Ticker

6/recent/ticker-posts

PERAN DAN FUNGSI BUNDO KANDUANG DALAM MINANGKABAU


Nama : Ayu Fazira

Pekerjaan: Mahasiswa Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas



Pengertian Bundo Kanduang 

   Bundo kanduang adalah perempuan minangkabau yang sudah menikah, dan yang akan menjadi bundo kanduang inti adalah ibu kandung/kakak kandung/adik kandung perempuan/sepupu perempuan dari garis keturuan ibu dari penghulu atau ninik mamak dalam suatu nagari yang berfungsi memelihara anak keluarga, harta pusaka dan sangggup melanjutkan ekonomi keluarga dan mewujudkan Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah.



     Istilah terpopuler yang terkait dengan perempuan Minangkabau ialah Bundo Kanduang. Istilah ini, dimaknai sebagai  perempuan senior atau ibu sejati dalam suatu keluarga matrilineal Minangkabau. Justru itu, Bundo Kanduang harus mempunyai sifat keibuan dan kepemimpinan. Bundo Kanduang merupakan sosok yang mampu membedakan yang baik dan yang buruk, termasuk yang halal dan yang haram. Dengan kata lain, Bundo Kanduang merujuk kepada perempuan yang sudah menjalankan perannya sebagai seorang ibu dalam konteks adat dan budaya. Bundo Kanduang haruslah berilmu dan mempunyai sifat-sifat yang dapat ditauladani dari perbuatan perbuatan.

Apabila kita lihat secara lebih mendalam, bundo kanduang sebagai limpapeh rumah nan gadang merupakan seorang ibu yang selalu mendidik anak-anaknya secara baik dan harus menjadikan rumah tangga dan keluarganya sebagai suatu lembaga pendidikan pertama. Hal ini disebabkan oleh pendidikan pertama kali diberikan oleh ibu. Bundo kanduang dalam hal ini sangat menentukan corak dan warna generasi yang akan dilahirkan di dalam rumah tangga dan keluarga. Oleh sebab itu, seorang bundo kanduang haruslah menjadi contah tauladan dan memelihara sifat-sifat yang baik, antara lain: jujur, cerdas,pandai berbicara, ramah tamah, sopan, santun , berbudi baik, dan malu.



       Bundo kanduang sebagai sumarak dalam nagari, hiasan dalam kampuang mengandung makna bahwa kehadiran wanita sebagai simbol dari keindahan, tidak semata-mata dalam pengertian saja. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang mengatakan bahwa Kaum wanita dalah tiang rumah tangga dan negara, kalau baik kaum ibu, baiklah rumah tangga, dan negara.Bundo kanduang sebagai nan gadang basa batuah memiliki makna bahwa sebagai lambang kebanggaan dan kemuliaan suatu kaum. Dengan demikian, bundo kanduang haruslah memahami dan mengamalkan ajaran adat dan Islam.

Peranan bundo kanduang adalah: 



   a. Limpapeh Rumah Nan Gadang

          Hal ini bermakna bahwa bundo kanduang merupakan pemimpin atau penguasa rumah nan gadang. Makna lainnya adalah sebagai tiang tengah dalam sebuah bangunan tempat memusatkan segala kekuatan tiang-tiang lainnya. Apabila salah satu tiang ambruk, maka tiang lainnya juga ikut jatuh. Lebih jauh pengertian limpapeh menurut adat minangkabau adalah seorang bundo kanduang yang telah meningkat menjadi seorang ibu. Ibu sebagai seorang limpapeh rumah nan gadang adalah tempat meniru, teladan. Kasuri tuladan kain, kacupak tuladan batuang, satitiak namuah jadi lawik, sakapa buliah jadi gunuang. Seorang Ibu bertugas membimbing dan mendidik anak yang dilahirkan dan semua anggota keluarga lainya di dalam rumah tangga. 



   b. Umbun Puruak pagangan Kunci

         Ketika perempuan minangkabau menikah maka tugas perempuan tersebut akan bertambah sebagai istri yang harus dijalankan dengan sifat-sifat arif bijaksana, saling hormat, khidmat, dan cepat kaki ringan tangan. Adapun makna lain dari umbun puruak pagangan kunci adalah bahwa bundo kanduang itu adalah pemegang kekuasaan di rumah Gadang, sehingga segala sesuatunya haruslah mendapat persetujuan dari bundo kanduang. Oleh sebab itu, niniak mamak yang mewakili rumah Gadang tersebut, pergi bermusyawarah ke balai akan membawa ide (kepentingan)dari bundo kanduang rumah gadang nya.Dalam hal lain juga dikenal dengan istilah pamacik kunci nan di dalam. mengandung makna bahwa bundo kanduang adalah perempuan yang akan menjaga martabat dan kehormatan rumah Gadang, kaum atau suku nya. Oleh sebab itu, baik-buruk dan sukses-tidaknya seorang niniak mamak dan penghulu memainkan peran dalam kaum atau sukunya,sangat tergantung pada Bundo kanduang



  c. Pusek Jalo Kumpulan Tali

         Bundo kanduang sebagai pengatur rumah tangga yang merupakan sumber yang sangat menentukan bagi baik buruknya anggota keluarga. Oleh sebab itu, bundo kanduang haruslah memiliki ilmu pengetahuan yang cukup seperti ilmu dalam mengatur ekonomi keluarga, dan hal lainnya. Seorang bundo kanduang juga harus memiliki sifat dan sikap terbuka. Bundo kanduang harus ramah, tau tinggi jo randah, budi baiek basi katuju. Sopan dan santun, riang gembira, capek kaki indak panaruang, ringan tangan indak pamacah.



  d. Sumarak dalam nagari hiasan dalam kampuang

            Ini bermakna bahwa perempuan minangkabau merupakan bagian dari masyarakat. Tanpa adanya perempuan maka unsur masyarakat tidaklah lengkap. Tanpa perempuan, rumah tangga, Korong kampuang, dan nagari tidak akan semarak. Bundo kanduang idealnya sebagai nan gadang basa batuah merupakan lambang kebanggaan dan kemuliaan yang menjadi penghantar keturunan yang dibesarkan yang dihormati serta di utamakan dan dipelihara. Bunbo kanduang harus memelihara diri serta mendudukkan diri sendiri dengan aturan dan agama Islam, menjauhi segala larangan agama dan adat .



      e. Ka Unduang-Unduang Ka Madinah Ka Payuang Panji Ka Sarugo

            Maksudnya dalah perempuan sebagai bundo kanduang dinyatakan sudah memainkan peranan sebagai pelindung dan penjaga anggota keuarga, anggota suku atau kaumnya dari pada perbuatan orang lain dan juga perbuatan dirinya yang bertentangan dengan nilai agama dan adat.



Pakaian Bundo Kanduang Limpapeh Rumah Nan Gadang

Perempuan Minang sangat kuat mempertahankan adat dan budaya terutama dalam hal berpakaian.maka perempuan Minang memakai pakaian adat Bundo Kanduang Limpapeh Rumah Nan Gadang.Pakaian adat Bundo Kanduang Limpapeh Rumah Nan Gadang ini melambangkan kebesaran dan kemuliaan serta menjaga marwah perempuan Minang.

Konsep pakaian perempuan Minang pada dasarnya terdiri dari 4 komponen yakni baju kurung Basiba (lapang), kain sarung, tutup kepala, dan kain selendang. Baju kuruang Basiba adalah dasar pakaian adat Minang.baju adat Bundo Kanduang atau Limpapeh Rumah Nan Gadang memiliki keunikan terutama terletak pada bagian penutup kepalanya yang menyerupai bentuk tanduk kerbau atau atap rumah gadang.



Pakaian Bundo kanduang merupakan pakaian adat Minangkabau yang dikenakan oleh para wanita yang sudah menikah. Sementara untuk pria maupun untuk sepasang pengantin, dikenal juga jenis pakaian lainnya.Perlengkapan pakaian Bundo Kanduang adalah tingkuluak (tengkuluk), baju batabue, minsie, lambak atau sarung, salempang, dukuah (kalung), galang (gelang), dan beberapa aksesoris yang lain.



Tingkuluak merupakan sebuah penutup kepala yang bentuknya menyerupai kepala kerbau atau atap dari rumah gadang. Penutup kepala yang terbuat dari kain selendang ini dikenakan sehari-hari maupun saat dalam upacara adat tertentu.Baju Batabue atau baju bertabur adalah baju adat Minangkabau baju kurung yang dihiasi dengan taburan benang emas. Pernik-pernik sulaman benang emas tersebut melambangkan tentang kekayaan alam daerah Sumatera Barat yang begitu melimpah. Corak dan motif dari sulaman ini pun sangat beragam.



Baju batabue dapat dijumpai dalam 4 varian warna, yaitu warna merah, hitam, biru, dan lembayung. Pada bagian tepi lengan dan leher terdapat hiasan yang biasa disebut minsie. Minsie adalah sulaman yang menyimbolkan bahwa seorang wanita Minang harus taat pada batas-batas hukum adat yang berlaku.

Lambak atau sarung adalah pakaian bawahan pelengkap pakaian adat Minangkabau Bundo Kanduang. Sarung ini ada yang berupa songket dan berikat. Sarung dikenakan dengan cara diikat pada pinggang. Belahannya bisa disusun di depan, samping, maupun belakang tergantung adat Nagari atau suku yang memakainya.

Salempang adalah selendang yang terbuat dari kain songket. Salempang di letakan di pundak wanita. Salempang menyimbolkan bahwa wanita harus memiliki welas asih pada anak dan cucu, serta harus waspada akan segala kondisi.



Umumnya seperti pakaian wanita dari daerah lain, penggunaan baju adat Minangkabau untuk wanita juga dilengkapi dengan beragam aksesoris seperti galang (gelang), dukuah (kalung), serta cincin.

Dukuah memiliki beberapa motif, yaitu kalung perada, daraham, kaban, manik pualam, cekik leher, dan dukuh panyiaram. Secara filosofis, dukuah melambangkan bahwa seorang wanita harus selalu mengerjakan segala sesuatu dalam dasar kebenaran.

Jadi, bila perempuan Minang sedang memakai busana Limpapeh Rumah Nan Gadang maka akan tampak kemuliaan dan marwahnya.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS