Ticker

6/recent/ticker-posts

Makna Dari Malam Bainai Di Minangkabau



Oleh : Tessa Rahma Putri 

Mahasiswa Universitas Ansalas

Fakultas : ilmu Budaya 

Jurusan  : Sastra Minangkabau


   Setiap daerah memiliki kebudayaannya masing-masing, termasuk dalam Pelaksanaan  pesta pernikahan. Di Minangkabau, Sumatra Barat, salah satu prosesi yang terkenal adalah “Malam Bainai” Malam Bainai merupakan ritual melekatkan tumbukan daun pacar merah ke kuku calon pengantin wanita yang dilakukan pada malam sebelum hari pernikahan. Tumbukan ini akan didiamkan semalaman, hingga meninggalkan warna kemerahan pada kuku. Calon Anak Daro sebutan bagi pengantin wanita, diyakini akan terlindung dari bahaya atau hal-hal buruk lainnya jika sudah melewati prosesi ini. Daun pacar merah ini dikenal masyarakat Minang  sebagai daun inai, oleh karena itu prosesi ini kemudian dikenal sebagai prosesi ‘Malam Bainai’.Namun tidak semua masyarakat di Sumatra Barat mempercayai hal tersebut sepenuhnya. Sebab pada zaman sekarang prosesi Malam Bainai hanya dianggap sebagai sebuah proses untuk membantu mempercantik kuku calon pengantin wanita saja.


   Makna Dari Pemakaian Inai

    Kata bainai pada malam bainai berasal dari kata inai. Inai adalah sejenis tumbuhan berwarna jingga yang kemudian akan dihaluskan untuk dibubuhkan pada kuku jemari anak daro. Jika dalam bahasa Indonesia, binai artinya berinai yaitu memakai inai. Jumlah jari yang dibubuhi inai pun tidak kesepuluhnya  melainkan hanya sembilan jari saja. Karena tradisi masyarakat Minangkabau selain adat istiadat mereka juga selalu mengedepankan syariat agama. Jumlah sepuluh dipercayai sebagai kesempurnaan, dan kesempurnaan hanyalah  milik Tuhan semata, jadi hanya sembilan jari yang dibubuhi inai. Seperti halnya pemercik, yang membubuhi inai pun ada ketentuannya Hanya kerabat saja bisa membubuhkannya saat membubuhkan juga akan diselipi dengan membisikkan nasihat-nasihat yang berguna bagi kehidupan rumah tangga anak daro. Pada setiap nasihat ini nantinya juga ada ketentuannya Pemakaian inai juga memiliki makna. Inai yang berwarna merah pada jari kuku ini tidak hanya sekedar dipakaikan begitu saja.  Selain pada makna dari pemakaiannya, pada setiap kuku jemari yang dibubuhi inai memiliki makna yang tidak sama satu dengan yang lainnya. Pada kuku jari tengah yang berinai memiliki makna agar anak daro akan secara adil membagi kasih sayangnya seperti halnya kasih sayang yang orang tuanya berikan kepadanya. Sedangkan kuku jari kelingking, kerabat yang bertugas membubuhi inai akan sembari mendoakan agar di masa depan anak daro dapat mengatasi berbagai kesulitan yang terjadi padanya dan suami kelak. Jadi jika suami tidak dapat menembus suatu kesulitan, anak daro sebagai istri dapat membantu mengatasi kesulitan tersebut. Kuku jari manis pun tak luput dari doa kerabat yang menjadi pembubuh inai Kerabat anak daro selagi memakaikan inai akan mendoakan keabadian cinta bagi anak daro dan pasangannya. Doa ini dibisikkan ketika membubuhi jari manis karena jari manis adalah tempat dimana cincin kawin akan dipakai seumur hidupnya nanti. Inai diharapkan menjadi doa supaya cinta keduanya abadi.

 

 4. Tahap Prosesi Malam Bainai khas Adat Minang

  1. Prosesi Mandi-Mandi ke Anak daro

  Prosesi Malam Bainai akan dimulai dengan proses mandi-mandi untuk Anak Daro yang mirip dengan prosesi siraman pada Adat Jawa. Namun berbeda dengan siraman yang menggunakan air dalam jumlah banyak, prosesi mandi-mandi ini hanya sekedar memberi percikan air pada Anak Daro. Air yang digunakan dalam prosesi ini dicelupkan daun sitawa sidingin. Para sesepuh atau tetua dari keluarga mempelai wanita yang berjumlah ganjil akan bergantian untuk memercikkan air tersebut pada sang pengantin. Orangtua mempelai wanita akan mendapatkan giliran yang terakhir.

 2. Diantar Menuju Pelaminan bersama pendamping Anak daro.

   Usai melewati prosesi mandi-mandi, Anak Daro akan diantar oleh orang tuanya menuju pelaminan dengan melewati kain jajakan kuning. Tahap ini melambangkan perjalanan hidup dari sang calon pengantin. Setelah dilewati, kain tersebut akan digulung oleh dua orang saudara laki-laki dari mempelai wanita yang melambangkan pernikahan cukup dilakukan satu kali saja seumur hidup. Setibanya di pelaminan, Anak Daro akan disambut oleh kerabat wanita yang dituakan. Puncak acara dalam tradisi ini adalah memakaikan inai pada sang mempelai wanita. Para saudara perempuan Anak Daro akan bergantian membubuhkan pacar pada kukunya hingga menjadi berwarna merah.

3. Malam Bainai, Tradisi Memakaikan Inai ke Anak daro.

  Setiap kuku yang diberikan inai memiliki maknanya tersendiri, yaitu sebagai berikut:

- Ibu jari: doa agar pengantin perempuan menghormati suaminya kelak.

- Jari telunjuk: doa dan harapan bagi mempelai agar berhati-hati mengambil sebuah keputusan dalam pernikahan.

- Jari tengah: harapan agar kasih sayang mempelai wanita dapat dibagikan dengan adil.

- Inai pada jari manis: doa agar kehidupan rumah tangga Anak Daro memiliki cinta yang abadi

- Jari kelingking: doa agar sang anak perempuan dapat melewati hal-hal sulit bersama sang suami

- Alih-alih memakaikan inai pada kesepuluh kuku jari tangan, jumlah jari yang diberikan inai hanya 9 jari saja. Sebab pada budaya masyarakat Minang, 10 jari melambangkan kesempurnaan sedangkan yang sempurna hanyalah Yang Maha Kuasa.

 4. Mempelai Diberikan Petuah oleh ninik mamak 

 Sambil dibubuhkan inai di kukunya Anak Daro akan mendapatkan petuah-petuah atau nasihat seputar rumah tangga dan perkawinan dari para saudara dan kerabatnya. Momen ini bisa juga menjadi momen kebersamaan antar keluarga dari sang pengantin perempuan. Pada prosesi ini, biasanya hadir pula alunan musik saluang khas Minang untuk memeriahkan acara. Itulah beberapa hal yang menarik untuk diketahui seputar Malam Bainai. Semoga informasi ini dapat bermanfaat khususnya bagi Anda yang sedang bersiap-siap menuju jenjang pernikahan.

 

  Tradisi malam bainai ini sudah menjadi acara yang ditunggu oleh Anak daro karna bertepatan acara malam bainai ini keluarga dan kerabat maupun teman dekat anak daro ini berkumpul untuk menyaksikan bagaimana prosesnya malam bainai yang digelar dengan kentalnya adat minang dan disaksikan oleh niniak mamak anak daro. Dan orang tua dari Anak daro juga meyampaikan pesan untuk anak perempuan yang menghabiskan masa gadis nya hingga ijab kabul dimulai esok nya. Tujuan orang tua untuk menyampaikan pesan untuk tetap menjaga rukun rumah tangga yang baik dan bagaimana cara menjadi istri yang baik untuk suaminya. Dan teman dekatnya juga ada kesempatan untuk menyampaikan pesan dan kesan untuk teman nya yang melepas masa gadisnya. Di waktu penyampaian teman dekat juga boleh memberikan suatu kenangan yang diberikan ke Anak daro untuk menandakan bahwa teman dekatnya menghadiri acara malam bainai bisa juga dikatakan masa gadisnya Anak daro memberikan emas ataupun sebuah benda yang bisa digunakan oleh Anak daro setelah pernikahan selesai untuk menjadi buah tangan yang membuat pesan dan kesan yang disampaikan temanya selalu diingat dan dikenang selalu. 

   Bukan hanyaa untuk memberi pesan dan kesan dalam acara malam bainai. Tujuan nya juga untuk mempercantik kuku anak daro menjelang akad pernikahan dengan kesannya lebih cantik dipandang oleh keluarga maupun tamu undangan yang akan datang di acara pernikahan. Semakin banyak inai yang di pakai di jari anak daro semakin cantik dan indah di pandang pula tangan anak daro saat acara pesta pernikahan di laksanakan. Kesanya lebih enak dipandang.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS