Ticker

6/recent/ticker-posts

Pentingannya Penerapan Sumbang 12 Bagi Perempuan di Minangkabau



Minangkabau menjadi salah salah satu suku yang menganut sistem matrilineal (berdasarkan garis keturunan ibu) yang memiliki banyak sistem nilai, norma dalam menjaga/menghormati perempuan. Minangkabau berpedoman pada ajaran Agama Islam sesuai dengan falsafah yakni Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Sehingga bagi masyarakat Minangkabau jika menganut sistem berdasarkan garis keturunan ibu dianggap mengikuti ajaran Islam, dimana dalam Islam perempuan sangat dihargai dan dihormati. Perempuan dalam Minangkabau memiliki peranan besar, dimana nantinya dia akan menjadi Bundo Kanduang yang akan merawarisi serta menjaga harta pusaka kaunnya. 

Perempuan Minangkabau sangat dihormati dan dihargai dalam keluarga, karena itu untuk menggambarkan sikap yang baik dan benar sebagai seorang perempuan haruslah diajarkan oleh keluarga dan kaumya. Dalam berprilaku, sopan santun, dan lain sebagainya diajarkan di Minangkabau, guna mengatur perempuan tersebut dalam berprilaku sehari-hari. Sehingga ada pantangan dan larangan yang harus dihindari oleh perempuan Minang, karena jika dia melanggar nilai dan norma yang diajarkan maka hukumannya berupa rasa malu pada dirinya dan juga kelurganya/kaumnya. Nilai dan norma yang melanggar adat bagi perempuan disebut dengan sumbang. Di Minangkabau ada 12 sumbang (larangan/pantangan) yang harus dipelajari oleh perempuan Minang agar tidak melakukan kesalahan tersebut, yakni :

Sumbang Duduak (duduk)

Dalam adat Minangkabau duduk yang baik dan benar bagi perempuan itu yakni basimpuah, sehingga jika perempuan Minang duduk baleso yang mengikuti duduk laki-laki dianggap tidak sopan. Perempuan jika duduk itu tidak boleh mengangkat kaki dan jonggok karena jika dilakukan dianggap tidak sopan atau dalam Minang indak bataratik. Perempuan Minang pun jika duduk dikursi/berboncengan dimotor tidak boleh mengangkang, harusnya duduk menyamping.

Sumbang Tagak (berdiri)

Dalam berdiri perempuan Minang dilarang berdiri sambil memegang pinggang, dilarang berdiri ditangga/di depan pintu, dilarang berdiri dipinggir jalan jika tidak ada yang ditunggu, dilarang berdiri dengan yang bukan muhrimnya.

Sumbang Bajalan (berjalan)

Perempuan Minang dilarang jalan terlalu tergesa-gesa namun harus juga hati-hati, haruslah ada teman yang menemani saat berjalan. 

Sumbang Bakato (berkata)

Dalam Minangkabau perempuan jika perkata haruslah sopan, lemah lembut tidak boleh menggunakan kata-kata kasar yang dapat menyakiti perasaan seseorang, dan dalam berkata haruslah sesuai dengan ajaran adat yakni kato nan ampek, tau dimana, bagaimna dan kepada siapa kita bicara. Itu semua harus sesuai dengan ajaran kato nan ampek.

Sumbang Mancaliak (melihat)

Jika melihat orang tidak boleh lama dan memasang wajah yang tidak suka, serta jika melihat orang yang bukan muhrimnya hendaklah menundukan kepala/menjaga pandangannya. 

Sumbang Makan

Perempuan Minang ketika makan haruslah pelan-pelan, makan secukupya saja, tidak boleh makan sambil berdiri apalagi berjalan, tidak boleh makan sambil mengeluarkan suara(mancapak), serta tidak boleh makan sambil berbicara jika yang dibicarakan itu tidak penting.

Sumbang Bapakaian (berpakaian)

Perempuan Minang dalam berpakaian haruslah menutup aurat dan tidak boleh memakai pakaian ketat yang menampakan lekuk tubuh karena takutnya ada orang yang berniat jahat karena tergoda dengan pakaian seperti itu. Dalam berpakaian perempuan Minang haruslah memakai pakaian yang sesuai dengan situasi dan tempat misalnya pakaian ke pasar dengan pakaian sholat haruslah berbeda.

Sumbang Karajo (kerja)

Dalam bekerja perempuan harusnya melakukan pekerjaan yang ringan dan laki-laki yang mengerjakan pekerjaan yang berat, maka jika ada laki-laki dalam keluarga minta bantuan kepadanya untuk mengerjakan pekerjaan berat tersebut.

Sumbang Tanyo (bertanya)

Dalam bertanya diawali dengan penjelasan dari orang dulu, maka kita dengarkan penjelasan tersebut baru berikan pertanyaan kepadaya dengan baik dan sopan. Dan jika bertanya jangan dengan niat untuk mencoba menguji/meremehkan dan merendahkan orang tersebut.

Sumbang Jawek (jawab)

Perempuan Minang ketika menjawab pertanyaan dari seseorang haruslah singkat, padat dan jelas/tidak berbelit-belit. Jawablah pertanyaan tersebut secukupnya saja jangan melebih-lebihkan apa yang tidak penting untuk dijawab/dijelaskan. Jawablah pertanyaan yang perlu saja, jangan dijawahb pertanyaan yang dianggap tidak perlu untuk dijawab karena pertanyaannya bisa saja menyingung atau menyakiti perasaan kita.

Sumbang Bagaua (bergaul)

Dalam bergaul perempuan Minang haruslah terjaga, tidak boleh bergaul terlalu dekat dengan yang bukan muhrimnya. Dalam bergaul kita harus bisa memilih pergaulan mana yang bisa membawa kita kearah yang baik, dan tidak merusak kita dalam pergaulan tersebut. 

Sumbang Kurenah (bertingkah laku)

Perempuan Minang ketika bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari haruslah sopan santun/berhati-hati dalam bertingkah laku, jangan menyakiti perasaan orang tersebut. Kita tidak boleh berbuat jahat terlebih dulu kepada orang lain, kita tidak boleh ngomongin orang dari belakang, jangan berbisik-bisik didepan orang, tidak boleh menutup hidung/bilang yang tidak baik dikeramaian, tidak boleh tertawa terbahak-bahak dimana saja dan lain sebagainya karena dapat menyinggung orang.


Dari sumbang 12 ini bisa dilihat bahwa nilai yang harus dihindari itu sangat sesuai dengan ajaran Islam. Penerapan sumbang 12 terhadap perempuan pada masa sekarang sangat bergesar/berubah. Hal ini dipengaruhi oleh tren zaman sekarang  yang semakin berkembang pesat, dimana hadir teknologi canggih bisa yang dapat mengubah perilaku orang sehingga lupa akan nilai dan norma di daerahnya. Saat ini banyak perempuan Minang, misalnya di daerah Padang sendiri sumbang 12 sudah kurang digunakan lagi. Banyak perempuan Minang yang tidak tau/lupa bagaimana penerapan sumbang 12 tersebut yang nantinya bisa menjadikan sikap dan prilaku kita baik sehingga orang akan menghargai kita. 

Perempuan Minang sekarang lebih banyak belajar dengan menggunakan media sosial untuk pegetahuan yang dipelajari disekolah saja dan juga digunakan sebagai media hiburan. Sehingga sedikit orang yang mencoba mencari informasi tentang pengetahuan adatnya sendiri. Padahal jika dicari banyak informasi adat tersebut hadir di media sosial dan bisa kita peroleh. Penerapan sumbang 12 tersebut kurang dipedulikan lagi, misalnya dalam contoh sekarang banyak pemakaian media sosial yang salah, orang dengan bebas atau seenaknya berkata yang tidak baik/tidak sopan dimedia, hal itu membuat orang yang dikatai secara tidak langsuang bisa berakibat deperesi/stress hanya karena kata-kata yang tidak seharusnya ducapkan kepada seseorang. Sikap seperti itu tidak seharusnya dilakukan, semoga dengan adanya artikel ini bisa mengingatkan kita akan pentingnya kita tau dan kita bisa terapkan sumbang 12 tersebut dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS