Ticker

6/recent/ticker-posts

Eksistensi Silek Bagi Anak Muda Di Minangkabau

 


Oleh Sri Handayani 

Mahasiswa jurusan sastra Minangkabau fakultas ilmu budaya universitas Andalas 




   Eksistensi merupakan keberadaan sesuatu hal yang ada dalam suatu kehidupan baik itu masyarakat, budaya, agama dan berbagai hal lainnya dalam suatu kehidupan. Biasanya kata eksistensi hanya diketahui oleh orang yang mengerti tentang  akademik atau orang awam bakal susah untuk mengetahui kata ini. Keberadaan sesuatu yang ada di tengah kehidupan perlu dipertanyakan, karena tidak semua hal bisa bertahan lama dalam suatu kehidupan. Misalnya saja sebuah tradisi yang melekat dan ada dalam sebuah masyarakat tentu bisa saja punah ditelan masa. Masa tentu berpengaruh terhadap keberadaan budaya yang ada di tengah masyarakat. 


     Silek merupakan seni bela diri yang ada di Minangkabau. Silek tentu berbeda dengan silat karena silek di Minangkabau tentu merupakan sebuah harga diri serta harmoni bagi wilayah di Minangkabau. Silek di Minangkabau terdiri dari beberapa aliran, aliran ini tentu mengadopsi dari alam, karena sesuatu dengan falsafah " alam takambang jadi guru". Filosofi ini tentu sesuai dengan artinya yaitu belajar dari alam. Begitu juga dengan silek yang gerakanya berasal dari alam contohnya gerakan ayam, harimau, buaya dan lainnya.


       Orang yang pandai silek di Minangkabau dinamakan pandeka(pandai aka). Hal ini diartikan bahwa orang yang pasilek itu tidak hanya digunakan untuk langsung berkelahi saja, melainkan dipikirkan dulu apakah ini pantas untuk berkelahi atau tidak. Misalnya orang itu memiliki masalah, maka dicarikan aka(perundingan agar tidak terjadi perkelahian). Ketika orang pasilek itu sangat jarang bisa terlihat karena sifat orang Minang itu lebih abu-abu dengan kepandain yang dia miliki Silek tuo adalah silek yang digunakan untuk bela diri tidak ditampilaj untuk laga-laga. Orang yang menguasai silek  disebut pandeka(pandai aka) tentu ada beberapa jurus tertentu dalam silek, hanya mengalahkan akal, bergaya bebas, bisa juga bergayaa harimau.

     

    Di Minangkabau silek tentu banyak, dalam silek tersendiri tentu ada sebuah aliran yang akan menentukan gaya dalam basilek itu sendiri. Aliran silek ini juga menentukan arah seseorang dalam basilek. Dalam silek biasanya kita tidak hanya mempelajari gerak saja melainkan tentu ada hal khusus yang perlu dipelajari.  Apabila seseorang dalam basilek itu belajar dari gerak, tetapi ketika dia sudah pandai maka hal ini akan menjadikan dia akan mempelajari kaji yang ada dalam silek. Kaji ini adalah hal yang paling utama, letak sejarah, aliran bahkan tarikat yang ada dalam sebuah aliran silek ada dalam kaji ini. Silek di Minangkabau tentu sangat erat dengan agama Islam. Maka dalam dunia silek orang yang paham juga dengan silek akan mempelajari kaji yang akan dia pakai nanti dalam sebuah silek.


   Dalam hal ini, di daerah Minangkabau khususnya pada hari ini silek tentu bisa dikatakan masih eksis di tengah masyarakat.   Tetapi hal ini bukan menjadi patokan utama karena anak muda di Minangkabau hingga dewasa ini tidak banyak yang mengetahui tentang tradisi yang ada di daerah mereka sendiri. Silek tentu menjadi sebuah budaya yang melekat dalam sebuah masyarakat. Makanya anak muda di Minangkabau perlu mengetahui tentang tradisi silek yang masih berkembang dalam masyarakat. Anak muda perlu penekanan agar mengetahui sedikit banyaknya silek yang ada di Minangkabau.

     Anak muda di Minangkabau hari ini tentu kurang menghargai tradisi bahkan tidak mengetahui sama sekali. Silek sebenarnya adalah identitas dari Minangkabau itu sendiri. Makanya hari ini dan dahulu serta semakin berkembangnya teknologi hingga kini membuat orang di Minangkabau tentu bisa saja melupakan silek. Di Minangkabau dahulu anak-anak belajar silek di Surau. Pendidikan non formal seperti ini membuat anak-anak di Minangkabau dahulu dibandingkan sekarang tentu jauh berbeda. Surau merupakan tempat ibadah serta tempat tidur bagi pemuda karena ketika anak tersebut sudah baligh dan berakal tentu ketika tidur dirumah membuat mereka malu tersendiri. Makanya didikaan surau serta silek itu tentu berbeda dengan didikan anak muda di Minangkabau sekarang.

       Anak muda sekarang di Minangkabau sudah tidak ada lagi tidur di surau dan juga sangat jarang untuk belajar silek. Hal ini bisa saja mengubah karakter masyarakat Minangkabau untuk kedepannya. Karakter anak Minangkabau yang mana dijabarkan dalam kurikulum belajar silek di surau pada saat zaman dahulu tentu berbeda. Sekarang anak muda  belajar silek di Minangkabau pergi ke tempat perguruan silek. Tentu hal ini juga bisa berpengaruh terhadap eksistensi silek di Minangkabau itu sendiri. Banyak dari anak muda Minangkabau yang sudah tidak mau lagi belajar silek. Hanya beberapa orang yang benar-benar mencintai tradisi. Anak-anak sekarang tentu tidak bisa diajak seperti dahulu lagi. Tidak ada yang salah dengan sanggar silek tersebut, tetapi ketika penulis melihat fenomena yang ada di kampung penulis sendiri tetapi hal ini menurut penulis adalah sesuatu hal yang tidak bisa ditoleransi karena belajar silek di surau tentu lebih baik dibandingkan dengan belajar silek di sanggar. Kenapa hal tersebut lebih baik, ketika anak muda belajar di sanggar silek, tentu yang datang ke sanggar itu hanya anak muda yang mau saja berbeda ketika silek ada di surau tentu semua orang yang tidur di surau akan ikut belajar silek. Kemunduran peradaban seperti ini perlu diperhatikan.


Untuk itu ketika sebuah tradisi sudah hilang, maka hal ini perlu diperhatikan. Silek tidak hanya sebagai sebuah identitas budaya, tetapi silek juga merupakan ciri khas yang harus diperhatikan baik itu oleh pemerintah maupun masyarakat Minangkabau khususnya. Makanya penulis berharap ketika ada sebuah silek yang sudah punah, maka hal ini harus dihidupkan kembali, karena orang mengetahui bahwa silek itu terkenal di Minangkabau. Orang yang pandai silek juga di dalam kampung akan disegani. Anak muda Minangkabau harus mengetahui tentang hal ini, ketika anak muda sudah tersadar dengan pentingnya tradisi serta budaya daerah maka hal ini tidak akan membuat budaya di suatu daerah akan menghilang. Kita harus menjaga tradisi yang berkembang di tengah masyarakat.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS