Ticker

6/recent/ticker-posts

Seni Pertunjukkan Minangkabau : Pacuan Itiak



Oleh : Nurfazira Okta Putri, Jurusan Sastra Daerah Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

Seni merupakan sebuah bidang yang dimana di dalamnya kita dapat berekpresi sesuka hati kita untuk menunjukkan apa yang kita rasakan. Seni ini dapat memuat hasil karya yang bisa kita nikmati, baik dari mata maupun pendengaran bahkan terkadang jiwa kita bisa bergetar ketika kita menyaksikan pertunjukkan seni. Seni itu merupakan rahmat yang diberikan oleh Tuhan kepada kita manusia agar kita dapat menunjukkan kepada orang lain apa yang kita rasakan saat ini.

Di Indonesia banyak sekali seni-seni yang sangat beragam yang bis akita nikmati. Indonesia merupakan negara dengan kesenian yang beragam yang ada di dunia. Dengan kepulauan yang sangat banyak membuat Indonesia memiliki banyak kebudayaan, bahasa, suku dan lain sebagainya. Kesenian di Indonesia sendiri juga banyak yang berasal dari kebiasaan ataupun kepercayaan masyarakat.

Biasanya kesenian yang ada di Indonesia ini merupakan kesenian berbentuk pertunjukkan. Seni pertunjukkan adalah sebuah karya seni yang melibatkan individu atau kelompok dalam menampilkan aksi-aksinya. Seni pertunjukkan di Indonesia biasanya didasarkan atas kepercayaan dan kebiasaan penduduk sehingga menciptakan suatu kesenian yang sangat unik. Setiap daerah di Indonesia memiliki keseniannya masing-masing dalam menunjukkan keistimewaan di setiap daerahnya.

Salah satu daerah tersebut ialah Sumatera Barat. Sumatera Barat merupakan daerah yang memiliki kesenian yang unik-unik. Daerah dengan budaya Minangkabau yang sangat kental ini memiliki tradisi dan seni pertunjukkan yang unik-unik yang masyarakat belum banyak tahu. Salah satu tradisi tersebut adalah Pacu Itiak, terdengar sangat unik bukan? Yang dimana biasanya yang menjadi hewan pacuan itu adalah seekor sapi atau kerbau namun, di Minangkabau memiliki tradisi unik yang berbeda. Pacuan untuk seekor sapi juga ada di Minangkabau tetapi, yang dibahas dalam artikel ini bukanlah pacuan sapi atau pacuan jawi. Pacuan merupakan sebuah perlombaan atau balapan yang diadakan sebagai tujuan untuk menghibur.

Pacuan Itiak merupakan sebuah seni pertunjukkan yang berasal dari Payakumbuh, Sumatera Barat. Pacu Itiak adalah permainan yang memperlombakan itik terbang lurus di atas udara dan mendarat pada tempat ditentukan. Pacu Itiak adalah permainan yang sudah diwariskan dari generasi ke generasi di Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Tradisi Pacu Itiak sempat mengalami mati suri atau vakum sehingga kembali dihidupkan pada tahun 1980an oleh Camat di daerah tersebut.

Pacu Itiak ini memiliki kemiripan dengan balapan mobil Granprix Formula 1 yang dimana setiap musim pacuan itik datang tempat pacuan atau sirkuit itu selalu berpindah-pindah. Tujuan dari adanya perpindahan sirkuit di setiap kampung di Payukumbuh adalah untuk mempererat tali silahturahmi antar masyarakat. Karena Pacuan Itiak ini sangat dinantikan oleh masyarakat di Payakumbuh.

Bisa dibilang Pacuan Itiak ini juga mirip dengan lomba gymnastic yang dimana pacuannya memiliki jarak dan nomor-nomor tertentu untuk mengadakan perlombaannya. Seperti lomba lari yang memiliki pacuan berjarak 100 meter di Pacuan Itiak ini juga memiliki sirkuit yang berdasarkan perlombaannya. Jarak-jarak yang biasa dipermainkan adalah berbeda-beda, mulai dari 800 meter, 1000 meter, 1.200 meter, sampai dengan 1.600 meter atau biasa disebut dengan pacuan boko (bebas).

Untuk nomor 800 meter dan 1000 meter setiap itik yang dilempar oleh joki ataupun pemiliknya ke atas udara harus berada terbang lurus di atas ketinggian 10 hingga 20 meter dan harus mendarat di bawah garis finish yang sudah ditentukan. Pecandu Pacu Itiak menyebutnya dengan sebutan garis mati. Jika itik melewati dari garis mati makai tik tersebut akan dinyatakan gugur, hal ini bisa di dapatkan dengan adanya Latihan yang terus berulang agar itik menjadi terlatih.

Sedangkan untuk Pacu Itiak dengan nomor pertandingan 1.200 meter dan 1.600 meter itik yang bertanding tidak harus mendarat di garis mati yang sudah ditentukan melainkan itik boleh mendarat di atas atau di bawah garis yang sudah ditentukan. Namun, dengan catatan itik harus tetap terbang lurus. Sama halnya dengan pelari itik yang bertanding pada nomor 1.200 dan 1.600 meter memiliki sebutan, sebutan itu yaitu jalan panjang.

Dalam merawat itik yang siap dipertandingkan sang pemilik harus disiplin dalam merawat dan menjaga pola makan sang itik bahkan sang pemilik yang sudah terbiasa melakukan Pacuan Itiak mengetahui mana saja itik yang jago terbang. Ciri-ciri dalam memilih itik yang jago terbang ini hampir seluruh pemilik itik pacuan mengetahui ciri-cirinya. Hal tersebut menjadi biasa karena sang pemilik sudah sangat sering melakukan pertandingan Pacuan Itiak.

Ciri-ciri itik yang jago terbang biasanya memiliki gigi ganjil. Biasanya jumlah gigi yang dimilikinya bisa 5, 7, atau 9 buah saja. Lalu warna pada kakinya sama dengan warna yang ada pada paruhnya. Selain itu, bisa dilihat pula dari sisiak muko (sirip di kaki depan itik). Biasanya sisiak muko itik yang pecah adalah itik yang jago terbang tetapi, prediksi ini kadang juga keliru namun dipercayai oleh masyarakat sekitar.

Selain dari gigi dan sirip, itik yang jago terbang juga dapat dilihat pada kedua sayap kecil kecil yang berada di kedua sayap besar itik tersebut. Jika kedua sayap kecilnya itu menghadap ke atas langit  serta memiliki sisi yang lurus maka bisa dipastikan bahwa itik tersebut siap dibawa dalam pertandingan. Namun, jika kedua sayap kecilnya memiliki arah yang berbeda-beda bisa di pastikan terbang itik tersebut tidaklah betul dan selalu berbelok-belok.

Tradisi Pacuan Itiak ini memiliki banyak nilai yang terkandung di dalamnya. Tradisi yang berbentuk seni pertunjukan ini selain asyik ditonton ternyata memiliki nilai-nilai yang sangat berfilosofis. Dari pertandingannya mengandung nilai kejujuran dan dari peternaknya memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk memastikan bahwa itik tetap dalam keadaan sehat dan tidak ada penyakit. Maka dari itu perawatan yang intens dan disiplin itu menjadi suatu keistimewaan yang ada dalam tradisi seni pertunjukan Pacuan Itiak. 

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS