Ticker

6/recent/ticker-posts

PUASA SESUNGGUHNYA ADALAH MENAHAN DIRI DARI PERBUATAN YANG DIHARAMKAN AGAMA, SEDANGKAN MENAHAN LAPAR DAN DAHAGA HANYALAH PUASA RINGAN


 Prof.Dr.H.Asasriwarni MH/Guru Besar UIN IB Padang/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar/Anggota Dewan Pertimbangan MUI Pusat



*_A. Pendapat Ulama :_*


Seorang tabi’in, yaitu Maimun Bin Mihraan Rahimahullah berkata:


«إن أهون الصوم ترك الطعام والشراب». " المحلى " لابن حزم (6/ 179)


*Sesungguhnya puasa yang paling ringan adalah meninggalkan makanan dan minuman*. (Lihat : Kitab “Al-Muhalla, Ibnu Hazm 6/179)


Kenapa demikian? karena *_semua orang bisa menahan rasa lapar dan dahaga, terlebih lagi dalam kondisi terpaksa dan kesulitan, sehingga secara dhohir tidak ada perbedaan antara orang yang meninggalkan makanan dan minuman karena tidak punya dengan orang yang  meninggalkan makanan dan minuman dari terbit fajar sampai terbenam matahari karena puasa_*,  karena hal itu adalah rukun yang wajib untuk dilakukan.  Numun hakikat puasa yang sesungguhnya adalah *_menahan diri dari seluruh hal yang diharamkan agama, baik  dari perkataan,  perbuatan, dan mata juga ikut berpuasa dari melihat yang haram, telinga berpuasa dari mendengar yang haram, lisan berpuasa dari perkataan yang haram, tangan berpuasa dari mengambil/memegang yang haram dan kaki pun ikut berpuasa dari melangkah ke tempat-tempat yang diharamkan_*


*_B. Hadits Dasar Pijakan :_*


Oleh karena itu Rasulullah SAW   menjelaskan bahwa puasa seseorang yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan yang haram, tidak ada nilai dan pahalanya disisi Allah SWT,  seperti dalam sabdanya di bawah ini :


(من لم يدع قول الزور والعمل به والجهل فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه) رواه البخاري رقم: 1903.


*Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan  dan perbuatan haram serta perilaku jahil, maka Allah tidak butuh dia yang hanya meninggalkan makanan dan minumannya* (HR. Bukhari No. 1903)


Selain hadits tersebut di atas,  Rasulullah SAW  juga bersabda sbb :


" لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهِلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ، إِنِّي صَائِمٌ " رواه ابن خزيمة رقم: 1996، قال الشيخ الأعظمي: إسناده صحيح.


*Bukanlah puasa sekedar menahan dari makan dan minum, sesungguhnya puasa adalah menahan diri dari yang sia-sia dan yang keji (haram), apabila seseorang mencelamu atau bersikap jahil kepadamu, katakan kepadanya : Sesungguhnya saya berpuasa* (HR.  Ibnu Khuzaimah No. 1996,  Syaikh Al-A’dzami mengatakan : sanadnya shahih)


Tidak hanya sampai situ,  Rasulullah juga menegaskan dalam sabdanya, bahwa : boleh jadi seseorang yang berpuasa tidak mendapatkan sesuatu dari-Nya, kecuali hanya rasa lapar dan dahaga, seperti dalam hadits di bawah ini :  


«رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ، وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ» رواه ابن ماجة (رقم: (1690) وابن خزيمة رقم: 1997، وقال الشيخ الأعظمي: إسناده صحيح.


*Boleh jadi seorang yang berpuasa tidak mendapatkan bagian dari puasanya kecuali lapar dan dahaga, dan boleh jadi seorang yang qiyamullail tiada bagian dari shalatnya kecuali hanya bergadang* (HR. Ibnu Majah No. 1690 dan Ibnu Huzaimah No. 1997, Syaikh Al-A’dzami mengatakan : sanadnya shohih)


Oleh karena itu mari kita jaga dan pelihara puasa kita dari perkataan dan perbuatan haram dan seluruh hal-hal yang akan merusak atau mengurangi pahalanya.


*_C. Contoh Ikhtiar Yang Dilakukan Para Ulama :_*


Dahulu para salafus shaleh banyak berwasiat dalam hal ini, di antaranya adalah :


عن طليق بن قيس قال: قال أبو ذر - رضي الله عنه -: «إذا صُمْتَ فتحفَّظْ ما استطعْتَ» فكان طليق إذا كان يوم صيامه دخل، فلم يخرج إلا إلى صلاة. " المحلى " لابن حزم (6/ 179).


*Dari Thaliq Bin Qais, beliau menuturkan : Abu Dzar Radhiyallahu ‘Anhu berkata : _apabila kamu berpuasa maka peliharalah semampumu_. Dan Thaliq apabila _pada hari berpuasa beliau masuk (menetap) rumah, tidak keluar kecuali untuk shalat berjama’ah_* (Lihat “Al-Muhallaa  Karya Ibnu Hazam 6/179)


Mujahid Rahimahullah mengatakan :


«من أحب أن يسلم له صومه؛ فليتجنب الغيبة والكذب». " الزهد " لهناد رقم (1203).


*Siapa yang ingin selamat puasanya, maka hendaklah ia meninggalkan gibah dan berdusta*  (Kitab Az-Zuhd, Karya Hannad, No: 1203)


Shahabat yang mulia, Jabir Bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhu perna berwasiat sbb :


«إِذَا صُمْتَ فَلْيَصُمْ سَمْعُكَ وَبَصَرُكَ وَلِسَانُكَ عَنِ الْكَذِبِ وَالْمَآثِمِ، وَدَعْ أَذَى الْخَادِمِ وَلْيَكُنْ عَلَيْكَ وَقَارٌ وَسَكِينَةٌ يَوْمَ صِيَامِكَ، وَلَا تَجْعَلْ يَوْمَ فِطْرِكَ وَيَوْمَ صِيَامِكَ سَوَاءً» رواه ابن أبي شيبه في المصنف، رقم


*Apabila kamu berpuasa maka hendaklah pendengaran (telinga), mata dan lisanmu (ikut berpuasa) dari kebohongan dan dosa, jangan sakiti pembantu, hendaklah kamu dalam keadaan santun dan tenang pada hari berpuasa, dan jangan kamu jadikan hari tidak berpuasa sama dengan hari kamu berpuasa* (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam : Al-Mushannaf, No. 8880.


Semoga Allah Ta’ala membimbing seluruh kaum muslimin untuk menjaga puasa mereka dari seluruh hal yang akan murusak atau mengurangi pahala dan keutamaannya, dan memberikan kepada kita pertolongan untuk beribadah kepadaNya, Aamiin YRA


اللهم أعنا على ذكرك وشكرك  وحسن عبادتك


*Ya..Allah, tolonglah kami untuk berdzikir dan bersyukur kepadaMu serta melakukan ibadah yang terbaik untukMu*


Semoga informasi ini bermanfaat dan berkah bagi  kita semua, aamiin YRA

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS