Ticker

6/recent/ticker-posts

Bahasa Tansi Sebagai Bahasa yang terdampak oleh Penjajahan


Penulis: Juniati Ifada mahasiswi universitas Andalas, sastra Minangkabau

Seperti yang kita tau, dampak dari penjajahan jepang maupun belanda terhadap indonesia sangat banyak, di Sumatera barat sendiri, dapat kita lihat salah satu contoh nya pada bahasa di daerah Kota Sawahlunto, yaitu bahasa Tansi, lalu apa bahasa Tansi itu? Kenapa bahasa itu juga termasuk dampak dari penjajahan yang kita alami dahulunya?

Bahasa Tansi adalah bahasa yang terbentuk dari buruh tambang batu bara yang berada di Sawahlunto dan terbentuk pada zaman penjajahan Belanda. Bahasa ini sudah ada sejak sekitar abad 19 yang berarti sudah lebih dari 100 tahun sejak terbentuk dan digunakan oleh masyarakat Sawahlunto. Jadi bahasa tansi termasuk ke dalam bahasa Kroel dan bagaimana hal ini bisa terjadi adalah karena pemerintahan belanda yang yang mendatangkan buruh dari berbagai suku, bahasa dan latar belakang yang berbeda untuk membuka tambang di Kota Sawahlunto.

Ketika perbedaan suku, bahasa dan latar belakang tadi berkumpul dan berada dalam satu tempat yang sama tentu akan terjadi perubahan dan perbedaan yang signifikan, terutama dalam bidang bahasa dan begitulah bahasa Tansi tadi terbentuk dan berkembang sampai saat ini.

Bahasa Tansi ini sedikit berbeda dari bahasa Kroel pada umumnya yang dapat ditemukan di Indonesia bagian barat yang biasanya memiliki latar belakang pembentukan bahasa Kroel nya karena perniagaan sedangkan pada bahasa Tansi sendiri disebabkan oleh latar belakang perburuhan.

Bahasa Tansi sendiri merupakan gabungan dari beberapa bahasa tidak hanya satu atau dua bahasa, bahasa Tansi ini setidaknya merupakan gabungan dari 10 bahasa, selain bahasa Minang ada juga bahasa lainnya seperti bahasa Batak, Melayu, Madura, Sunda, Bugis, Bali, Cina, Jawa, dan juga bahasa Belanda.

Dengan ditemukannya bahasa Tansi ini dapat kita lihat bahwa bahasa yang digunakan di Sumatera Barat tidak hanya bahasa Minang, Mentawai, dan Mandailing tetapi juga bahasa Tansi. Untuk saat sekarang ini dapat kita sebut bahwa bahasa yang hidup di Sumatera Barat ada empat bahasa, bukan hanya tiga. Bahasa ini juga kaya akan sejarah nya yang panjang, yang juga menjadi bukti penjajahan yang pernah terjadi di Indonesia khusus nya di Sumatera Barat Kota Sawahlunto.

Bahasa Tansi ini telah ditetapkan sebagai warisan Budaya Tak benda Indonesia (WBTI) hal ini merupakan sebuah kebanggaan bagi masyarakat Sumatera Barat khususnya masyarakat Kota Sawahlunto sendiri. Sawahlunto diharapkan tidak hanya terkenal dengan tambang batu bara Ombilin nya saja yang ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO, tetapi juga dari aspek lain nya, seperti dengan bahasa Tansi nya dan banyak lainnya lagi, karena Sumatera Barat kaya akan budaya, tradisi dan banyak lagi.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS