Ticker

6/recent/ticker-posts

Tradisi Sunatan di Aia Bangih

Foto dok

Oleh :Vaneska Yufita Sari Mahasiswa Fakultas sastra Minangkabau Unand 

​Indonesia sangat terkenal dengan ragam corak budaya dan tradisi yang ada di setiap daerahnya masing-masing. Dan setiap masing-masing daerah mempunyai adat atau tradisi yang berbeda-beda, dimana tradisi atau adat-adat yang ada menjadi ciri khas atau corak, karakteristik untuk daerah itu sendiri. Bahkan dari tradisi atau adat yang berbeda setiap daerah tadi bisa menjadi nama untuk daerah itu supaya dikenal oleh kalangan luar atau banyak orang. Ragam adat atau tradisi yang ada di setiap daerahnya dijaga dan dilestarikan serta di turun kan secara turun temurun dari generasi ke generasi selanjutnya. Bertujuan supaya adat atau tradisi yang telah di bangun atau telah ada terjaga dan di pakai sampai kapan pun.

​Provinsi sumatera barat dikenal dengan adat minangkabau atau tradisinya yang kental dengan ajaran atau syariat agama islam. Berbagai suku yang ada di sumatera barat seperti caniago, melayu, jambak, kumbang, sikapiang dan masih banyak lagi yang lainnya. Setiap suku yang ada dan daerah yang ditempati terdapat tradisi yang berbeda-beda dalam masyarakat. Dalam tradisi pernikahan saja contohnya sangat banyak terdapat tradisi atau adat-adat yang harus dilakukan, tidak hanya adat atau tradisi yang dilakukan saja melainkan ada juga adat atau tradisi yang mempunyai pantangan-pantangan yang tidak boleh dilupakan atau dilanggar.

​Dalam agama islam anak laki-laki yang telah berusia 12 tahun atau beranjak dewasa dalam artian baligh harus disunat kemaluannya, dan hukumnya wajib dalam agama islam. Sumatera barat adat minangkabau sangat kental terhadap ajaran-ajaran agama islam. Di minangkabau tradisi atau adat sunatan atau cara sunatan disetiap daerahnya berbeda-beda. Ada yang hanya mengundang orang atau masyarakat terdakat untuk mengadakan doa syukuran atas telah besarnya anak laki-laki tersebut, dan ada juga dengan cara sunatan massal secara gratis yang disediakan oleh pemerintah, ada juga yang dengan mengadakan acara besar-besaran seperti acara pernikahan dengan menjamu tamu undangan di restoran.

​Nah, disini saya ingin menjelaskan sedikit tentang bagaimana tradisi atau cara masyarakat aia bangih melakukan atau menjalankan tradisi sunatan di daerahnya. Sebelum itu saya akan menjelaskan bagaiamana pandangan masyarakat aia bangih terhadap sunatan itu sendiri. Masyarakat aia bangih menyebut sunatan dengan kata basilam. Masyarakat aia bangih menganggap tradisi ini adalah tradisi yang sangat penting bagi anak laki-laki mereka yang ingin beranjak dewasa. Para orang tua sangat menanti hal ini jika memiliki anak laki-laki, karena pandangan bagi masyarakat aia bangih itu sendiri anak laki-laki ini sangat besar tanggungjawabnya di masa depan atau di masa yang akan datang dan acara sunatan yang di lakukan oleh keluarga disini itu sebagai gambaran rasa betapa bahagianya orang tua jika anak laki-lakinya sudah beranjak dewasa dengan disunat.

​Di daerah aia bangih masyarakat sekitar melakukan tradisi atau adat basilam atau adat sunatan ini dengan sangat meriah. Seperti halnya acara pernikahan begitu juga dengan acara sunatan yang ada di daerah aia bangih ini, dilakukan dengan sangat mewah yaitu dengan mengundang tamu menggunakan kertas undangan seperti layaknya undangan acara orang nikahan. Tidak hanya acara pestanya saja yang sangat meriah melainkan menu jamuannya juga lumayan mewah seperti gulai-gulai yang ada pada restoran bahkan ada juga yang membuat seperti menu restoran yaitu seperti ambil sendiri ada menu nasi goreng, sate, soto , bakso dan lain sebagainya.

​Berbicra tentang dana tentu saja banyak dana yang dikeluarkan oleh tuan rumah yang mengadakan acara. Sekitar kurang lebih sepuluh sampai lima belas jutaan banyaknya. Kenapa harus begitu banyak mengeluarkan dana, karena banyak membutuhkan perlengkapan mulai dari bahan-bahyan dapurnya, organ tunggalnya, tenda untuk restoran, biaya sunatan atau dokternya dan masih banyak yang lain. Di dalam jamuan tamu yang telah datang dan telah makan harus membawa buah tangan untuk pulang biasanya seperti bubur kacang hijau aneka bubur lainnya, mie goreng, kue-kue dan lain-lain. Tidak lupa sebelum pulang para tamu yang telah datang dan telah datang harus memberikan uang kepada anak yang sunatan tersebut. Kenapa demikian itulah tradisi yang menjadi kebiasaan masyarakat aia bangih, dimana memberikan uang kepada anak yang sunatan tadi dengan cara memasukkan uang tersebut kedalam toples berukuran besar atau melemparkan uang kedalamnya, nah itu bagi para ibuk-ibuk yang masuk kedalam rumah untuk makan.

Lain halnya dengan para bapak-bapak, para bapak-bapak dijamu di luar atau makan diluar biasa disebut dengan kenduri atau hidangan prancis. Nah pada tradisi ini biasanya di adakan pada hari jumat, jadi setalah shalat jumat para bapak-bapak yang pulang shalat jumat langsung datang ke rumah yang sunatan untuk makan kenduri atau bentuk syukuran atas sunatan tadi, nah cara bagi para bapak-bapak yaitu dengan melemparkan uang dari pintu luar kepada anak sunatan yang tengah berbaring atau melemparkan uangnya kedalam toples tadi.

Biasanya pada bagian ini adalah bagian yang paling unik dan menarik menurut saya sendiri karena terlihat seperti kebahagian oleh orang-orang sekampung atas sunatan dari salah seorang anak laki-laki. Nah dibalik tuan rumah yang mengeluarkan uang yang jumlahnya lumayan besar tadi dari tradisi yang dijelaskan diatas ibuk-ibuk dan bapak-bapak yang memberikan uang kepada anak yang sunatan sebelum pulang, maka tuan rumah juga tidak sepenuhnya mengalami kerugian, tidak jarang tuan rumah mendapatkan uangnya kembali dan malahan lebih yang didapat dari pada yang telah dikeluarkan pada modal awal acara tadi.

Itulah tradisi sunatan yang ada di daerah aia bangih pasaman barat sumatera barat, sangat unik bukan.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS