Ticker

6/recent/ticker-posts

Apakah Alam Takambang, Masih Jadi Guru?



“Alam Takambang Jadi Guru”

Berbicara tentang Masyrakat Minangkabau, tentu kita tidak asing lagi dengan falsafah yang satu ini. Orang Minangkabau menjadikan alam sebagai sumber pembelajaran dan sebagai sumber panduan yang sangat penting dalam kehidupan sehari hari serta bermasyrakatnya . Manusia dapat belajar setiap hal dari alam tanpa adanya batasan dari siapa pun dan kapan pun . Dan alam memiliki semua yang dibutuhkan oleh manusia, sekaligus mengajarkan banyak nilai-nilai kehidupan bagi manusia. Di mana semua yang ada di alam, dapat dijadikan unsur pengetahuan dan pengelaman baik itu dari tumbuhan, hewan, dan makhluk hidup .Maka siapapun diri kita sebagai manusia, harus mau dan mampu belajar dari apapun dan siapapun yang ada di luar diri kita agar menjadi manusia yang arif bijaksana dengan pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan.

Namun, fakta yang kita lihat sekarang cukup miris , alam di Minangkabau terutama di Sumatera Barat seakan perlindungannya sudah longgar. Serta di tambah juga dengan aktivitas manusia yang melakukan kegiatan tanpa memikirkan efek nya yang mana hanya memikirkan keuntungan saja seperti pembukaan lahan baru untuk perladangan, pembalakan liar , serta pembukaan lahan tambang emas ilegal.

 Aksi pembalakan liar menyebabkan kondisi hutan di sumatera barat ini sangat memperihatinkan yang mana para pelaku hanya memikirkan keunungan nya saja tanpa ada nya terbesit di kepala dampak yang akan ditimbulkan tentu saja bencana pasti akan menghantui dan mengancam tanapa kita ketahui kapan hal itu terjadi .Sekarang ini kondisi hutan di Sumatera barat memprihatinkan di mana laju kerusakan mencapai 60 ribu hektare kata Manajer Program Walhi Sumbar,Khalid Syaifullah dan dapat kita juga ambil contoh pada jalan lintas padang -solok selatan ada pada suatu daerah melakukan penambangan pasir yang berlebihhan di suatu bukit yang mana memberikan dampak yang langsug turun ke jalan lintas ,dimana dampaknya yaitu pasir dan batu batu turun ke jalan yang menyebabkan jalan tersebut rusak parah jalan tersebut sudah di perbaiki berulang kali tetapi tetap rusak terus menerus di karenakan efek dari penambagan dan parah nya lagi apabila pada musim hujan tatkala akan terjadi longsor yang menyeabkan tertutup nya jalan dan akan menghambat perjalanan

Beberapa bulan belakangan ini, beberapa pantai di Padang seolah telah berubah menjadi lautan sampah. Terutama apabila hujan deras turun mengguyur Kota Padang, Sampah tersebut diketahui merupakan kiriman dari sungai-sungai yang bermuara di Pantai Padang tersebut. Beragam jenis sampah menumpuk di sana, mulai dari kayu kayu besar, ember pecah, ban mobil, hingga popok banyak lainya . Padahal kita tahu pantai itu selalu dikunjungi oleh wisatawan. Wisatawan membutuhkan susana yang nyaman dan indah di pandang untuk dinikmati ataupun bersantai ria dengan keluarga ,dan tidak mengiginkan pemandangan pantai yang dipenuhi oleh sampah , serta bau tak sedap juga ikut menyeruak di lokasi tersebut yang mana mengurangi minat wisatawan untuk mengunjungu daerah tersebut . Hal ini tak heran mengingat sampah-sampah yang tidak terkelola di Kota Padang kini mencapai 62,8 ton. Di mana sampah tersebut banyak ditemukan di muara sungai, bantaran pesisir pantai, serta tempat yang dijadikan penumpukan sampah liar. Sebagaimana menurut Mairizon yang merupakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Kota Padang mengungkapkan bahwa timbunan sampah yang terdapat di Kota Padang sebanyak 641 ton per harinya, masih menyisakan sampah yang tidak terkelola sebesar 62,8 ton atau 14 persennya. Hal ini tak lain salah satunya disebabkan oleh perilaku dan kebudayaan masyarakat cenderung masih membuang sampah sembarangan dan memandang sungai dan pantai sebagai tempat untuk membuang sampah.

Cukup miris bukan? alam dikawasan daerah dengan falsafah "Alam Takambang Jadi Guru" yang artinya alam merupakan suatu objek yang sakral, justru alamnya mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Kita seakan tak pandai berterima kasih kepada alam yang telah memberikan banyak manfaat . Kita justru banyak hanya mementingkan keuntungan sendiri tanpa memikirkan dampaknya ke depan. Lantas, Apakah Alam Takambang Masih Jadi Guru ?

Oleh karena itu kita sebagai manusia yang tau akan pentingnya menjaga lingkungan sebaiknya kita menjadi pionir dalam garda pertama dalam mengajak serta mensosialisasikan dalam menjaga dan melindungi baik itu dari segi kehutanan ataupun lingkungan ,kita boleh mengelola nya tapi tau juga batasan dan memerhatikan juga limgkungan sesui dengan hukum dan peraturan yang beralaku agar di kemudian hari kita masih bisa menikmati serta bisa juga dinikmati oleh anak cucu kita 

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS