Penulis: Nurainun Dalimunthe, Mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Andalas
Nagari Silokek adalah salah satu daerah yang terletak di Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat yang terdiri dari 2 jorong yaitu jorong Tanjung Medan dan Jorong Sangkioamo. Nagari Silokek memiliki luas wilayah sekitar 1.493,75 Ha dan termasuk kedalam desa wisata Geopark Ranah Minang Silokek.
Sebagian besar penduduk Nagari Silokek memiliki mata pencaharian dibidang tambang emas karena disepanjang Nagari Silokek terdapat sungai besar, selain itu ada juga yang bekerja dibidang pertanian. Di Nagari Silokek masih banyak terdapat lahan kosong yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat setempat, seperti pekarangan rumah yang terlihat kosong karena tidak terdapat tanaman ataupun semacamnya.
Dengan permasalahan di atas, pihak penyuluh Nagari Silokek menyampaikan harapannya kepada mahasiswa KKN dari Universitas Andalas yang sedang menjalankan kegiatan KKN di Nagari Silokek “masyarakat di Nagari Silokek belum bisa memanfaatkan lahan di pekarangan rumahnya untuk menanam tanaman sayuran. Oleh karena itu, bapak berharap kepada adek-adek KKN Unand agar mampu mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan di pekarangan rumah nya untuk menanam tanaman seperti cabai ataupun sayuran lainnya yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari” ujar bapak Yanche (Penyuluh Pertanian di Nagari Silokek) saat presentase Lokakarya di Kantor Wali Nagari Silokek (26/07/2022). Hal ini bertujuan agar masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh untuk membeli kebutuhan rumah tangga ke pusat kota mengingat jarak dari Nagari Silokek ke pusat kota (Muaro) + 1 jam perjalanan.
Atas saran dan masukan dari pihak penyuluh, Mahasiswa KKN Universitas Andalas khususnya mahasiswa fakultas pertanian yang sedang melakukan pengabdian masyarakat di Nagari Silokek sudah merancang program kerja yang bermanfaat untuk masyarakat, diantaranya tentang pembuatan pupuk kompos, pembuatan pestisida nabati, menanam tanaman sayuran di pekarangan rumah, serta pembuatan Biochar yang berfungsi sebagai pembenah tanah.
Salah satu program yang dijalankan oleh Mahasiswa KKN Fakultas Pertanian Universitas Andalas adalah pembuatan Biochar dari Limbah sekam Padi (12/08/2022). Pembuatan Biochar dari sekam padi dipilih oleh mahasiswa KKN Unand untuk dilakukan di nagari Silokek karena mahasiswa KKN melihat banyaknya limbah sekam padi yang tidak dimanfaatkan oleh petani sekitar. Dengan demikian, muncullah ide untuk membuat Biochar sebagai pembenah tanah dari bahan Sekam Padi. Dalam pelaksanaan nya, ibu-ibu kelompok tani sangat tertarik dan antusias dalam pembuatan Biochar karena di Nagari Silokek sendiri belum ada yang menggunakan Biochar sebagai pembenah tanah untuk bidang pertanian.
Biochar adalah arang aktif kaya karbon hasil dari pembakaran limbah organik seperti sekam padi, potongan kayu, tempurung kelapa, tongkol jagung, ataupun tandan kelapa sawit dan bahan organik daur ulang lainnya melalui pembakaran tidak sempurna atau suplai oksigen terbatas. Biochar hanya berfungsi sebagai pembenah tanah, bukan pupuk. Tetapi biochar bisa digunakan sebagai pendamping pupuk untuk meningkatkan efisiensi pupuk bagi tanaman.
Biochar memiliki peran yang sangat besar dalam pembenahan dan peningkatan kualitas tanah pertanian karena banyak mengandung karbon yang sangat berguna bagi tanah. Biochar memiliki banyak manfaat bagi tanah, diantaranya :
1. Memperbaiki struktur tanah
2. Meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air dan hara
3. Memperbaiki kegemburan tanah
4. Mengurangi penguapan air dari tanah
5. Membantu menetralkan pH tanah
6. Mengurangi cucian hara dan degradasi kesehatan tanah
Proses Pembakaran sekam padi dilakukan di dalam lobang yang sudah digali sebelumnya, agar pada saat pembakaran suplai oksigen berada dalam keadaan terbatas. Waktu yang diperlukan untuk pembakaran sekam padi ini lumayan lama sampai warna sekam padi berubah menjadi hitam sempurna.
Pengaplikasian Biochar pada dasarnya dilakukan melalui tiga cara. Pertama, ditebar secara merata di seluruh permukaan tanah sebelum proses pengolahan tanah. Kedua, diaplikasikan melalui larikan atau jalur tanaman, kemudian jalur tanaman tersebut ditutup dengan tanah kembali. ketiga, dibenamkan ke dalam lubang tanam.Sedangkan pengaplikasian untuk tanaman di dalam polibeg cukup dengan mencampurkan tanah dengan biochar sesuai perbandingan tertentu, baik itu dengan perbandingan 1:1 ataupun 1:2.
Dengan adanya penyuluhan ini, penulis berharap agar kelompok tani nagari Silokek mampu membuat dan mengaplikasian Biochar ini di bidang pertanian dan mudah-mudahan pertanian di Nagari Silokek semakin berkembang kedepannya.
0 Comments