Ticker

6/recent/ticker-posts

Eksistensi Silek Harimau Lalok di Pariaman dan perkembangannya

 

Silat Harimau Lalok foto doc

Penulis: Wahyu mahasiswa Universitas Andalas 

Silek( Silat ) mungkin bukan lagi sebuah kosa kata yang tidak asing lagi terdengar,  karena silek tidak dapat di pisahkan dengan masyarakat Minangkabau. 


Silek atau silat adalah sebuah seni bela diri yang dimiliki masyarakat Minangkabau yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Masyarakat Minangkabau memiliki kebiasaan merantau sejak beratus- ratus tahun yang lampau.

Kebiasaan ini mengharuskan para pemuda untuk membekali diri dengan berbagai ilmu dan juga cara mempertahankan diri di perantauan kelak.


Jika berbicara tentang silek, kurang rasanya jika kita tidak membahas tentang salah satu aliran silek yang berada di daerah Pariaman, yaitu Silek Harimau  Lalok. Bagi sebagian orang dari luar Pariaman nama aliran Silat ini mungkin yang hal baru terdengar.



Pariaman dahulunya adalah sebuah daerah pusat perdagangan dengan pelabuhannya yang masyhur. Orang- orang dari berbagai penjuru dunia singgah dan berdagang di Pariaman, sebab Pariaman terkenal sebagai penghasil kelapa,  dan hasil alam yang melimpah. Kondisi ini sangat rentan dengan kemungkinan terjadinya  peperangan ataupun konflik dengan daerah lain, sehingga perlu adanya suatu sistem pertahanan bela diri yang di miliki masyarakat.


Sejarah Silek Harimau Lalok tidak bisa terlepas dari keberadaan Syeikh Burhanuddin seorang ulama yang menjadi tonggak  penyebaran agama Islam di Pariaman khususnya, Sumatera Barat pada umumnya. Dalam menyebarkan agama Islam Syeikh Burhanuddin melakukan berbagai cara, seperti mengajarkan kesenian salah satunya melalui  silek. Dalam kesenian atau silek nantinya di masukkan paham- paham dan ajaran Islam yang telah di akulturalisasi.


Silek diajarkan dari surau ke surau. Dalam perkembangannya silek yang diajarkan Syeikh Burhanuddin diadopsi dan di kembangkan oleh murid- muridnya sesuai kebutuhan dan keadaan dimana mereka berada, tanpa menghilangkan ciri khas dasar silek itu sendiri.



Silek Harimau Lalok berarti" Harimau Tidur" yang mana gerakannya banyak merendah -rendah, namun selalu awas dan siap dengan situasi dan sekitar seperti harimau yang sedang tidur, namun apabila diganggu dia akan beringas, dan menyelesaikan siapa yang mengganggu tanpa ampun. Artinya para pesilat Harimau Lalok dituntut untuk sabar dan rendah hati serta tidak memperlihatkan kepandaian yang dimilikinya, namun apabila di ganggu disitu akan dilihat" asin pahitnya garam mereka."


Dalam Silek Harimau Lalok menggunakan langkah tiga yaitu langkah awal yang di mulai dengan tiga langkah ke depan sesuai pola dan memiliki makna dan artian bagi para pesilat dalam setiap langkahnya. Setiap jurus atau gerakan memiliki nama sendiri seperti "rumah gadang indak badindiang, ula gerang manyisiak riak, pipik parik makan ba ujan, hujan sarato jo badai" dan lainnya.


Aliran silat ini memiliki ciri khas dengan jurus  kuncian- kuncian yang amat mematikan dan membuat lawan tidak berdaya. Istilah yang disampaikan guru kepada muridnya adalah" Bungo ka kambang, Ombak ka Baguluang" artinya kita harus mengantisipasi sebelum serangan itu datang, sebab apabila telah kena kunci akan sulit untuk di lepaskan.


Seperti sejarahnya Silek Harimau Lalok bermula dari surau ke surau, sehingga tidak bisa di lepaskan dari ajaran Islam. Pepatah dalam silek mengatakan" mangaruak sahabih saruang, maresek sahabih raso, Lahia silek mancari kawan, batin silek mancari tuhan artinya muara dari seluruh ajaran Silek harimau lalok adalah " raso pareso dan Silaturahmi" yaitu bisa menyadari bahwa semua ilmu yang di miliki bukan karena kepandaian, tetapi hanya pinjaman dari salah satu sifat tuhan yaitu Allah Swt. Dan bagaimana cara kita berhubungan dengan sesama.


Silat Harimau Lalok di kampung- kampung biasanya diajarkan di sasaran yaitu di tanah lapang atau sebuah tempat yang telah di sepakati untuk belajar silat oleh guru. Ada juga sebagian guru- guru yang tidak membuka sasaran untuk umum, tetapi  bagi siapa yang ingin belajar silat agar  menemui guru yang bersangkutan dan diajarkan  "di dapua" atau dalam rumah. Biasanya guru seperti ini hanya menerima satu atau dua orang murid saja, disebabkan karena berbagai alasan apakah karena ekonomi atau kesibukan yang di jalani.


Syarat- syarat untuk bisa belajar Silat Harimau Lalok secara umum hampir sama dengan aliran silat lainnya di Sumatera Barat yaitu pisau, kain putih, ayam jantan, beras, rokok, uang ala kadarnya. Biasanya syarat- syarat ini diserahkan saat awal belajar silat, tetapi ada pula beberapa guru yang meminta persyaratan ini setelah murid mulai lincah atau naik tingkat dalam ilmu yang telah di berikan guru. Sebab menurut keterangan guru bahwa persyaratan ini adalah tradisi yang telah diwariskan turun temurun dari dulu oleh gurunya dan tidak boleh dirubah.


Saat ini Silek Harimau Lalok adalah aliran silek yang masih eksis di pelajari oleh generasi muda di Pariaman, tidak hanya di Pariaman namun juga sudah di kembangkan ke kota dan kabupaten lain di luar Pariaman, bahkan telah sampai ke provinsi lain seperti Riau, Jambi dan lainnya.

Penyebarannya di bawa oleh perantau- perantau Pariaman dan mengajarkannya di daerah mereka merantau. 


Semoga salah satu aset yang sangat potensial ini tetap kita jaga dan kita kembangkan serta lestari hingga anak cucu kita.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS