Ticker

6/recent/ticker-posts

Kebiasaan Orang Minang Ketika Menyambut Bulan Suci Ramadhan

 


Oleh :Loreza Tania Miranda

Jurusan Sastra Minangkabau

Universitas Andalas


  Negara kita Indonesia adalah sebuah negara besar yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar di seantero negeri.Dengan kondisi gegrafis yang begitu luas,maka tak heran jika Indonesia memliki beragam suku dan budaya.Salah satu nya kita membahas kebudayaan atau kebiasaan orang Minang ketika menyambut bulan suci Ramadhan.Mengingat bulan ini sangatlah sakral,maka akan selalu ada tradisi yang berbeda di setiap daerah untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.Di Minangkabau,ada beberapa tradisi unik yang biasa dilakukan oleh masyarakat ketika menjelang Ramadhan.

 Ketika Menyambut bulan suci Ramadhan ada beberapa kebiasaan orang Minang ketika Bulan suci Ramadhan yaitu:

1.Malamang(Membuat lemang)

  Malamang (membuat lemang), ialah makanan dari puluik (ketan) yang dimasak bersama santan dan dikemas dalam wadah bambu yang dilapisi daun pisang,kemudian dimasak dengan perapian atau unggun yang sengaja dibuat untuk itu.Lemang yang telah dimasak tersebut kemudian diantar ke rumah saudara atau jadi bawaan dalam prosesi "manjalang mintuo".Tujuan Malamang memang sebagai sarana berkumpul dan mempererat tali silaturahmi. Biasanya, lamang dibuat dalam jumlah banyak. Proses pembuatan lamang dimulai dari mencuci sipuluik atau beras ketan, kemudian dikeringkan. Lalu, dimasukkan dalam bambu sepanjang 60 sentimeter yang sebelumnya telah diberi alas daun pisang muda. Setelah itu, beri santan, garam, dan vanila secukupnya. Masak menggunakan kayu bakar. Proses membuat lamang hingga masak atau matang bisa memakan waktu sekitar lima jam dengan api kecil. Lamang yang sedang dibuat ini ada tiga rasa, yaitu rasa pisang, ketan, dan lamang galamai yang terbuat dari tepung beras.Menyantap lemang paling nikmat ditemani tapai atau pisang.Tradisi malamang ini harus dilestarikan karna tradisi ini sudah berkembang dari dahulu, dan menjadi salah satu makanan khas sumatera barat yang sering dijumpai pada hari-hari besar keagamaan.


2.Manjalang Mintuo dan Maantaan Pabukoan

   Manjalang atau mengunjungi mintuo(mertua) dilakukan oleh perempuan yang telah punya suami di Minangkabau saat menjelang bulan puasa.Manjalang mintuo merupakan upaya menantu perempuan bersilaturahmi dengan mertua dan keluarga besar suaminya.Upacara ini sekaligus melambangkan keakraban kedua pihak keluarga. Karena pada acara manjalang mintuo,sang menantu tidak datang sendirian namun ditemani oleh kedua orang tua kerabat dekat lainnya.Artinya selain mempererat hubungan antara menantu dengan mertua akan tetapi juga mempererat hubungan antara besan,serta semua keluarga terdekat sang menantu.

    Manjalang mintuo bukan hanya datang ke rumah dan saling maaf-bermaafan, tetapi kata dia disertai membawa rantang yang berisi bermacam masakan.iasanya rantang berisi masakan berupa gulai daging, rendang, ikan goreng, sambal, kue, dan berbagai macam kuliner tradisional lainnya.

    Maantan pabukoan adalah mengantarkan makanan dan kudapan ke rumah mertua untuk berbuka puasa. Tradisi ini dilaksanakan untuk menjaga hubungan kekeluargaan.Sebagai keluarga baru atau pasangan baru, maka hubungan yang terjalin tentu saja tidak hanya antara dua orang, melainkan juga antara dua keluarga besar masing-masing.Maantaan pabukoan juga berisi makanan seperti manjalang mintuo tadi,tetapi makananya lebih banyak,lalu ketika berbuka puasa menantu dan keluarga suaminya makan bersama.


3.Balimau

Balimau adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian. Diwariskan secara turun temurun, tradisi ini dipercaya telah berlangsung selama berabad-abad.

  Masyarakat Minangkabau pada zaman dahulu, menjadikan mandi balimau sebagai wujud untuk membersihkan diri dan jiwa sebelum memasuki bulan suci Ramadan. Selain itu untuk kenyamanan batin.Namun seiring berjalannya waktu, tradisi ini mulai bergeser. Balimau kini lebih dimaknai dengan bertamasya ke tempat-tempat pemandian. Bahkan para muda-mudi menjadikan momen ini sebagai ajang hura-hura dan berpacaran.


4. Berziarah ke makam keluarga

Tradisi ini mungkin sudah tidak asing untuk mereka yang tinggal di beberapa daerah Indonesia. Tradisi berziarah sebelum bulan Ramadhan merupakan salah satu tradisi yang melekat di masyarakat Minang. Hal ini bertujuan untuk mendoakan mereka-mereka yang sudah meninggal.Biasanya para pengunjung akan membawa bunga, air, dan membaca surat yasin untuk setiap makam keluarga yang akan mereka kunjungi. Tradisi ini juga bisa menjadi ajang perkumpulan keluarga jauh dengan keluarga dekat, sungguh tradisi yang patut di tiru dari masyarakat Minangkabau.Bukan hanya membawa bunga dan mendoakan tetapi juga membersihkan kuburan dari rumput dan sampah yang ada disekitar kuburan tersebut.


5.Goro, membersihkan mesjid secara bersama

  Menyambut bulan suci Ramdhan biasanya masyarakat bersama sama membersihkan masjid,mulai dari dalam masjid sampai keluar perkarangan Masjid. radisi ini sudah berlangsung secara turun temurun pada setiap menyambut bulan suci Ramadhan, karena dengan suasana Masjid bersih dan rapi pelaksanaan ibadah menjadi lebih khusyuk,Biasanya masyarakat membawa alat goro dan mulai mencabut rumput dan bakar sampah,lalu ib-ibu membawa cemilan dan minuman untuk orang yang mengikuti goro.Tujuan dari Goro ini bukan hanya untuk membersihkan Masjid tetapi untuk saling akrab dengan warga dan juga saling memaafkan karena menyambut bulan suci Ramdhan.

    Kegiatan goro bersih-bersih masjid rutin dilakukan warga. Alhamdulillah warga sangat antusias mulai dari kalangan usia  menjaga dan merawat masjid yang kita cintai ini. Semoga kita selalu meramaikan masjid ini dalam beribadah.


6. Marandang 

   Rendang atau randang adalah masakan daging asli Indonesia yang berasal dari Minangkabau. Masakan ini dihasilkan dari proses memasak suhu rendah dalam waktu lama menggunakan aneka rempah-rempah dan santan.Marandang dan Minangkabau adalah dua hal yang tak terpisahkan. Di mana ada hari besar, maka di sana akan ada randang sebagai sajian utama.Ketika menyambut Ramadhan, satu atau dua hari sebelum puasa aroma wangi randang biasanya sudah tercium dari dapur masyarakat. Aromanya yang khas sangat menggugah selera, apalagi banyak yang memasak di luar rumah dengan tungku. Memasak randang untuk sahur dan berbuka, ini sudah menjadi kebiasaan warga Ranah Minang pada menjelang bulan Ramadhan.


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS