Ticker

6/recent/ticker-posts

Peninggalan masa penjajahan Belanda dan Jepang sebagai Icon Pariwisata di Salido Sari Bulan.




Fitrah Azzahra

Mahasiswa Universitas Andalas, Jurusan Sastra Minangkabau.



Tempat sejarah peninggalan Belanda di Desa Salido Sari Bulan kecamatan IV Jurai Pesisir Sekatan ini sekilas mirip dengan wisata batu busuak yang ada dikota Padang. Namun, tempat peninggalan Belanda di Salido Sari Bulan ini sangat unik dan memiliki cerita yang menarik. Menurut cerita rakyat setempat dahulu pada masa Belanda melakukan pekerjaaan yang dilakukan masyarakat pribumi untuk membuat terowongan seperti rel air yang dimulai sejak tahun 1901 dan berakhir pada 1941 yang di mandori oleh angku baisan. Angku Baisan memiliki dua orang bawahan yaitu angku cungiak dan angku idris yang berasal dari ​Darek (dataran tinggi). Pada waktu agresi belanda, dia membawa pekerja kontrak yang sangat banyak yaitu ratusan orang jawa.Setiap pekerja itu disediakan mes atau tempat tinggal selain itu dihari hari besar belanda juga memberi pesangon bagi wakil wakil mandor. Masyarakat merasakan perlakuan belanda baik pada masa itu karena masyarakat sering diberi makanan dan listrik gratis.


Selain terowongan, Belanda juga membuat jenjang atau tangga dari semen untuk menuju terowongan yang disebut “jenjang Saribu” Belanda memakai bahan bahan yang sangat kuat dan teknik kerja yang bagus contohnya saja batu yang dipakai pada masa penjajahan belanda  yaitu batu yang diambil dari batu pecahan. Pertama tama dibuat pondasi kemudian dibaut mal atau bekisting (cetakan) dan diletakkan batu diatasnya, batu itu disiram setiap pagi dan sore selama 21 hari sehingga bangunan menjadi kokoh dan bisa dinikmati sampai sekarang. Setelah usai masa penjajahan belanda masuknya jepang, mereka meneruskan pembangunan tersebut tetapi dengan teknik yang berbeda contohnya batu yang diambil adalah batu gunung sehingga bangunan yang dibuat tidak tahan lama dan sekarang sudah runtuh. Dari PLTA sampai kejenjang yang runtuh, dibuat pada masa belanda yang dapat kita lihat utuh sampai sekarang. Sedangkan dari janjang yang runtuh sampai kesaringan itu dibuat oleh masa penjaahan jepang.


Di tempat sejarah Desa Salido Sari bulan selain jenjang saribu dan terowongan belanda disini juga memiliki tiga jembatan yang pertama Jembatan sariak ,jembatan kajai, jembatan gantiang. Disebut jembatan sariak karena disana banyak terdapat pohon sariak, begitu juga dengan jembatan kajai karena disana banyak terdapat pohon kajai atau karet. Sedangkan nama jembatan gantiang, dikarenakan jembatan itu pada masa dialihkan ke jepang sangat genting dan tidak kokoh, kemudian setelah jepang kalah,belanda kembali mengambil alih pembangunan dan memperbaikinya.


Semua pembangunan pada masa penjajahan Belanda maupun jepang menjadi manfaat atau sejarah bagi masyarakat sekarang serta dijadikan sebagai tempat wisata yang digunakan sebagai bentuk ekonomi kreatif masyarakat yang digunakan untuk menambah keindahan wisata sejarah yang telah ada sebelumnya. Banyak masyarakat luar daerah bahkan turis mancanegara yang tertarik mengunjungi wisata sejarah ini sambil bermain dengan derasnya air terowongan yang dinikmati dengan benan yang disewa 2000 rupiah saja per orang. Tetapi terkadang wisata ini tidak begitu dilirik karena kurangnya branding dari masyarakat setempat. Melihat kondisi tersebut pemerintah bersama pemuda setempat melakuakn inovasi dengan menambah jembatan basi diatas jembatan kajai kemudian diberi cat warna warni yang disebut jembatan pelangi. Dengan inovasi tersebut masyarakat luar tertarik kembali  mengunjungi wisata sejarah ini dan mengabadikannya di sosial media mereka sehingga dengan itu meningkatkan branding Desa salido Sari Bulan dan wisata sejarah peninggalan Belanda di desa ini.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS