Ticker

6/recent/ticker-posts

Tradisi Lama Orang Minang yang Sudah Mulai di Tinggalkan



Oleh: Muhammad Malik Hidayat, Jurusan Sastra Daerah Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas


Tradisi merupakan sebuah kebiasaan yang sudah ada di daerah tertentu dan sudah diwariskan dari generasi ke generasi. Tradisi ini memiliki ragam bentuknya di setiap daerah di Indonesia. Namun, banyak tradisi yang sudah ditinggalkan karena adanya perubahan zaman. Perubahan seperti ini juga dijelaskan di dalam surat Al-Qur’an yaitu surat Al-Ashr.

Al-Qur’an merupakan salah satu kitab suci berbentuk buku yang telah disempurnakan semenjak dari pertama kali penurunannnya. Kitab suci yang dimiliki oleh agama Islam ini memiliki berbagai macam kandungan beserta pelajaran-pelajaran yang dapat di petik oleh manusia. Bahkan ada yang menyebutkan jika di dalam Al-Qur’an juga sudah tergambarkan bagaimana keadaan bumi atau dunia di kemudian hari. Di dalam Al-Qur’an sendiri juga menjelaskan bagaimana proses dunia ini terbentuk mulai dari makhluk-makhluk yang akan mengisinya maupun sifat-sifat yang akan diisi oleh makhluk-makhluk tersebut semua sudah digambarkan dalam Al-Qur’an. 

Surat Al-ashr adalah salah satu ayat yang terdapat dalam  Al-Qur’an. Surat yang berjumlah tiga ayat ini memiliki makna yang sangat sesuai dengan kehidupan masyarakat di dunia ini. Al-ashr termasuk dalam surat Makiyyah yang di dalam Al-Qur’an merupakan surat ke- 103. Surat ini sesuai dengan artinya yaitu masa yang memiliki makna waktu. Yang dalam artian bisa berubah kapan pun seiring berkembangnya zaman.

Surat ini membahas bagaimana kita sebagai manusia memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Manusia saat ini dalam memanajemen waktunya sangatlah sulit karena kegiatan yang sangat banyak terkadang membuat manusia lupa akan waktu yang saat ini sedang berjalan. Kelalaian itulah yang membuat manusia mengalami kerugian baik di dunia maupun di akhirat. Waktu merupakan hal yag sangat krusial, karena jika kita tidak bisa mengaturnya dengan tepat dan benar maka segala bentuk jadwal-jadwal yang telah kita susun akan menjadi berantakan dan tidak sesuai. Maka dari itu, manajemen waktu sangatlah diperlukan, kita sebagai manusia harus pandai dalam membagi-bagi waktu yang kita miliki.

Jika kita mengkaji satu-persatu isi dari surat Al-Ashr tersebut dapat disimpulkan bahwa kita sebagai manusia tidaklah boleh membuang-buang waktu yang ada. Dalam kehidupan ini waktu adalah segalanya. Dalam hal apapun penggunaan waktu yang tepat merupakan kunci kesuksesan yang akan datang. Di Minangkabau banyak yang telah berubah akibat dari adanya waktu tersebut, perkembangan zaman yang kuat memberikan efek yang sangat besar bagi daerah yang terletak di barat Indonesia ini. Era saat ini sudah berubah, banyak hal-hal baik yang dulu dikerjakan dulu mulai ditinggalkan. Saat ini banyak sekali adat istiadat di Minangkabau yang mulai ditinggalkan salah satunya adalah kebudayaan lalok di surau. 

Lalok di surau merupakan salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat  karena dengan adanya kegiatan tersebut membuat pemuda-pemuda di Minangkabau belajar banyak hal. Banyak orang-orang Minangkabau yang sukses di kemudian hari karena adanya kegiatan tersebut. Lalok di surau tidak hanya kegiatan yang bertujuan untuk kegiatan religius saja. Kegiatan ini mengajarkan berbagai macam ilmu seperti; ilmu beladiri, ilmu mengaji, ilmu berkomunikasi dengan yang lebih tua maupun yang lebih muda, dan lain sebagainya. Hilangnya kegiatan ini menjadi kerugian yang sangat besar karena pemuda-pemuda Minang saat ini lebih termakan kepada kebudayaan yang ada di barat. Surau menjadi sarana tempat yang bagus bagi pemuda-pemuda di Minangkabau untuk belajar sopan santun, kereligiusan, serta ketaatan dan kepatuhan pemuda dalam menjalankan tugas yang telah di berikan Allah SWT.

Keterkaitan surat Al-Ashr ini sangatlah besar terhadap penduduk di Minangkabau saat ini. Berdasarkan keadaan lingkungan saat ini banyak sekali perilaku-perilaku masyarakat yang mulai menyimpang, walupun penduduk di Minangkabau bermayoritaskan agama Islam tapi masih banyak juga yang melakukan larangan-larangan yang seharusnya tidak dilakukan. Di Minangkabau kasus seperti menyukai sesama jenis saja pernah menjadi sangat hangat, bahkan banyak pemuda-pemuda di Minangkabau kurang mendapatkan pembekalan ilmu-ilmu keagamaan yang diakibatkan hilangnya satu persatu kebudayaan yang baik di Minagkabau. Hal tersebut merupakn suatu kerugian bagi masyarakat yang memiliki pembekalan ilmu Islam yang sangat kental ini. Kerugian ini makin kian membesar seiring berjalannya waktu. 

Perkembangan yang kian cepat memasuki era saat ini membawa banyak perubahan besar. Banyak pemuda-pemuda yang mulai termakan dengan adanya perubahan arus ini, sehingga penduduk Minang saat ini benar-benar dalam kerugian. Pemuda menjadi tonggak perubahan besar bagi dunia saat ini, jika pemuda saat ini tidaklah lagi memiliki sifat-sifat keagamaan yang kuat serta pemikiran dan mental yang sudah terbentuk sejak dini maka sudah dipastikan orang-orang di Minangkabau akan mengalami kerugian. Salah satu cara yang dapat diterapkan saat ini adalah dengan mengadakan kebudayaan yang dulunya sudah menghilang dengan menerapkan beberapa kegiatan-kegiatan yang dulu dilakukan, walaupun saat ini era sudah modern. Namun, adat dan kebudayaan itu harus tetap ada, bukan hanya dari segi tata krama saja melainkan dari segi pemikiran dan mental juga. 

Sebenarnya banyak surat-surat di dalam Al-Qur’an yang mengkaji tentang waktu. Namun, hanya surat Al-Ashr sajalah yang fokus waktunya lebih dipertajam karena di dalam surat tersebut saat ini waktu benar-benar menjadi perhatian khusus, karena sudah banyak peristiwa yang diakibatkan karena adanya perubahan masa ini, terkhususnya di daerah Minangkabau. Kebudayaan yang telah menghilang tersebut sangatlah disayangkan, karena kebudayaan yang hilang tersebut bersifat positif dan bukan negatif yang akan mengakibatkan kerugian. 

Bahkan tradisi tradisional tersebut dapat membentuk karakter dari masyarakat muda saat ini jika itu tetap diterapkan kepada generasi muda saat ini. Karena pada dasarnya orang-orang Minang itu belajar kepada alam atau yang biasa disebut dengan Alam Takambang Menjadi Guru adanya pembelajaran ini membentuk karakter pemuda Minang yang bijaksana dan juga menjunjung tinggi kebudayaan serta adat istiadat yang telah ada di Ranah Minangkabau sebelumnya.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS