Ticker

6/recent/ticker-posts

IKHLAS ADALAH SEBUAH KEBERUNTUNGAN, SEMENTARA RIYA ADALAH SEBUAH HAL YANG SEBALIKNYA


Prof.Dr.H.Asasriwarni MH/Guru Besar UIN IB Padang/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar/Anggota Dewan Pertimbangan MUI Pusat


Saat kita melakukan kebaikan, maka biasanya ada dua hal yang melatarbelakanginya. *_Pertama_*, melakukan kebaikan untuk menggapai Ridha Allah SWT (ikhlas). *_Kedua_*, melakukan kebaikan agar mendapatkan pujian dari manusia (riya). Ikhlas atau riya adalah dua sifat manusia yang berlawanan. Ikhlas adalah berbuat sesuatu semata-mata mengharap ridho-Nya, sedangkan riya’ melakukan sesuatu karena pujian atau celaan makhluk.


Dalam Hadis yang kedua puluh empat dalam Kitab Al-Mawaidh Al- ‘Ushfuriyah, Imam Muhammad Bin Abu Bakar Mencantumkan 5 Hadits. Hadis-hadis Ini Berkaitan Dengan Keberuntungan Bagi Mereka Yang Ikhlas Beramal Dan Kerugian Bagi Mereka Yang Riya Beribadah, Yang Rinciannya Sbb :


*_A. Hadits Pertama :_*


Hadits yang pertama ini merupakan hadits qudsy. Rasulullah SAW  bersabda bahwa Allah SWT telah berfirman:


اذا كان يوم القيامة نادى مناد اين المراؤون واين المخلصون قوموا وهاتوا اعمالكم وخذوا اجوركم من سيدكم


*Ketika hari kiamat telah tiba, maka akan ada suara memnaggil : di manakah orang yang suka pamer? Di manakah orang yang ikhlas? Berdirilah kalian semua! Tunjukkan amal perbuatan kalian, dan ambilah pahala-pahala kalian dari Tuhan kalian semua*


Hal itu mengandung maksud bahwa, orang yang tulus beramal dan orang yang culas beribadah akan dimintai pertanggungjawabannya. Mereka diminta untuk menunjukkan catatan amal masing-masing, lalu akan diberi balasan yang setimpal. Semua amal kita, baik amal kebaikan atau keburukan, pasti ada balasannya. Sebagaimaba Firman  Allah SWT Di bawah ini :


فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ

وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ 


*Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya* ( QR. Az - Zalzalah Ayat : 7-8)


*_B. Hadits Kedua :_*


Rasulullah Saw. Bersabda:


 لا نصيب للمرائين من اعمالهم شيأ الا حسرة وندامة وشقاوة


*Tidak ada bagian sedikit pun bagi mereka yang suka pamer (riya’) kecuali kerugian, penyesalan, dan siksaan*


Percuma saja sholat malam, sedekah tiap hari, puasa sunah, jika semua itu dikarenakan ingin dipuji orang lain. Ibadah karena manusia tidak bernilai apa-apa di sisi Allah SWT.  Kelak ia akan dirugikan sebab tidak tulus beribadah. Ia akan menyesali semua perbuatannya. Tapi percuma saja, karena siksaan tetap akan berlaku padanya walau sudah menyesal. Karena Tolak Ukur Ikhlas dalam Beribadah menurut  QS. Al-Ma’un Ayat : 6, Allah SWT Berfirman :


الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ


*Yang berbuat Riya : Dalam Tafsir Jalalain Juz 2/hal. 510 dijelaskan bahwa neraka wail (kecelakan) diperuntukkan bagi orang yang riya’ (suka pamer) dalam sholatnya dan dalam kebaikan yang lain* (QS. Al Ma'un Ayat : 6)


*_C. Hadits Ketiga :_*


Rasulullah Saw. Bersabda :


 يابن ادم الاخلاص الاخلاص


*Wahai anak adam, ikhlaskanlah! Ikhlaskanlah!*


Saking pentingnya ikhlas dalam beramal, Rasulullah SAW  mengulangnya sampai dua kali. Karena Allah SWT tidak akan melihat pada banyak-sedikitnya amal kita, tapi Allah SWT akan menerima amal yang berangkat dari hati (ikhlas). Sebagaimana Allah SWT Berfirman Di Bawah Ini : 


وَالَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ۗ وَمَنْ يَّكُنِ الشَّيْطٰنُ لَهٗ قَرِيْنًا فَسَاۤءَ قَرِيْنًا


*Dan (juga) orang-orang yang menginfakkan hartanya karena ria dan kepada orang lain (ingin dilihat dan dipuji), dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa menjadikan setan sebagai temannya, maka (ketahuilah) dia (setan itu) adalah teman yang sangat jahat* ( QS. An Nisa' Ayat : 38)


*_D. Hadits Keempat :_*


Rasulullah SAW  Bersabda :


ان اخواف ما اخاف على امتي الشرك الاصغر قالوا يا رسول الله وما الشرك الاصغر قال النبي صلى الله عليه وسلم الرياء


*Sesungguhnya sesuatu yang paling aku khawatirkan atas umatku adalah berbuat syirik kecil. Sahabat bertanya: wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan syirik kecil? Rasulullah SAW  bersabda : berbuat sesuatu bukan karena Allah (riya’)*


Artinya, syirik terbagi dua, yaitu syirik besar dan syirik kecil. 


*_Syirik akbar_*, kita menyekutukan Allah SWT dengan makhluk. Syrik ini  tidak membuat Rasulullah SAW khawatir, karena kebanyakan umatnya tidak terjebak dalam syirik model ini.


Sedangkan *_syirik kecil_* inilah yang sering menyelinap dalam hati manusia. Beribadah pada Allah SWT namun untuk meraih pujian manusia. Misal naik haji karena ingin dipanggil Pak. Haji, puasa karena ingin terlihat sholeh di hari raya, bangun malam karena ingin disebut ahli tahajjud oleh tetangganya, dan lain sebagainya. Hal inilah yang paling dikawatirkan oleh Rasulullah SAW dari kita semua.


*_5. Hadits Kelima :_*


Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT Telah Berfirman Sbb :


يقول الله تعالى لهم يوم يجازي العباد باعمالهم اذهبوا الى الذين كنتم ترؤون لهم هل تجيدون فيهم خيرا


*Allah SWT akan berfirman pada mereka diwaktu hari pembalasan atas amal masing-masing, “Pergilah kalian pada orang yang kalian pamerkan waktu di dunia. Lihatlah, apkah kalian menemukan balasan kebaikan dari mereka?*


Hadits tersebut memgandung pengertian, bahwa jika kita beribadah karena manusia, kelak di akhirat kita akan diminta untuk meminta balasan pada mereka (manusua).  Jika Allah SWT sudah mengabaikan, kemana kita akan mohon pertolongan?


Semoga Allah SWT memudahkan jalan menuju keihklasan, dan menjauhkan dari perasaan ingin dipuji makhluk. 


Aamiin YRA, Wallahua’lam Bissawab

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS