Ticker

6/recent/ticker-posts

MENGENAL RAGAM CAMILAN KHAS TALAWI, KOTA SAWAHLUNTO



Oleh : Saskia Putri Nabilla

Pekerjaan : Mahasiswa Sastra Minangkabau, Universitas Andalas


 


Berbicara mengenai makanan, tentu membuat siapa saja senang mendengarnya. Pecinta kuliner tentu saja akan selalu memerhatikan apa saja makanan-makanan yang tengah eksis saat ini. Perkembangan zaman juga berpengaruh terhadap perkembangan ragam makanan terutama di kalangan anak muda. Kalangan muda-mudi saat ini tentu akan lebih sering menghabiskan waktunya dengan nongkrong bersama teman dan tidak lupa dengan berbagai makanan yang terhidang tentunya. Namun sayangnya, generasi milenial saat ini, justru lebih menggemari makanan-makanan yang bisa disebut siap saji dan lebih cenderung menyukai makanan luar. Akan sangat disayangkan, mereka yang terbiasa dengan menu makanan dari luar justru tidak mengenal makanan-makanan lokal yang berasal dari tempat tinggalnya sendiri. Padahal, makanan lokal atau makanan tradisional jauh lebih sehat karena dimasak sendiri di rumah dan tentu terjamin lebih aman sebab menggunakan bahan-bahan yang berasal dari alam. 


Ngemil merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh setiap orang. Adapun pengertian camilan adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang di antara waktu makanan pokok atau utama (Kerr et al dalam Yuliani Silvana Putri, 2018). Camilan ini, biasanya dihidangkan dalam jumlah kecil dan berbeda dengan makanan pokok atau utama, seperti kue-kue, pudding, manisan, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, penulis ingin mengenalkan berbagai macam camilan yang ada di daerah Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. Apa saja makanannya? Berikut penjelasan mengenai camilan tersebut :

1. Kare-Kare

Salah satu makanan tradisional yang tergolong ke dalam kue khas Minangkabau ialah kare-kare. Kare-kare merupakan salah satu makanan khas Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Makanan tradisional ini merupakan salah satu wujud budaya dalam masyarakat yang sudah ada sejak turun-temurun dari nenek moyang terdahulu. Makanan ini unik karena terlihat berbeda dari kue tradisional pada umumnya. Kue ini justru terlihat seperti  sarang burung berbentuk bundar namun datar yang bewarna coklat kekuningan. Kue ini juga adakalanya berbentuk segitiga yang mana berpengaruh terhadap harga jual nantinya. Makanan unik satu ini ternyata memiliki cita rasa yang manis dan juga gurih, sehingga sangat cocok apabila disantap dengan teh ataupun kopi. 


Makanan tradisional ini disebut kare-kare, sebab kare dalam bahasa Indonesia ialah berarti keras. Meskipun demikian, namun kue ini renyah apabila dimakan. Adapun penamaan makanan ini disebut kare-kare, menurut pendapat sebagian masyarakat lainnya ialah karena pembuatan makanan tersebut “keras” atau perlu kerja keras saat membuatnya. Hal menarik lainnya dari kare-kare khas Talawi ini ialah dapat ditemukan sewaktu hari raya Idul Fitri saja atau masyarakat setempat menyebutnya dengan hari rayo godang. Selain itu, kue ini juga biasa ditemukan saat prosesi perkawinan ‘manjalang mintuo’. Makanan tradisional ini juga terdapat beberapa varian nama di berbagai daerah di Sumatera Barat, seperti ada yang menyebutnya kageh-kageh, kareh-kareh, ambuik-ambuik, dan lain sebagainya.


2. Lamang Tungkek

Lamang tungkek merupakan salah satu makanan tradisional khas Talawi yang tergolong unik, sebab hanya ditemukan sewaktu hari raya Idul Adha saja. Penamaan lamang tungkek pada makanan tersebut dikarenakan makanan yang dibuat dan dibentuk seperti tongkat. Berbeda dengan lemang pada umumnya, lemang yang biasa dikenal dengan tekstur lembut, namun lamang tungkek dibuat dengan tekstur yang padat sehingga cukup keras selayaknya tongkat atupun bambu. Akan tetapi, saat dimakan, makanan tersebut cukup lembut, bahkan tidak sekeras bentuknya. Tidak hanya itu, lamang tungkek juga diikat seperti halnya ruas pada bambu yang apabila ditegakkan maka akan terlihatlah seperti tongkat yang berdiri tegak. Dikarenakan makanan ini makanan ini hanya ada sewaktu hari raya Idul Adha, maka masyarakat setempat menyebutnya dengan lomang oji atau lemang haji.


3. Kue Sopik

Kue yang satu ini juga tidak kalah unik, sebab sesuai namanya yaitu sopik yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, maka akan bermakna ‘jepit’. Kue sopik atau kue jepit ini dinamakan demikian, sebab pembuatannya yang benar-benar menjepit adonan dengan alat cetak seperti jepitan yang bermotif. Jepitan itulah nanti yang membantu proses pembuatan kue sehingga dinamakan kue jepit. Camilan satu ini sangat digemari anak-anak karena rasanya yang manis dan juga renyah seperti halnya kare-kare. Makanan ini dapat ditemukan kapan saja terlebih sewaktu hari raya, dan tidak jarang hadir di saat upacara-upacara adat tentunya. 


4. Pinyarom

Makanan selanjutnya yang tergolong dalam camilan khas Talawi ialah pinyarom. Camilan satu ini memiliki kekhasan tersendiri yang menjadi keunikannya yaitu berbentuk bulat kecil namun tebal, berwana coklat kehitaman dan memiliki rasa manis. Sama halnya kue sopik, makanan ini juga kerap ditemukan sewaktu hari raya maupun upacara-upacara adat lainnya. Bahkan, masyarakat setempat menyebutnya sebagai pelengkap isi dulang. Adapun nama makanan ini juga disebut dalam beberapa varian nama oleh masyarakat Minangkabau, seperti ada yang menyebutnya dengan pinyaram, peniaram, pinjaram, dan lain sebagainya.


Itulah beberapa contoh camilan yang ada di Talawi, Kota Sawahlunto. Adapun umumnya, camilan tersebut memiliki cita rasa manis dan gurih. Camilan tradisional seperti ini sebaiknya harus tetap lestari dan dikembangkan, sebab hal ini merupakan salah satu hasil atau produk budaya yang sudah ada sejak nenek moyang dan turun-temurun hingga sekarang. Apabila kekayaan budaya tidak dilestarikan, maka bisa dipastikan bahwa budaya yang ada tersebut perlahan akan memudar dan tidak dikenal. Pengenalan terhadap produk hasil budaya sangat diperlukan saat ini, agar generasi muda dapat mengetahui bahwasanya budaya yang ada di sekitar tempat tinggalnya begitu banyak dan beragam.

#adr

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS