Ticker

6/recent/ticker-posts

_YOK KITA BERMUHASABAH !!! :_* *APAKAH SIFAT-SIFAT YANG AMAT SANGAT DIBENCI OLEH ALLAH INI, ADA DALAM DIRI KITA ?)*


Prof.Dr.H.Asasriwarni MH Guru Besar UIN IB/ Ketua MK Dewan Pertimbangan MUI Provinsi Sumbar



Sebagaimana Terdapat Dalam Kitab *_Nashaihul Ibad_*  Karya *_Imam Nawawi Al-Bantani_*,  Menyebutkan Bahwa : *_Ada Sepuluh Sifat Yang Sangat Dibenci Oleh Allah SWT, Yakni :_* 


*_1. Sifat Bakhil (Kikir atau Pelit),  Khususnya Bagi Orang Kaya :_*


Terlalu sayang sama harta, sehingga pelit menjadi sebuah keniscayaan. Dia lupa bahwa,  harta itu bisa saja sewaktu-waktu diambil oleh Sang Pemilik Hakikinya, yakni Allah SWT kapan saja. Dia lupa, bahwa harta itu   dapat menjadi sarana ibadah. Dengan harta, dia bisa berzakat, infak, sedekah, bahkan membantu kaum dhu'afa dan mendukung dakwah.


Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam sebuah ayat berikut ini : 


قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُ ۥ عَلَىٰ عِلۡمٍ عِندِىٓ‌ۚ أَوَلَمۡ يَعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ قَدۡ أَهۡلَكَ مِن قَبۡلِهِۦ مِنَ ٱلۡقُرُونِ مَنۡ هُوَ أَشَدُّ مِنۡهُ قُوَّةً۬ وَأَڪۡثَرُ جَمۡعً۬ا‌ۚ


*Qarun berkata : Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada  pada diriku. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta ?* (QS. Al Qashshash Ayat : 78)


Dengan mengacu kepada ayat tersebut, Rasulullah SAW bersabda sbb : 


وَعَنْ جَابِرٍ رضى الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((اتَّقُوْا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَاتَّقُوْا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ)) رواه مسلم


*Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Rasulullah  SAW  bersabda : Jauhilah (takutlah) oleh kalian perbuatan dzalim, karena kedzaliman itu merupakan kegelapan pada hari kiamat. Dan jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena kikir telah mencelakakan umat sebelum kalian, yang mendorong mereka untuk menumpahkan darah dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan bagi mereka* (HR.  Muslim).


*_2. Sifat Sombong, Khususnya Bagi Orang Fakir :_*


Orang kaya sombong bisa dibilang "normal", tapi kalau orang fakir sombong ? Termasuk sombong (takabur) adalah tidak mau menerima kebenaran, tidak mau menerima nasihat, dan tidak mau berdoa kepada Allah. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam sebuah ayat berikut ini : 


إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ


*Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri*  (QS. An Nahl Ayat : 23)


Berkaitan dengan ayat itu, Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i nengatakan bahwa,  Rasulullah SAW bersabda sbb : 


أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ


*Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka ? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur (sombong)*  (HR. Bukhari No. 4918 dan Muslim No. 2853).


*_3. Sifat Ketamakan, Khususnya Bagi Para  Ulama :_*


Ulama harus memberi teladan kepada umat Islam untuk bersikap sederhana, tidak rakus atau tamak. Ulama merupakan tokoh panutan umat.  Sebagaimana firman Allah SWT dalam sebuah ayat berikut ini : 


أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ ﴿١﴾ حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ ﴿٢﴾ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ﴿٣﴾ ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ﴿٤﴾ كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ ﴿٥﴾ لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ ﴿٦﴾ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ﴿٧﴾ ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ


*Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak ! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian sekali-kali tidak ! Kelak kamu akan mengetahui. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim, kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri, kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu)* (QS. At-Takatsur Ayat : 1-8)


Mengacu kepada ayat tersebut, Rasulullah SAW bersabda sbb : 


عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِيْ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ


*Dari Ka’ab bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya* (HR  At-Tirmidzi No. 2376; Ahmad III/456, 460; Ad-Darimi II/304; Ibnu Hibban No. 3218–At-Ta’liqatul Hisan; Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabir XIX/96, No. 189)


*_4. Sifat Tidak Punya Rasa Malu,  Khususnya Bagi Para Kaum Wanita :_*


Kaum wanita yang tidak punya rasa malu misalnya yang tidak menutup aurat, tidak berbusana Muslimah. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam sebuah ayat berikut ini :  


وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِين. أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ وَتَقْطَعُونَ السَّبِيلَ وَتَأْتُونَ فِي نَادِيكُمُ الْمُنْكَرَ ۖ فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا ائْتِنَا بِعَذَابِ اللَّهِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِين.


*Dan (ingatlah) ketika Luth berkata pepada kaumnya : Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu. Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu ? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan : Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar*  (QS   Al-Ankabut Atat : 28–29)


Mengacu kepada ayat tersebut, Rasulullah SAW bersabda sbb : 


صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا


*Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat : (a) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (b) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian* (HR. Muslim No. 2128)


*_5. Sifat Terlalu Cinta Dunia, Khususnya Bagi Para Orang Tua Renta  :_* 


Orang yang sudah tua, mestinya lebih tekun beribadah, bukan mencintai dunia (hubbud dunya) dalam pengertian lebih mengutamakan kehidupan dunia ketimbang akhirat.  Sebagaimana firman Allah SWT dalam sebuah ayat berikut ini : 


مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ ﴿١٥﴾ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ


*Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami  berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh  balasan di akhirat kecuali neraka. Dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan*  (QS. Hud Ayat : 15-16)


Mengacu kepada ayat tersebut Rasulullah SAW bersabda sbb : 


مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَـهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ جَمَعَ اللهُ لَهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِـيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَـتْهُ الدُّنْـيَا وَهِـيَ رَاغِمَـةٌ


*Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh Azza wa Jalla akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina* (HR. Ahmad, V/183; Ibnu Majah No. 4105; Ibnu Hibban No. 72 Mawariduzh Zham-an; dan Al-Baihaqi, VII/288 dari Sahabat Zaid bin Tsâbit Radhiyallahu anhu. Lafazh ini milik Ibnu Majah. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahmadits ash-Shahîhah No. 950)


*_6. Sifat Malas, Khususnya Bagi Para  Anak Muda (Kaum Remaja) :_*


Anak muda mestinya punya semangat lebih ketimbang orang tua. Masa muda masanya berapi-api untuk menimba ilmu dan keterampilan demi masa depan, juga dalam hal ibadah.  Sebagaimaba  Rasulullah SAW berdabda dalam sebuah hadits berikut ini : 


ذُكِرَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رِجَالٌ يَجْتَهِدُونَ فِي الْعِبَادَةِ اجْتِهَادًا شَدِيدًا فَقَالَ : ( تِلْكَ ضَرَاوَةُ الْإِسْلَامِ وَشِرَّتُهُ ؛ وَلِكُلِّ ضَرَاوَةٍ شِرَّةٌ ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ ، فَتْرَةٌ فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى اقْتِصَادٍ وَسُنَّةٍ : فَلِأُمٍّ مَا هُوَ ، وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى الْمَعَاصِي : فَذَلِكَ الْهَالِكُ ) رواه أحمد (2/165) وحسنه الألباني في "السلسلة الصحيحة" (رقم/2850)


*Diceritakan kepada Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam tentang orang-orang yang sangat semangat sekali dalam beribadah,  maka beliau berkata, "Itulah puncak semangat (pengamalan) Islam dan kesungguhannya. Setiap setiap semangat akan mencapai puncaknya, dan setiap puncaknya akan ada masa kemalasan. Barangsiapa yang waktu malasnya dalam batas wajar dan tetap dalam sunnah, maka dia telah menempuh jalan yang lurus. Dan barangsiapa yang kemalasannya melakukan kemaksiatan, maka itulah yang celaka* (HR. Ahmad, 2/165. Dihasankah oleh Al-Albany dalam kitab As-Silsilah As-Shahihah, No. 2850)


Untuk menghindarkan diri dari sifat males yang bisa membuat manusia menjadi celaka, maka Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk selalu berdoa sbb : 


اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ


*Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat. (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian)* (HR. Bukhari No. 6367 dan Muslim No. 2706)


*_7. Sifat Dzalim, Khususnya Bagi Para Penguasa :_*


Pejabat korup, menyalahgunakan kekuasaan, hanya memikirkan kekayaan, membela kelompoknya saja, dan tidak mengutamakan kepentingan rakyat adalah pejabat yang dzalim (aniaya).  Sebagaimana firman Allah SWT dalam ayat-ayat berikut ini :


وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ الظَّالِمِينَ -٥٧-


*Dan Allah tidak menyukai orang dzalim* (QS. Ali Imran Ayat : 140 dan Asy-Syura Ayat : 40)


Selanjutnya Allah SWT juga berfirman sbb :


أَلاَ لَعْنَةُ اللّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ -١٨-


*Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) kepada orang yang dzalim* (QS. Huud Ayat :18)


Dalan ayat lain Allah juga berfirman sbb :

 

احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ -٢٢-


*(Diperintahkan kepada malaikat), Kumpulkanlah orang-orang yang dzalim beserta teman sejawat mereka dan apa yang dahulu mereka sembah*  (QS. Ash-Shaffat Ayat : 22)


*_8. Sifat Pengecut, Khususnya Yang Dimiliki  Oleh Anggota Pasukan Perang (Para Penegak Hukum dan Angkatan Bersenjata) :_*


Penegak hukum dan angkatan bersenjata  tidak boleh takut apa pun. Kematian bahkan menjadi hal yang dirindukan, yaitu mati syahid dengan imbalan kontan berupa surga.  Sebagaimana firman Allah SWT dalam sebuah ayat berikut ini :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُواْ زَحْفاً فَلاَ تُوَلُّوهُمُ الأَدْبَارَ وَمَن يُوَلِّهِمْ يَوْمَئِذٍ دُبُرَهُ إِلاَّ مُتَحَرِّفاً لِّقِتَالٍ أَوْ مُتَحَيِّزاً إِلَى فِئَةٍ فَقَدْ بَاء بِغَضَبٍ مِّنَ اللّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ


*Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barang siapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya* (QS. Al Anfal Ayat : 15-16)


Mengacu kepada ayat tersebut, Rasulullah SAW bersabda sbb : 


عَنْ مُوسَى بْنِ عَلِيِّ بْنِ رَبَاحٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ مَرْوَانَ ، قَالَ : سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : ” شَرُّ مَا فِي رَجُلٍ شُحٌّ هَالِعٌ وَجُبْنٌ خَالِعٌ “


*Dari Musa bin Ali bin Rabbah, dari ayahnya, dari Abdul Aziz bin Marwan, ia berkata, aku mendengar Abu Hurairah berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Seburuk-buruk sifat yang ada pada seseorang adalah sifat pelit yang sangat pelit dan sifat pengecut yang sangat pengecut* (HR. Abu Daud No. 2511,  Ibnu Hibban No. 808,  dan Ahmad No. 2/302)


*_9. Sifat 'Ujub Khususnya Bagi Orang-Orang Zuhud :_*


Orang zuhud artinya tidak terlalu memikirkan kesenangan duniawi. Ia fokus beribadah. Jikapun kaya, kekayaannya untuk beribadah. Namun, terkadang orang zuhud merasa lebih mulia ketimbang orang lain sehingga muncul sikap ujub, berbangga diri. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini :  


ثَلاَثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ


*Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri*  (HR. At-Thobroni dalam Al-Awshoth No. 5452 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah No. 1802).


Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW juga berdabda sbb : 


لَوْ لَمْ تَكُوْنُوا تُذْنِبُوْنَ خَشِيْتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ الْعُجْبَ الْعُجْبَ


*Jika kalian tidak berdosa maka aku takut kalian ditimpa dengan perkara yang lebih besar darinya (yaitu) ujub ! ujub !* (HR.  Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman No 6868, hadits ini dinyatakan oleh Al-Munaawi bahwasanya isnadnya jayyid (baik) dalam at-Taisiir, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ No 5303).


*_10. Sifat Riya', Khususnya Bagi Kalangan Ahli Ibadah :_*


Riya' adalah sikap ingin dipuji atau dilihat orang lain. Ibadah harus ikhlas, hanya untuk Allah Ta'ala, bukan mencari pujian orang. Riya' termasuk syirik kecil, karena menyekutukan Alloh dalam ibadahnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam sebuah ayat berikut ini :


وَالَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآخِرِ ۗ وَمَنْ يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِينًا فَسَاءَ قَرِينًا


*Dan (juga) orang-orang yang menafkankan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya* (QS. An Nisa Ayat : 38)


Mengacu kepada ayat tersebut, Rasulullah SAW bersabda sbb : 


عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ ». قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « الرِّيَاءُ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِىَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِى الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً »


*Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya yang paling kukhawatirkan akan menimpa kalian adalah syirik ashgor.” Para sahabat bertanya, “Apa itu syirik ashgor, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “(Syirik ashgor adalah) riya’. Allah Ta’ala berkata pada mereka yang berbuat riya’ pada hari kiamat ketika manusia mendapat balasan atas amalan mereka: ‘Pergilah kalian pada orang yang kalian tujukan perbuatan riya’ di dunia. Lalu lihatlah apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka?* (HR. Ahmad 5: 429. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).


Semoga hidup kita semakin bermanfaat dan berkah, aamiin  YRA.


*_Robbana Taqobbal Minna_* :  Ya Allah terimalah dari kami (amalan kami)

Aamiin Yaa Robb.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS