Ticker

6/recent/ticker-posts

Walnag Aur Begalung Musrial, ST Dapat Penghargaan Desa Destinasi Wisata dari Menteri Pariwisata Sandiaga Uno

Walnag) Aur Begalung Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Musrial, ST Senin 21 Maret 2022 foto ocha

Bayang, 

Wali Nagari (Walnag) Aur Begalung Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Musrial, ST, memperoleh penghargaan dari Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, penghargaan sebagai Desa Destinasi Wisata. 


Penghargaan Desa Destinasi Wisata yang diperoleh Walnag Aur Begalung Musrial, ST ini diserahkan langsung Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Parpora) Kabupaten Pessel, Zulhendri saat didampingi Sektratis Daerah (Sekda) Kabupaten Pessel, Mawardi Roska, dan Bupati Pessel, Rosmayul Anwar di Painan, Senin 21 Maret 2022.


Menurut Wali nagari  Aur Begalung, Musrial, ST, bersamaan dengannya sebanyak 29 Walnag se-Kabupaten Pessel juga memperoleh penghargaan Desa Destinasi Wisata dari 182 Nagari yang ada di Daerah Kabupaten Pessel, ini sebut Musrial, saat diwawancarai langsung oleh awak media ini, Kamis 23 Maret 2022.


Menurutnya, di Kecamatan Bayang terdapat 3 Kenagarian Aur Begalung dan Kenagarian Talaok, serta 1 Kenagarian Pulut Pulut Kecamatan Bayang Utara (Bayu),  Kenagarian Kapujan  secara bersama menerima Penghargaan Desa Destinasi Wisata dari Kemenparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, kata Walnag Aur Begalung Musrial, ST. 


Lebih lanjut Musrial, ST mengatakan, Walnag ini mengusung tema atau aikon Desa Destinasi Wisata yakni Lubuk Ikan Larangan Kampung Lubuk Aur, Lubuk Ikan Larangan Kampung Lubuk Begalung, dan Destinasi Wisata Alam Puncak Gunung Sigirik Kampung Lubuk Begalung, infonya lagi.


"Terkait ini, sekarang kita sedang menggalang anggaran yang bersumber dari dana Pokok-pokok Pikiran (Pokir) wakil rakyat di DPRD Kabupaten Pessel dari Dapil 2 anggota dewan dari Partai PBB dan Partai Nasdem (Alkisman, dan H. Aprial Abas yang dikenal oleh teman dekatnya sebutan Buya Piai, SH, MH) dengan Dapil Kecamatan Koto XI Tarusan, Kecamatan Bayang, dan Kecamatan Bayu," imbuhnya. 


Kedua sumber anggaran yang berasal dari dana Pokir legislatif ini buat pembenahan jalan usaha tani selebar 12 meter dengan panjang jalan 3 kilometer menuju objek wisata Puncak Gunung Sigirik, dan jalan usaha tani ini akan terhubung langsung dengan jalan usaha tani yang telah ada di Kenagarian Batu Hampa Kecamatan Koto XI Tarusan, ungkapnya. 


"Program peningkatan jalan usaha tani ini dikawasan Bukit Dama Kampung Lubuk Begalung Kenagarian Aur Begalung-Nagari Batu Hampa Tarusan, dan jalan di Bukit Dama ini belum layak tempuh baik kederaan roda dua apalagi kenderaan roda empat," ujarnya. 


Disamping itu pula destinasi wisata Puncak Gunung Sigirik sangat membutuhkan selesainya jalan usaha tani di Bukit Dama untuk bisa sampai ke destinasi wisata Puncak Gunung Sigirik. 


"Destinasi alam wisata Puncak Gunung Sigirik pernah dikunjungi oleh mantan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno ke kawasan wisata ini dengan kenderaan roda dua jenis trabas dari Ikatan Trabas atau ITA Sumbar," jelasnya. 


Disamping ini juga jalan usaha tani di Bukit Dama dari jembatan gantung Sungai Batang Bayang sangat dibutuhkan sekali oleh penduduk petani dengan luas lahan 3 ribu hektar lebih yang terdiri dari areal pertanian sawah seluas 1.500 hektar, dan lahan perkebunan milik penduduk petani sekira 1.500 lebih pula, sambungnya pula.


"Jalan usaha tani Bukit Dama ini akan bisa sebagai jalan alternatif dari status Jalan Provinsi Sumbar dari Kecamatan Bayang menuju ke Kecamatan Koto XI Tarusan, dan untuk mempermudah masyarakat dari 2 Kecamatan Bayang serta Kecamatan Bayu" sebutnya berharap pada seluruh tingkatan pemerintah diatasnya baik kabupaten, provinsi dan pusat. 


Sesuai topo grafi alam di kaki Gunung Sigirik kondisi pendakiannya hampir sama dengan topo grafi alam di jalan Sibingkeh batas Padang-Barung Barung Balantai di (Jalan Nasional Padang-Painan), jadi tidaklah curam," tukuknya lagi. 


Sekaitan dengan ini seyogianya, bisa dibangung jalan usaha tani di kaki Gununng Sigirik Kampung Lubuk Begalung Kenagarian Aur Begalung, maka terbuka peluang penduduk untuk membangun pemukiman bagi masyarakat yang memiliki lahan sawah dan di areal perkebunan karet, ini katanya lebih lanjut mencontohkan saat ditanyakan potensi lainnya pada kenagarian yang dipimpinnya. 


Kalau diamati ungkapan penjelasan dari Walnag Aur Begalung Musrial, ST,  seyogianya saat terjadi musibah putus akses jalan Bayang menuju Tarusan pada ruans Jalan Nasional Padang-Painan, maka moda transportasi terpaksa melalui laut. 


Disi lain, Sungai Batang Bayang yang telah membelah puluhan kenagarian di Kecamatan Bayang, ini serta seringnya sungai ini menggondol tebing sungai yang terdapat areal pertanian runtuh diberondong Sungai. 

Sebelumnya penduduk di zaman orde lama sangat ramai di Kampung Lubuk Begalung. 

Namun, akibat diterjang banjir sungai Batang Bayang bak anak panah yang lepas dari busurnya,  sehingga ratusan Kepala Keluarga (KK) telah kehilangan lahan pertanianya serta rumah penduduk sejak teompoe doeloenya terpaksa urban ke kota, dan bahkan terpaksa pindah ke kampung lainya. 


Secara historis, di Kampung Lubuk Begalung inilah merupakan tanah kelahiran almarhum Prof.  Dr. H Muhammad Ali Bay sebagai guru besar IAIN Ciputat Jakarta/sekarang UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. 


Sungguh teramat sirnanya ratusan penduduk dikampung ini sebelumnya yang bermukim di pinggir bantaran sungai Batang Bayang telah raib diterjang air Sungai Batang Bayang, sehingga sebuah Masjid besar permanen kebanggaan penduduk ini ikutan hanyut diberondong reruntuhan tebing sungai sampai ratusan meter timbal-balik tebing sungai mengirap.

Dan, disini jugalah rumah orangtua dan anak keponakan serta orang sekampung dengan almarhum Prof. Dr. H. Muhammad Ali Bay terpaksa berpindah tempat tinggal ke kampung lain. 


Terkait ini juga Walnag Aur Begalung, Musrial, ST saat mengenang ketika wawancara khusus dengan contributor awak media bersama (Obral Caniago), Walnag yang tergolong usia muda ini  juga berharap dengan dibangun sebuah jembatan untuk melintasi Sungai Batang Bayang yang berskala provinsi oleh pemerintah supaya petani dan penduduk lainya dapat membawa hasil produksi taninya dengan kederaan roda empat atau mobil. 

Karena, jika pembangunan jembatan itu sekiranya bisa terwujud maka akses lalulintas moda transportasi Bayang-Tarusan akan saling membutuhkan, pinta Walnag Aur Begalung, Musria, ST ketika bernostalgia dan mengenang masa lalu rumah kakek dan neneknya serta orangtuanya juga dulunya ada pula yang telah diberondong oleh ganasnya saat banjir Batang Bayang, pintanya berharap demikian.(Obral Caniago).

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS