Ticker

6/recent/ticker-posts

Permainan Rakyat Minang Yang Tergantikan Sesuai Zaman

Foto dok

Oleh Lezia Maharani 


Seiring perkembangan zaman, permainan rakyat atau permainan  tradisional mulai di lupakan dan bahkan ada yang menghilang. Lahan kosong yang menyusut dan perkembangan teknologi menjadi faktor permainan tradisional ditinggalkan. Anak – anak zaman sekarang lebih suka memagang gawai dan bermain game online, seperti permainan high domino yang sedang hangat-hangatnya pada saat ini, karena permainan itu dapat menghasilkan uang jika menang dan itulah yang membuat mereka canda akan permainan itu. Kebiasaan ini yang akan menghambat sosial anak karena mereka cendering mengasingkan diri dan tidak mau berkomunikasi dengan yang lainnya. Anak-anak yang kecanduan gadget juga jarang berolahraga. Jika jarang berolahraga hal ini akan mengakibatkan tubuh mereka akan lebih lemah dan mudah sakit. Padahal, banyak sekali permainan tradisional yang bermanfaat bagi anak-anak. Permainan tradisional juga banyak mengajarkan nilai-nilai positif seperti belajar tentang kerjasama, kesabaran hingga ketelitian. 

Dengan adanya teknologi yang mulai menjamur di masyarakat saat ini, permainan tradisional milai tidak dilirik lagi oleh anak-anak karena seiring perubahan waktu dan zaman permainan rakyat perlahan-lahan mulai dilupakan karena tergantikan sesuai zaman. Dan semua permainan itu sudah mulai ditinggalkan oleh permainan modern yang sesuai zaman seperti permainan vidio game, playstation, game online, berbagai permainan yang tersebut di komputer, laptop, bahkan gawai dan permainsn modern lainnya. Nilai dan manfaat permainan rakyat diantaranya yaitu memahami konsep sprotivitas, melatih kemampuan fisik anak, belajar mengelola emosi, menggali kreaktivitas, mengenal kerjasama, meningkatkan rasa percaya diri, dan bersosialisasi lewat permainan. Permainan rakyat sangat berperan penting dalam menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak, seperti asek motorik, kognitif, emosi, bahasa, sosial, spritual, ekologis, dan nilai moral. Permainan rakyat merupakan aset kebudayaan bangsa yang seharusnya dijaga dan dilestarikan agar tidak hilang ditelan kemajuan zaman ditegah pesatnya dunia IT di era global. Adalun 15 jenis permainan tradisional di Kaltim yang mulai hilang, antara lain, Begasing, paku lele, Engrang, main kelereng, asinan, lompat tali, asinan naga, petak umpet, telepon kaleng, cangklok, ular naga, bekel, sentokan, meriam bambu dan cina boy.


1. Begasing atau gasing

Permainan ini merupakan mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Permainan gasing adalah mainn tertua yang ditemukan berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Dapat dimainan oleh anak-anak dan orang dewasa dan digunakan untuk berjudi, ramalan nasib. Tetapi sekarang permainan ini sudah jarang di mainkan  oleh masyarakat minang. 


2. Patok lele 

Permainan ini menggunakan dua alat utama yaitu kayu kecil dan kayu panjang (biasanya kerukuran dua kali dari kayu kecil). Kayu kecil ini berfungsi sebagai “anak”, sementara kayu besar untuk pemukul. Kayu pemukul dipilih lebih kuat dari kayu “anak”. Kayu kecil diletakkan di sebuah lubang berkedalaman tidak lebih dari 5 cm. Cara bermain patok lel sepertu baseball. Tim yang kalah menjaga dan mencari ancang-ancamg pukulan kayu anak dari tim yang memukul. Permainan patok lele sekarang ini sudah jarang dimainkan masyarakat karena banyaknya permainan-permainkan canggih lainnya. 


3. Permainan egrang termasuk olahraga tradisional, namun egrang tersebut masih belum bisa diperlombakan sebagai salah satu cabang olahraga dalam skala nasional. Permainan kni merupakan permainan tradisional khas Indonesia yang juga digolongkan sebagai bagian dari olahraga tradisional. Olahraga tradisioanal memang terbentuk dari pengaruh permainan daerah dan berbagai suku dan etnis yang ada. Meskipun permainan egrang termasuk olahraga tradisional, namun egrang tersebut masih belum bisa diperlombakan sebagai salah satu cabang olahraga dalam skala nasional. Egrang yang dikenal juga sebagai enggrang atau jangkauan ini biasa diperlombakan sebagai olahraga permainan untuk bersenang-senang di daerah tertentu.


4. Main kelereng 


Kelereng adalah permainan yang dimainkan beramai-ramai, baik individu melawan individu, maupun kelompok melawan kelompok. Kalereng memiliki nama lain yang berbeda, didaerah jawa kelereng disebut dengan nekeren, di betawi disebut dengan gundu, sementara di palembang disebut ekae. Kalereng dapat dijadikan permainan anak yang bersufat Edukatif, kompetitif,  rekreatif, dan dapat dikoleksi dengan tujuan nostalgia karena memiliki warna dan motif yang estetik. 


5. Asinan 


Asinan merupakan sebuah permainan yang mengandalkan kekompakan sebuah tim. Permainan ini biasa dilakukan di tanah lapang dan ditanah yang berumput agar saat melakukan sodoran tidak mengalami lecet atau luka-luka. 

Manfaat permainan ini mengajarkan kita supaya dapat bekerja sama sesama teman dengan baik, karena kekompakan tim sangat diperlukan, begitu juga kepercayaan terhadap teman sangat diperlukan. Permainan ini juga mengajarkan ketangkasan kepada para pemainnya untuk itu kemampuan berlari yang baik sangat diperlukan dalam melakukan permainan ini. Sebuah permainan yang patut untuk dilestarikan dan ditampilkan agar kelak tidak tinggal namanya saja, tetapi mulai sekarang permainan ini sudah jarang dimainkan bahkan terlupakan karena digantikan oleh banyaknya permainan modern yang lebih asyik seperti permainan di Gadget. 


6. Lompat tali 

Permainan ini menyerupai tali yang terbuat dari karet gelang, permainan ini cukup dibilang sangat populer sekitar tahun 70-an sampai 80-an, ini lah yang menjasi favorit saat anak – anak keluar main, karena dapat bermain lompat tali bersama teman sekolahnya, permainan yang  sederhana tapi bermanfaat sekaligus untuk olaharaga. Cara bermainnya dilakukan perorangan atau kelompok, jika bermain sendiri dapat mengaitkn tali pada tiang atau apapun yang memungkinkan lalu melompatinya. Jika bersama tali direntagkan dengan ketingian bergradasi, dari paling rendah higga paling tinggi. Untuk pemenangnya bagi dia yang pandai melompat tinggi, maka dialah yang keluar sebagai pemenang. Sementara dia yang kalah akan berganti posisi menjadi pemegang tali. Permainan secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkan melewati kepala sampai kaki sambil melompatinya. Tetapi permainan ini sudah jarang dimainkan bahkan sudah tertinggal dan dilupakan oleh permaina modern lainnya. 


#Penulis merupakan mahasiswa sastra daerah minangkabau fakultas ilmu budaya, Universitas Andalas angkatan 2020.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS