Ticker

6/recent/ticker-posts

Sasaran Silek di Minangkabau

 


Sasaran Silek di Minangkabau

Oleh : Lezia Maharani




Silat Minangkabau merupakah seni bela diri yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau, Sumatra Barat yang menjadi sebuah kebudayaan khas yang di wariskan oleh nenek moyang Minangkabau secara turun temurun dari generasi ke generasi sejak dulunya. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Silat  memang begitu rumit karena diturunkan secara lisan diterima dari mulut ke mulut, sangat jarang ditemukan bukti tertulis, kemudian diajarkan dari guru ke murid. Sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan.  Kenapa masyarakat minang belajar silat? karena masyarakat minangkabau dapat dikatakan juga memiliki tabiat yang suka merantau semenjak ratusan tahun yang lampau. 

Maka dari itulah banyak anak nagari di Sumatra Barat belajar silat sebagai salah satu modal untuk menjaga diri sebelum pergi merantau juga untuk pertahanan nagari terhadap ancaman dari pihak luar. Silat menjadi bagian dari latihan spritual. Silat juga disebut bagian tak terpisahkan dalam upacara adat karena tari dan randai juga merupakan gerakan silat Minangkabau yang ditampilkan dalam berbagai perhelatan dalam acara adat Minangkabau. Silat berfungsi tidak hanya sebagai mempertahankan diri dan negri dari ancaman musuh tetapi silat juga mengilhami atau menjadi dasar gerakan berbagai tarian dan randai (drama minangkabau). Seiring berkembangnya zaman melihat kemajuan teknologi yang semakin canggih dapat dikatakan sudah langka anak nagari belajar silat.

Seperti  khusus Kota Bukit Tinggi di daerah Tangah Koto Nagari Sungai Pua Kabupaten Agam Sumatra Barat. Perkembangan ditempat perguruan silek ini dulunya memiliki perkembangan dari tahun ke tahun berjumah sekitar 30 orang dan banyak yang melanjutkan sekolah tinggi hingga tinggal 10 orang. Hal ini merupakan karena dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju. Tempat ini merupakan salah satu tempat belajar silat yang memiliki nama Perguruan Silek Tuo Siunyuik Marapi yang didiran oleh Tuan Gindo Zaini dan memiliki guru tuo bernama Jasmar Sutan Rangkayo Bungsu dengan pelatih 2 orang yaitu Joni Iskandar dan Muhamad Zaki. Menurut informan yang bernama Joni Iskandar yang merupakan pelatih di perguruan Silek Tuo Siunyuik Marapi ini perguruan Silek Tuo Siunyuik Merapi ini tidak memiliki jaringan dengan perguruan lain karena perguruan ini berdiri sendiri dulunya.

Informan mengatakan dari semua jurus silat memiliki makna dan filosofi sebagai pertahanan diri dan amalan dari setiap jurus yang merupakan bergantung kepada Allah Swt. Setiap jurus memiliki kata-kata tertentu sebagai perlindungan dan ketaatan kepada Allah Swt. 


Di perguruan silat ini memiliki 150 jurus dengan 4 bagian yaitu :

1. Gelek 

2. Saliang

3. Banting

4. Jurus mati, 


Senjata yang digunakan yaitu : 

1. Pisau

2. Kuku elang

3. Kurambik

4. Kain sarung

Masing – masing  dari 4 bagian jurus itu memiliki fungsi: 

1. Gelek berfungsi untuk menggelek

2. Saluang berfungsi untuk menjatuhkan

3. Banting berfungsi untuk membanting

4. Jurus mati berfungsi untuk menghabiskan lawan.


Informan mengatakan jika seseorang ingin belajar silat di perguruan Silek Tuo Siunyuik Marapi ini harus memenuhi beberapa syarat diantaranya :

1. Sirih pinang langkok

2. Beras

3. Pisau kuku elang

4. Pati kaji

5. Benang putih

6. Penjahit halus

7. Kain merah

8. Kain hitam


Untuk proses pembelajaran pada senin malam dan kamis malam. Selain belajar silat perguruan ini juga mengajar petatah petitih minang (Menyambah) kesenian musik, tambua, tasa dan talempong. 


Setiap guru silat memiliki sifat rendah hati  mereka berkata tidak meninggikan diri sendiri saat ditanya apakah mereka bisa bersilat, mereka akan menjawab dengan halus dan mengatakan bahwa mereka hanya bisa mancak (pencak), padahal sebenarnya mereka itu mengajarkan silat, biarlah kenyataan saja yang bicara, itulah alasan mengapa kata pencak dan silat itu sulit dibedakan?. 

Saat ini silat Minangkabau juga banyak dipelajari oleh orang asing karena mereka tahu bagaimana serangan - serangan mematikan itu mereka lakukan. Saat sekarang silat dapat dipahami karena Indonesia telah dijajah oleh bangsa Belanda selama ratusan tahun, dan memperlihatkan kemapuan bertempur hal ini bertujuan agar silat tak hanya diajarkan kepada murid saat belajar disekolah, tetapi juga diajarkan berbagai kelurahan dan disejalankan dengan program mengaji .

Seorang pesilat diharapkan lebih banyak diam dan banyak mempersiapkan diri sesuai dengan pepatah memakai ilmu padi, makin berisi makin merunduk yang maksudnya adalah semakin berilmu semakin tunduk tidak boleh bersifat angkuh dan sombong dalam bermasyarakat dengan kepandaian yang dimiliki. Silat tidak hanya untuk mempertahankan diri dari musuh tetapi silat juga disebut olahraga bela diri yang mempunyai daya untuk membentuk tubuh, selain membuat fisik sehat juga membentuk sikap memahami nilai budaya, yang dapat diandalkan untuk pendewasaan mental seperti nilai-nilai seperti kerja keras, kemandirian, kesabaran, 

kesetiakawanan serta keimanan. 

Kehidupan di zaman sekarang lebih cenderung melakukan serangan baik serangan secara fisik maupun non fisik, non fisik disini adalah kata-kata kepada orang lain sehingga membuat hati orang tergores. 

Dalam masyarakat minangkabau seorang ahli silat (pandekar) sangat dihormati sebab mereka dianggap mempunyai kepandaian tinggi. Pendekar yang dimaksud adalah pendekar yang berasal dari kata pandai aka, yang artinya seseorang yang pandai dalam memainkan silat bukan saja dari fisiknya akan tetapi juga pandai terhadap akal serta batin. Pendekar dapat mengetahui dengan lekas keadaan dan dapat bekerja dengan tepat sesuai apa yang terlintas dalam fikirannya dengan tidak bimbang dan ragu. Dengan belajar silat yang sesungguhnha seseorang tidak hanya sekedar bela diri tetapi juga mengenal hati yang terekam dalam sifat manusia, rahasia kehendak dan rahasia hati terekam dalam hal-hal yang tidak bisa terlihat dari tubuh manusia. 

Peminat dan pengamat budaya dari luar yang datang ke Sumatera Barat secara serius belajar dan menimba pengetahuan adat dan budaya Minangkabau berupa kesenian pencak silat yang mereka anggap unik dan khas. Tanpa mempelajari pencak silat di Minangkabau, penelusuran terhadap kesenian lain akan “hambar” karena inti sari dan jati/ diri seni – budaya dan adat Minangkabau adalah silat. 

Beberapa macam aliran silat, salah satu aliran dari silat tua di Minangkabau adalah aliran silat tua (Aliran silek tuo). Silat dalam kebudayaan orang minangkabau merupakan jati diri yang melekat dalam keseharian mereka, terutama bagi kaum laki-laki. Silek tidak tabu bagi perempuan, banyak perempuan minang yang mau memperlajari dan menguasai seni bela diri silat. Seseorang belum dibolehkan melangkah keluar dari lingkungan tanah matrilinealnya mereka diajarkan seni bela diri di surau, mereka harus belajar ilmu dunia dan akhirat, fisik dan batin dengan para tertua dikaumnya.  Di Minangkabau jika anak telah memasuki usia akil baliqh anak sudah beralih tempat tinggal dari rumah gadang ke surau, untuk belajar seni bela diri. 



#Penulis bernama Lezia Maharani merupakan Mahasiswa Jurusan Sastra Daerah Minangkabau, Universitas Andalas.g

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS