Ticker

6/recent/ticker-posts

UNGKU SALIAH



Oleh : Selvi Dwi Julianti

Jurusan Sastra Daerah Minangkabau


Bagi orang Sumatera Barat, khususnya Pariaman tentu sudah akrab dengan nama Ungku Saliah. Nama lengkapnya adalah Syech Kiramatulla Ungku Saliah, namun lebih dikenal dengan sebutan Angku Saliah atau Ungku Saliah. Ungku Saliah merupakan ulama yang berasal dari Kabupaten Padang Pariaman khususnya Kecamatan VII Koto Sungai Sariak. Beliau memiliki kharisma yang besar. Dalam diri beliau ada tiga sifat atau sosok yang bisa dilihat, yakni ilmu yang luar biasa.

Kharisma yang muncul dari ilmu dan kepribadiannya serta karamah atau keramat yang ada dalam dirinya. Berkeramat ini Ia mengatakan, dalam kultur masyarakat Minangkabau, karamah atau keramat dalam khazanah masa lalu adalah hal yang kuat, karena ulama yang memiliki keramat adalah orang yang berilmu dan memiliki kepribadian yang baik. Sehingga ulama itu dihormati karena ilmu, kepribadian dan keramat yang dimilikinya terangnya.

Diakui secara keilmuan sejarah, hal itu belum bisa dibuktikan, namun karakter ulama yang ada pada diri Ungku Saliah itu jadi keutamaan bagi orang-orang di masanya. Berdasarkan hal itu, maka foto Ungku Saliah di pasang di rumah makan, yang kebanyakan orang Pariaman dan sekitarnya untuk menghormati beliau.

Berbagai cerita dan literatur menyebut jika Ungku Saliah lahir sekitaran tahun 1887 dan merupakan penganut Mazhab Syafi'i. Ungku dikenal sebagai tokoh dan penyiar agama Islam di Pariaman. Namun yang jelas, foto Ungku Saliah sangat mudah ditemukan. Foto Ungku Saliah sering terpajang di beberapa rumah makan Padang atau kedai yang pemiliknya biasanya berasal dari Pariaman. Para orang tua sering mengatakan bahwa Ungku Saliah merupakan tokoh yang mengajarkan Islam kepada semua masyarakat Pariaman dan sekitarnya. Ungku pun dikenal banyak memiliki kelebihan atau keistimewaan seperti para wali di Tanah Jawa.

Kelebihan Ungku Saliah adalah:

-Doa Ungku Saliah dikabulkan 

Ungku Saliah diceritakan adalah seorang tokoh yang sangat dekat Allah SWT. Hal ini membuat doanya menjadi terkabul. Pada waktu beliau masih hidup banyak masyarakat atau muridnya yang minta didoakan oleh Tuangku Saliah untuk mendapatkan pertolongan dari Allah..

Ketika Agresi II 1948, Belanda masuk Sungai Sariak. Banyak penduduk berlindung kepada Ungku Saliah di suraunya. Ia memimpin zikir. Mortir yang dijatuhkan dari pesawat yang tertuju ke suraunya hanya nyemplung ke kolam di samping surau, tak meledak. Setelah lama berzikir dan warga semakin banyak datang, ia berkata, “Ampang lapeh” (penghambat lepas atau hambatan yang dilakukannya untuk menghalangi pasukan Belanda masuk tidak bisa dibendung lagi). Tak lama, pasukan pun datang menyerbu. Banyak laki-laki yang kemudian dibawa, diikat dua hingga lima orang, digiring jalan kaki ke Sicincin, berjarak 27 km, tempat markas dan rumah tahanan Belanda.

Ungku Saliah salah satu yang ditangkap. Ia kemudian dilepaskan kembali beberapa hari kemudian. Konon ia dilepas karena meski dalam sel yang tertutup, setiap waktu salat ia bisa keluar menembus jeruji besi. Setelah selesai salat ia kembali masuk tanpa dibuka pintunya. Saat ditahan itu pula dua orang pernah bertengkar setelah salat Jumat. Yang satu bersikukuh Ungku Saliah menjadi imam di masjidnya, sedangkan yang satu lagi bersikukuh saat itu ia di samping Ungku Saliah salat Jumat di masjid lainnya..

Tapi kisah yang paling popular terkait Ungku Saliah adalah tingkahnya di pasar Sungai Sariak setiap Rabu. Ia terkenal belanja seenaknya tanpa memperhatikan nilai uang. Jika ia ingin membeli sesuatu, misalnya seonggok cabe jika harga Rp25 dan ia punya uang Rp15, jika si penjual menolak maka jualannya tidak akan laku hingga sore. Tapi kerap kali ia juga membeli dengan uang lebih besar dan tak mau menerima kembaliannya. Hampir semua pedagang di sana sudah tahu tabiat Ungku yang berbelanja seperti itu. Dan Ungku juga tidak mau menerima gratis jika ditawarkan. Suatu kali ia pernah menusuk uang bergambar Soekarno. “Orang ini akan jatuh,” katanya. Itu adalah waktu tak lama kemudian Presiden Soekarno jatuh dari jabatannya sebagai presiden.

Ungku Saliah meninggal suatu siang 3 Agustus 1974 di usia tua. Kuburannya dibuat di dalam suraunya karena semasa hidup ia pernah berpesan, jika meninggal agar dikuburkan di mana ia meninggal.

Jika Anda pernah mampir di rumah makan padang atau sebuah kedai dan toko dan di sana tergantung sebuah pigura dengan foto hitam-putih seorang kakek berjenggut putih, berkupiah hitam, dan sarung tersampir di leher, itu adalah foto Ungku Saliah Kiramatullah. Banyak pemilik kedai dari Sumatera Barat, terutama pengikut Syattariyah dari Padang Pariaman yang percaya dengan memajang foto Ungku, kedainya akan jauh dari kejahatan dan rezekinya mudah.

-Ungku Saliah Bisa Memprediksi Masa Depan

Ungku Saliah juga dikabarkan memiliki indera lebih dari kebanyakan orang. Hal ini kemudian membuat Ungku Saliah bisa meramalkan dan memprediksi kejadian-kejadian yang akan terjadi dalam waktu dekat atau di masa datang.


-Bisa Menyembuhkan Orang Sakit

Dalam cerita orang Pariaman yang tersebar dari mulut ke mulut, Ungku juga dikenal sebagai tabib orang sakit. Orang sakit yang meminta disembuhkan katanya bisa sehat kembali.

Bila ada yang minta obat kepada Ungku Saliah terkadang beliau hanya mengambil sembarangan apa yang tampak di depan matanya. Seperti misalnya daun, rumput, batu atau yang lainnya. Ajaibnya benda-benda yang diambilnya mujarab jadi alat penyembuh.

-Melawan Belanda

Ungku Saliah semasa hidupnya juga dikenal anti penjajahan. Bahkan berbagai sumber menyebut Ungku pernah mendekam dipenjara bersama para muridnya karena melawan pemerintah kolonial Belanda. Ungku Saliah wafat 3 Agustus 1974 di Sungai Sariak, Pariaman. Makamnya dibuat gobah yang sampai sekarang tetap dikunjungi oleh para penziarah. Para pengagum dan orang-orang yang mengetahui cerita serta seluk beluk beliau pun ikut mengkeramatkan foto beliau. 

-Memecah Raga

Cerita lain yang beredar adalah soal kehebatan Angku dalam memecah raga. Ungku disebut-sebut bisa menghadiri acara beberapa tempat yang berbeda di waktu yang bersamaan. Dan cerita yang paling dikenang oleh orang-orang tua adalah beliau pernah melempar batu kerikil saat air bah datang di sebuah kampung, air bah tersebut berbelok arah dan tidak jadi mengenai kampung.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS