Ticker

6/recent/ticker-posts

Tradisi Malam Bainai Dan Ritual Mandi-Mandi di Minangkabau



Oleh Fajar Rizal Maulana

Jurusan Sastra Daerah Minangkabau

Universitas Andalas


Malam Bainai, Bainai berarti melekatkan tumbukan halus daun pacar merah atau daun inai ke kuku-kuku calon pengantin wanita. Lazimnya berlangsung malam hari sebelum akad nikah. Tradisi ini sebagai ungkapan kasih sayang dan doa restu dari para sesepuh keluarga mempelai wanita. Perlengkapan lain yang digunakan antara lain air yang berisi keharuman tujuh macam kembang, daun iani tumbuak, payung kuning, kain jajakan kuning, kain simpaing, dan kursi untuk calon mempelai. Calon mempelai wanita dengan baju tokah dan bersunting rendah dibawa keluar dari kamar diapit kawan sebayanya. Acara mandi-mandi secara simbolik dengan memercikkan air harum tujuh jenis kembang oleh para sesepuh dan kedua orang tua. Selanjutnya, kuku-kuku calon mempelai wanita diberi inai.

Upacara adat malam bainai adalah salah satu upacara adat suku Minangkabau sebelum melakukan pernikahan pada upacara adat Minang malam bainai ini seluruh keluarga dan tetangga berkumpul membantu serangkaian prosesi dalam malam bainai pemahaman tingkat keduanya adalah upacara adat malam bainai dilakukan untuk memberikan doa restu kepada calon pengantin yang akan segera membina kehidupan baru dalam rumah tangga malam bainai dilakukan oleh seluruh keluarga dan tetangga bertujuan untuk menunjukkan kasih sayang kepada calon pengantin titik dalam upacara damai malam bainai terdapat proses yang harus dilakukan yaitu mandi-mandi dan bainai.

Bamandi-Mandi, dimana pada masa dahulu prosesi bamandi-mandi dilakukan oleh calon anak daro di tepian sungai, yang di damping oleh saudara perempuannya dan dikawali oleh saudara laki-laki calon anak daro tersebut. Setelah selesai mandi di tepian orang tua calon anak daro di panggil untuk menjemput anaknya ke tepian mandi. Ritual bamandi-mandi ini melambangkan pemandian terakhir oleh kedua orang tua kepada anak tercinta karena tanggung jawab si orang tua akan berpindah kepada calon suami yang akan menikahi putrinya tersebut. prosesi bamandi-mandi di Minangkabau hampir menyerupai prosesi siraman pada adat Jawa yang menggunakan kembang tujuh rupa dan si calon mempelai wanita dimandikan oleh kedua orang tua dan sanak saudara terdekatnya. Tujuan diadakannya prosesi bamandi-mandi ini ialah untuk mensucikan diri/badan calon anak daro dan agar si calon anak daro wangi diwaktu ia bersanding kelak. Oleh sebab itu prosesi bamandi-mandi merupakan ritual adat yang terdapat didalam pernikahan di Minangkabau (dalam rangkaian malam bainai).

Yang membedakan ritual mandi-mandi dengan prosesi siraman dalam tradisi Jawa adalah anak daro tidak disiram hingga basah kuyup, tetapi hanya dipercikkan air sebagai simbolik saja. Yang boleh memercikkan air haruman tujuh bunga pun hanya para sesepuh kerabat terdekat dari pihak calon anak daro, dengan menggunakkan daun sitawa sidingin. Dan percikan terakhir dilakukan oleh kedua orang tua anak daro. Jumlah pemercik pun harus ganjil, misalkan berjumlah lima, tujuh atau sembilan orang. Kehadiran dan partisipasi sesepuh serta para kerabat untuk menunjukkan wujud kasih sayang mereka kepada anak daro yang sebentar lagi akan menghelat pesta pernikahan.

Di Minangkabau pelaksanaan malam bainai biasanya dilakukan pada malam hari yang di mana bainai pelaksanaan pemasangan ini ini sama juga dengan acara-acara sebelumnya pemasangan Inai pada kuku calon anak Daro harus ganjil jumlahnya. Paling banyak sembilan orang. Delapan jari dipasang oleh wanita yang telah menikah titik seperti (ibu, etek, Bako, uni dan lain) Dan satu jari dipasangkan oleh perempuan yang masih perawan atau tinggal, karena ia berharap akan segera menemukan jodohnya. Dan satu jarinya disisakan untuk si anak Daro.

Pemasangan Inai kepada calon anak Daro diiringi dengan pemberian nasehat nasehat dari orang-orang terdekat keluarga Dan orang-orang yang telah menikah kepada calon anak Daro, nasehat ini bisa berisikan tentang wejangan kepada calon anak Daro yang akan berumah tangga atau bahkan hanya sekedar guyon and saja agar anak Daro tidak cemburu pada saat berlangsungnya acara. Adapun contoh nasehat yang diberikan oleh orang tua atau keluarga dalam bentuk pantun kepada anak Daro.


Kayu gadang di lereng gunung,

Di Tabang dibala duo

Alah sanang hati Bundo kanduang

Anak saurang manjadi duo. 


Yang di mana artinya kayu besar di pinggir bukit, ditebang dibelah dua, sangat senang hati ibu kandung, satuu anak menjadi dua titik makna dari syair tersebut adalah akan bertambahnya satu lagi anggota keluarga dari masing-masing keluarga kedua mempelai tadinya anak tersebut sendiri tetapi karena telah menikah si anak membawa anggota keluarga baru yaitu yaitu menantu dan begitu juga sebaliknya. Ada pun pantun lain sebagai berikut :


Pancarinek di tapi aia

sudah mati mukan babuah

Jimek-jimek tuan balai

Lawik satu ranto Batuah 


Yang di mana artinya nya, pancarinek di tepi air.  sudah mati baru berbuah, hati-hati tuan melaut Komala laut lepas banyak tantangan.

Pada saat pemasangan Inai di jari terdapat arti masing-masing jari yang dipasangkan ini tersebut yaitu ibu jari atau jempol melambangkan penghargaan kebaikan dan pujian si calon istri kepada calon suami. Jari telunjuk melambangkan kehati-hatian calon istri dalam bertindak, tidak semena-mena dalam bersikap, dan tidak leluasa dalam memerintah titik jari tengah melambangkan kehati-hatian dalam menimbang hati calon mertua calon ipar, calon besar dan orang lain. Jari manis melambangkan ke idealis pasangan dalam menjalankan hidup berumah tangga. Jari kelingking bermakna terkecil artinya kelingking merupakan jari yang paling kecil dan terletak di paling ujung yang melambangkan harapan agar calon anak Daro dapat bersikap rendah hati tidak sombong selalu tawadhu dan juga diharapkan calon anak Daro tidak tersisihkan belakangi oleh calon ipar, calon pesan sama calon mertua serta keluarga lainnya.

Inai yang terpasang pada kuku jari yang dibalut daun sirih, menurut kepercayaan nenek moyang dahulu menyimpan kekuatan magis untuk menangkal hal buruk dari seseorang yang dengki kepada anak daro. Selama masih ada warna kemerahan dari inai pada kuku anak daro, selama itu lah anak daro akan tetap terlindungi hingga pesta pernikahan usai. 

Diminangbakau acara Malam Bainai biasanya di iringi Musik, Penyajian musik dalam prosesi malam bainai diadakan pada sebelum acara dimulai, diwaktu prosesi malam bainai dan setelah penyajian bainai. Tujuan diadakannya pertunjukan musik agar tamu yang datang tidak merasa bosan menunggu, agar tuan rumah merasa senang, untuk menghibur ibu-ibu yang tengah memasak didapur agar tidak mengantuk, dan bertujuan untuk memberitahukan kepada lingkungan sekitar rumah calon anak daro bahwa mereka tengah mengadakan suatu acara.

Pada akhirnya Upacara adat ini juga dapat berfungsi sebagai salah satu sarana komunikasi keluarga dengan masyarakat sekitar untuk memberitahukan bahwasanya keluarga tersebut sedang berbahagia, karena keluarga tersebut sedang mengadakan rangkaian upacara perkawinan. Sehingga masyarakat dapat datang untuk ikut serta dalam perhelatan yang sedang dilaksanakan. Dengan berkumpulnya masyarakat di rumah calon anak daro ini akan berdampak baik terhadap hubungan antar warga. Ini merupakan sarana untuk berkumpul dan bersenda gurau. Hal ini akan dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan kompak antar warga.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS