Ticker

6/recent/ticker-posts

Menentukan Awal Puasa dengan Tradisi Mancaliak Bulan

 

Foto dok

Oleh : Nadya Wardana dari mahasiswa jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas. 

Pandemi covid belum selesai sampai saat ini. Berbagai macam jenis varian virus baru yang menyebabkan tersebarnya ke tubuh manusia. Walaupun saat masih pandemi covid, itu tidak menjadi halangan untuk menyambut bulan suci Ramadhan tahun ini. Bulan puasa 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada tanggal  3 april 2022 sesuai sidang isbat yang disampaikan oleh menteri agama. 

Sidang yang dilaksanakan pada tanggal 1 april 2022 yang ditetapkan oleh menteri agama Yaqut Cholil Qoumas. Puasa merupakan rukun Islam yang ketiga yang wajib dilaksanakan bagi umat Islam. Seperti yang dijelaskan dalam al-qur’an surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya “Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puasa yaitu salah satu rukun Islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. 

Ramadhan bagi umat Islam adalah wajib untuk mendidik jiwa, mengendalikan syahwat dan menyadarkan manusia dengan memiliki kelebihan yang telah Allah SWT ciptakan. Orang beriman akan patuh melaksanakan perintah berpuasa dengan sepenuh hari, karena merasa kebutuhan jasmani dan rohani adalah dua unsur pokok bagi kehidupan manusia yang harus dikembangkan. Mendapatkan manfaat untuk ketentraman hidup yang bahagia di dunia dan di akhirat, sesuai dengan tasfir Kementrian agama Republik Indonesia. Pelaksanaan puasa ada juga yang harinya berbeda. 

Ada juga  yang berpuasa pada tanggal 2 april 2022 yang mengikuti Muhamadiyah. Tiap berpuasa ada yang mengikuti Muhamadiyah, Pemerintah, dan ada juga yang melihat bulan. Puasa yang melihat bulan tersebut biasa orang-orang dahulu yang telah mengikuti nenek moyangnya. Karena mereka percaya kalau melihat bulan terlebih dahulu maka, puasa 1 Ramadhannya telah dimulai. 

Di Minangkabau Sumatera Barat sangat kental akan adat istiadat dan tradisi yang ada dari nenek moyang dulu. Walaupun zaman sekarang sudah modern, itu tidak membuat tradisi menjadi hilang. Salah satu tradisinya yaitu melihat bulan. Membahas tentang puasa yang melihat bulan, seperti dilihat saja di Sumatera Barat, masih banyak masyarakat yang tradisi puasanya melihat bulan atau dalam bahasa Minang yaitu (mancaliak bulan). 

Mancaliak bulan atau lebih dikenal dengan Rukyatul Hilal. Merupakan suatu kegiatan rutin tahunan bagi pengikut tareqat Syatthariyah di Sumatera Barat. Biasanya puasanya lambat dari dua hari orang yang telah berpuasa. Sebut saja di dareah Kabupaten Padang Pariaman banyak sekali kecamatan yang ada disana dan masih menjalankan tradisi mancaliak bulan secara turun temurun. 

Salah satu amanah itu  adalah puasa mancaliak bulan (ru’yat hilal). Artinya penentuan awal dan akhir Ramadhan dilakukan dengan mancaliak bulan atau melihat bulan. Ulakan di Kabupaten Padang Pariaman juga mempunyai dua puluh satu amanah diantaranya yaitu pertama, puasa harus dengan melihat bulan (ru’yat hilal).  Kedua, sholat tarawih 20 rakaat ditambah witir 3 rakaat. 

Ketiga, membaca niat usholi pada sholat. Keempat, membaca bismillah pada surat al dan permulaan surat dalam al-qur’an. Kelima, membaca do’a qunut di waktu sholat shubuh. Keenam, menentukan awal bulan dengan hisab taqwim kecuali bulan Ramadhan Idul Fitri, kecuali mancaliak bulan. 

Ketujuh, bermahzab kepada Imam Syafi’i. Kedelapan, beriktikad dengan ikhtikad ruku’ dan sujud dalam sholat. Kesembilan, membaca wa bi uamdihi ketika rukuk dan sujud dalam sholat. Kesepuluh, bertahlil dan berzikir. Kesebelas, khutbah jum’at dengan hanya menggunakan bahasa Arab.

 Kedua belas, berdo’a (tahlil) pada setiap kematian. Ketiga belas, mentalkinkan mayat. Keempat belas, ziarah kubur ke makam ulama, dan orang sholeh. Kelima belas, bertarekat dengan tarekat Syatthariyah. Keenam belas, baiat kepada guru tarekat. Ketujuh belas,  melakukan tawassul kepada guru saat berdo’a. 

Kedelapan belas, pergi bersafar ke Ulakan. Kesembilan belas, memperingati maulud Nabi dengan membaca Syaraf al-an’am. Kedua puluh, berdiri ketika sampai pada bacaan asyaraqal dalam berjanji. Dan terakhir memakai kopiah diwaktu sholat. Itulah amanah yang ada di Ulakan saat bulan Ramadhan. 

Tidak hanya di Ulakan, Kecamatan 2X11 Kayutanam mempunyai empat nagari yaitu Nagari Kapalo Hilalang, Nagari Kayutanam, Nagari Anduriang dan Nagari Guguak. Keempat Nagari tersebut masih ada yang menjalankan tradisi mancaliak bulan. Sebut saja salah satu daerahnya yang lebih tepatnya di Padang Manggih Nagari Kayutanam, di Kecamatan 2 X 11 Kayutanam. Di Padang Manggih, masyarakat sana masih menjalankan tradisi tersebut. 

Seperti salah satu yang telah saya wawancarai, bapak tersebut asli dari kampung Padang Manggih. Dari hasil wawancara tersebut, bapak itu menjelaskan bahwa puasa di kampung ini selalu mengikuti tradisi mancaliak bulan. Menurutnya kapan pun puasa itu sama saja tergantung mana diikuti, karena mancaliak bulan, pemerintah dan muhamadiyah itu akan puasa juga. Namun dikampung ini masih mancaliak bulan. 

Tidak hanya di kampung Padang Manggih, di Kecamatan 2X11 Kayutanam juga ada yang puasanya mancaliak bulan yaitu di Padang Mantuang, Padang Lapai dan Anduriang. Memang tidak semua kampung disana mancaliak bulan tetapi ada juga yang mengikuti tradisi mancaliak bulan tersebut. Itulah tradisi yang masih dilakukan pada sampai saat ini. Tradisi ini akan  berlanjut jika di turun temurunkan sesuai dari para ulama atau ustad. 

Selain itu juga menjadikan tradisi yang akan melestarikan akannya keunikan dari Ranah Minang. Tidak memudarnya tradisi tersebut, karena puasa itu adalah wajib. Walaupun pandemi covid 19 masih ada, itu tidak akan menghambat bulan suci Ramadhan. Harus mematuhi prokol kesehatan pada saat beribadah berjamaah di Mesjid atau pun di Musholla. Semoga pandemi ini segera berakhir dan bumi lebih menjadi lebih baik untu kedepannya.


Nadya Wardana

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS