan kepada orang yang lebih muda terhadap panggilan yang sopan. Bisa saja jika kita menggunakan panggilan “ Aden” ini kepada orang yang lebih muda, mereka bisa meniru juga kepada orang yan g lebih tua. Lebih baik kata ini ditujukan hanya kepada teman sepermainan saja, yang sudah benar-benar akrab dengan kita. Panggilan aden ini sering diucapkan oleh orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda ketika sedang marah saja. Dalam bahasa Jakarta sapaan “Aden” ini sama dengan “Gue”

Awak

Sapaan awak biasanya digunakan untuk panggilan orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua, yang tidak terlalu akrab atau tidak ada hubungan kekerabatan, bisa dikatakan panggilan ini bersifat formal. Jika memiliki hubungan kekerabatan maka masyarakat Minang biasa menggunakan sapaan nama mereka sendiri untuk berbicara dengan orang yang lebih tua. 

Kami

Sapaan kami sendiri memiliki arti kita dalam bahasa Indonesia, namun pada beberapa daerah di Minangkabau ada juga yang menggunakan sapaan ini untuk teman sebaya agar lebih sopan. Seperti masyarakat di Dhamasraya yang menggunakan sapaan ini untuk diri sendiri kepada orang yang sama besar atau teman sebaya. Sapaan kami ini juga bisa digunakan terhadap orang yang lebih tua karena masih terdengar sopan,namun jika orang diluar daerah yang menggunakan sapaan ini maka mereka akan salah mengartikannya, mereka mengartikan kata kami ini secara harfiahnya dimana seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa panggilan kami ini biasanya digunakan untuk sapaan orang banyak yaitu aku dan teman-teman lainnya. Penggunaan sapaan kami ini bisa menyesuaikan dengan objek kata selanjunya.

Urang

Pada sapaan urang juga bisa digunakan untuk orang yang lebih muda terhadap orang yang lebih tua dari kita. Biasanya panggilan ini digunakan saat seorang anak berbicara pada ibunya, agar lebih sopan. Dibalik itu sapaan ini juga bisa dipakai untuk teman sebaya. Kata urang tersebut dalam bahasa Indonesianya yaitu orang, hal ini menggambarkan diri mereka sendiri.

Ambo

Sapaan ambo digunakan untuk orang yang sebaya dengan kita, namun tidak terlalu dekat atau bisa juga dikatan ada rasa segan kepada orang tersebut, biasannya sapaan ini sering digunakan untuk oleh orang yang sudah tua walaupun mereke sama besar atau sebaya namun ada rasa segan pada diri mereka. Namun panggilan ambo ini juga bisa digunakan kepada orang yang lebih besar dari kita, tapi itu sangat jarang digunakan di zaman sekarang. Dizaman yang semakin canggih ini juga panggilan untuk diri sendiri di minangakabu pun mengalami perubahan salah satunya sapaan “ambo” ini yang sudah jarang digunakan oleh anak-anak remaja dan penggunaan sapaan ini lebih dipakai oleh orang-orang tua.

Denai

Seperti sapaan lainnya, sapaan denai juga memiliki arti sebagai saya, namun sapaan ini digunakan untuk sapaan formal, sangat jarang digunakan dalam sapaan sehari-hari. Biasanya sapaan ini lebih sering diucapkan pada lagu-lagu Minang yang mendayu-dayu.

Dibalik kata sapaan di atas biasanya anak-anak atau remaja di Minangkabau juga sering menggunakan bagian akhir pada nama mereka untuk panggilan kepada diri sendiri. Sebagai contoh jika perempuan di Minang memiliki nama Diana maka mereka akan menggunakan sapaan “na” pada nama mereka, yang diambil dari suku terakhir pada nama mereka contoh “na ndk jadi pai beko doh” (Diana nanti ga jadi pergi) atau jika ada yang bernama Nissa maka mereka akan menggunkan sapan “ca” atau “ica” contoh “ca beko pulang ka rumah.” (Nissan anti aja pulang ke rumah).

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS