Ticker

6/recent/ticker-posts

Tradisi Mendoa Kematian Adat Paritmalintang

foto dok

Nama : Melisa Afriyani

Jurusan : Sastra Minangkabau

Universitas Andalas




 

Disebuah daerah pasti ada tradisi mendoa kematian yang berbeda di daerah masing-masing. Kematian ini juga merupakan hilangnya nyawa sebuah manusia ciptaan Allah Swt. Tradisi mendoa kematian di Paritmalintang, Kab. Padang Pariaman sangat jauh berbeda dengan tradisi di daerah manapun. Contohnya tradisi mendoa kematian daerah Solok dengan tradisi  mandoa kematian Paritmalintang berbeda dengan tradisi kematiaannya. Di paritmalintang ini biasa dikatakan daerah yang bias dikatakan sangat kuat atau sangat erat tradisi nya. Tradisinya ini turun temurun hingga saat ini. Tradisi kematian juga merupakan sebuah kegiatan kematian yang turun temurun dari nenek moyang sampai saat ini. Tradisi ini bersifat turun temurun yang wajib dilakukan bagi daerah Paritmalintang. 

Tradisi mendoa kematian di Paritmalintang ada 6 kali mendoa yaitu :

1. Mendoa satu hari

Mendoa satu hari ini dilakukan sudah mayat terkubur. Di rumah kematian inilah diadakan mendoa satu hari ini. Acara mendoa ini dilakukan oleh Tuangku atau orang siak , Labai, dan lain-lain. Mendoa satu hari ini boleh juga membuat makanan boleh tidak tetapi membuat minum kopi untuk para orang siak dan labai. Sesudah mendoa, tikar-tikar yang terkambang tidak boleh di lipat, hanya di sapu sapu saja bagian atasnya. Acara mendoa ini tidak membuat lamang. Orang-orang yang datang kesana banyak membawa beras.


2. Mendoa tiga hari

Mendoa tiga hari ini merupakan mendoa tiga hari simayat meninggal atau dikuburkan. Acara mendoa kematian disini barulah membuat lamang untuk tamu yang menjenguk serta untu para orang siak dan labai. Mendoa disini juga membuat nasi dan sambal yang dihidangkan dengan jamba dan bisa juga dihidangkan dengan piring-piring. Macam-macam sambal yang untuk dihidangkan seperti sambal goreng ayam/ayam gulai, pangek ikan atau asam pedas ikan, telor mata sapi, terong goreng dan lain-lain. Mendoa disini biasanya juga lumayan banyak yang dating untuk pergi menjenguk atau manjaguak. Orang-orang yang datang juga banyak membawa beras, telur, gula, gelas, piring dan lain-lain. Acara mendoa disini juga ada yang membawa jamba. Mendoa disni biasanya dimulai dari pukul 9 siap pukul 11 malam. 



3. Mendoa tujuh hari 

Mendoa tujuh hari merupakan mendoa telah tujuh hari dikuburkan atau telah tujuh hari meninggalnya simayat. Mendoa disini juga membuat lamang, membuat makanan atau sambal serta nasi untuk dihidangkan diatas tikar untuk para tamu dan para tuangku. Mendoa di sini juga membuat minuman kopi atau minuman teh hangat untuk para orang siak. Tamu-tamu yang dating juga membawa beras, gelas, telur, piring dan jamba. Jamba disini biasanya juga banyak dibawa oleh istri mamak atau mertua bagi kemekan si mamak atau keluarga si mamak yang meninggal. Isi jamba yang dibawanya itu seperti nasi dan macam-macam samba serta gorengan atau buah-buahan didalam jamba tersebut. 


4. Mendoa 2 kali tujuh atau mendoa 17 hari 

Ini merupakan mendoa untuk simayat yang telah meninggal empat belas hari. Mendoa disini biasanya banyak orang-orang yang datang dan banyak juga yang membawa jamba. Walaupun orang banyak membawa jamba tetapi si tuan rumah juga membuat sambal dan nasi serta minum kopi untuk orang siak. Mendoa disini juga ada dilakukan pada malam hari atau sore hari, tetapi lebih dominannya yaitu pada malam hari. Mendoa disini seperti mandikie dalam bahasa Padang Pariaman. Manduo kali tujuah disini juga banyak orang yang membawa beras, piring, gelas, telur dan lain-lain. Setelah siap mendoa malam itu,siangnya si tuan rumah juga membagikan beras dan telur serta sambal untuk para tetangganya yang sudah membantu dia memasak. Si tuan rumah memberi telor, beras, atau sisa sambal mendoa kepada tetangga sebagai ucapan terimakasih kepada tetangganya yangsudah membantunya. 


5. Mendoa empat puluh hari

Mendoa empat puluh hari merupakan mendoa atas kematian si mayat yangtelah meninggal atau dikubur empat puluh hari. Acara mendoa kematian disini barulah membuat lamang untuk tamu yang menjenguk serta untu para orang siak dan labai. Mendoa disini juga membuat nasi dan sambal yang dihidangkan dengan jamba dan bisa juga dihidangkan dengan piring-piring. Macam-macam sambal yang untuk dihidangkan seperti sambal goreng ayam/ayam gulai, pangek ikan atau asam pedas ikan, telor mata sapi, terong goreng dan lain-lain. Mendoa disini biasanya juga banyak yang dating untuk pergi menjenguk atau manjaguak. Orang-orang yang datang juga banyak membawa beras, telur, gula, gelas, piring dan lain-lain. Acara mendoa disini juga ada yang membawa jamba. Mendoa disni biasanya dimulai dari pukul 9 siap pukul 11 malam. 


6. Mendoa seratus hari atau mandoa ma atuih hari

Mendoa seratus hari atau mandoa ma atuih hari merupakan terakhir dalam mandoa kematian. Mendoa disini biasanya banyak orang-orang yang datang dan banyak juga yang membawa jamba. Walaupun orang banyak membawa jamba tetapi si tuan rumah juga membuat sambal dan nasi serta minum kopi untuk orang siak. Mendoa disini juga ada dilakukan pada malam hari atau sore hari, tetapi lebih dominannya yaitu pada malam hari. Mendoa disini seperti mandikie dalam bahasa Padang Pariaman. Manduo kali tujuah disini juga banyak orang yang membawa beras, piring, gelas, telur dan lain-lain. Setelah siap mendoa malam itu,siangnya si tuan rumah juga membagikan beras dan telur serta sambal untuk para tetangganya yang sudah membantu dia memasak. Si tuan rumah memberi telor, beras, atau sisa sambal mendoa kepada tetangga sebagai ucapan terimakasih kepada tetangganya yangsudah membantunya. Mendoa disini puncak terakhir mengadakan tradisi mandoa kematian di Paritmalintang.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS