Ticker

6/recent/ticker-posts

Tradisi Manjuadah

Nama : Fadhila Salsabila
Mahasiswa Sastra Minangkabau, Universitas Andalas

Indonesia memiliki berbagai budaya dan tradisi yang beragam di berbagai wilayah diantaranya adalah tradisi dari nagari Sungai Pua Kabupaten Agam Sumatera Barat  yaitu tradisi Manjuadahi.

Setiap daerah mempunyai tradisinya tersendiri dalam merayakan kehadiran bayi salah satunya tradisi Manjuadahi masyarakat nagari Sungai Pua.

Masih banyak yang belum mengetahui keunikan tradisi adat di nagari Sungai Pua yang satu ini. Oleh karena itu tradisi unik ini menarik untuk dibahas. 

Tradisi Manjuadahi adalah tradisi tujuh bulanan yang ada di nagari Sungai Pua. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh keluarga mertua dari suami untuk istrinya yang tengah hamil 7 bulan. Dalam hal ini keluarga dari pihak suami akan mengantarkan hantaran atau pembawaan, yaitu berupa lapek juadah (lapek 7 bulanan), kolak labu, kolak ubi, nasi kuning, pisang kalek, dan batiah. Hantaran ini di maskukkan dalam wadah yang sudah ditentukan. Untuk lapek juadah, pisang kalek, dan batiah dimasukkan ke dalam ketiding kemudian nasi kuning dimasukkan ke dalam piriang jamba (piring besar untuk makan bersama) sedangkan kolak labu dengan kolak ubi di masukkan ke dalam panci.

Tradisi Manjuadahi ini merupakan tradisi yang sudah ada sejak dahulu yang dilakukan secara turun temurun di nagari Sungai Pua dan masih dilakukan sampai sekarang ini. Tujuan dilakukannya Manjuadahi adalah sebagai ungkapan rasa syukur karena telah diberi kesehatan kepada ibu dan bayi dalam kandungan.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS