Ticker

6/recent/ticker-posts

Peran Penting Mamak bagi Kemenakannya


Oleh: Nofri Duino Zora, mahasiswa Sastra Minangkabau, Universits Andalas.



Minangkabau yang menganut sistem keturunan menurut garis ibu dan penguasaan harta kekayaan dipegang oleh ibu, dan penggarapnya tetap berada pada pihak laki-laki. Perempuan diposisikan pada tempat yang tinggi, yaitu sebagai Bundo Kanduang, Limpapeh Rumah Gadang.  Perempuan Minang sebagai kebanggaan bagi kaumnya, sepatutnya perempuan Minang dijaga oleh saudara lelakinya. Tidak sebatas itu saja, saudara lelakinya juga menjaganya hingga sudah memilki keturunan, yang dibungkus dengan sebutan mamak. 

Mamak adalah tempat mengadu bagi kemenakannya, fungsi mamak bagi kemenakannya sangat besar. Seorang mamak berpengaruh dalam menentukan hitam putih kemenakannya. Baik itu persoalan harta pusaka, maupun dalam persoalan jodoh. Secara tidak langsung mamak sebagai promotor untuk kemenakannya. Baik buruknya perilaku kemenakannya, yang terkena imbasnya adalah mamaknya. Apabila kemenakannya berprilaku baik, maka mamaknya dinilai berhasil dalam mendidik kemenakannya. Namun jika kemenakannya berperilaku buruk, maka orang memberikan cap bahwa seorang mamak berperilaku buruk, sehingga tidak bisa mendidik kemenakannya sendiri. Seluk beluk kemenakan sebagian besar berkaitan dengan mamaknya. 

Asumsi bahwa segala bentuk perilaku kemenakannya turunan dari mamaknya juga tidak selalu bisa dibenarkan. Alasannya bahwa seorang mamak pasti memberikan pengajaran dan contoh yang baik untuk kemenakannya. Bahkan seburuk apapun perilaku seorang mamak, tidak akan mau memberikan pengajaran yang buruk kepada kemenakannya. Hanya saja kemenakannya tidak semua yang menuruti apa yang dikatakan oleh seorang mamak. Tidak sedikit pula kemenakan yang menganggap bahwa perkataan seorang mamak adalah sakral, dan tidak sedikit pula yang tidak mendengarkan pituah yang diberikan oleh mamaknya. Semuanya saling bergantungan, tidak bisa disalahkan sebelah pihak. 

Sistem yang ada di Minangkabau  sedikit menimbulkan pergeseran antara seorang mamak dengan seorang ayah kemenakannya. Ini timbul karena emosional pribadi masing-masing.  Pada kenyataannya yang terjadi hari ini, seorang mamak ingin menjalankan tugasnya sesuai dengan adat. Tidak berbeda dengan seorang ayah yang ingin mendidik anaknya selayaknya seorang ayah. Sebenarnya ini tidak menjadi permasalahan jika saling mendukung dan tidak mengedepankan emosinal masing-masing. Bukankah dengan pendidikan dari banyak pendekatan akan membuat lebih baik untuk pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Apabila semacam ini dipadukan, tanpa memojokkan sebelah pihak, tanpa melanggar norma  adat dan tuntunan syariat.

Bagi seorang mamak tidak pilih kasih terhadap kemenakannya, baik itu perempuan maupun laki-laki. Kondisi yang terjadi saat ini, cenderung mamak lebih dekat kepada kemenakan yang memiliki pekerjaan yang layak, profesi yang baik, menjadi buah bibir keluarga karena keberhasilannya. Namun kemenakan yang kurang beruntung, hidup sederhana, tidak begitu menonjol dalam keluarga, sering kali dipojokkan. Seharus dibina sesuai porsi masing-masing. perempuan dijadikan sebagai calon Bundo Kanduang, dan lelaki mewarisi gelar nantinya. Untuk menghindari kecemburuan sosial dikemudian hari.

Sebagai mamak jangan hanya menyandang gelar saja. Berikan suri tauladan yang baik untuk kemenakan. Jangan menjadi pemimpin yang dzalim. Pemimpin yang seharusnya mengurusi dan membagi harta pusaka dengan adil, malah mengambil dengan cara yang tidak baik. Miris memang jika semua diukur dengan materi. Harga diri, identitas, kedudukan dan tanggung jawab luput oleh materi. Dibutakan oleh materi, tidak sedikit kasus mamak yang mengambil hak kemenakan, hingga mendatangkan konflik dengan kemenakannya sendiri. Ini merupakan pandangan sudah biasa terjadi saat ini, lantaran tidak ada rasa tanggungjawab sebagai pemimpin dalam diri. 

Kondisi sosial yang terjadi hari ini terkait dengan peran mamak di Minangkabau cukup beragam, banyak sekali mamak yang memainkan perannya seperti yang dianjurkan oleh adat. Minangkabau terkenal dengan adat dan budayanya yang tersusun rapi, sehingga seluk beluk kehidupan sudah tersusun pada tatanan adat itu sendiri. tinggal bagaimana seseorang dalam menjalani hal tersebut. Adat semakin dipakai semakin kuat, namun apabila tidak diamalkan maka lambat laun tatanan itu akan berubah dengan sendirinya, bahkan akan hilang dari tatanan kehidupan manusia. Seseorang yang menjalankan setiap sesuatu dengan baik, secara tidak langsung telah menjaga suatu budaya yang ada. 

Seorang mamak tidak sebatas megawasi dan mengontrol saja, namun juga memperhatikan bagaimana ekonomi kemenakannya. Secara tidak langsung mamak mendukung penuh kemenakannya secara moril dalam pendidikan, meskipun tidak sepenuhnya membantu dalam material. Mamak yang seperti inilah yang menjadi harapan dan tempat bergantung bagi kemenakannya. Kedudukan mamak harus kuat. Apabila seorang mamak sudah tidak bisa lagi menjadi contoh bagi kemenakannya, kemana kemenakannya akan bergantung. Peran mamak sangat penting bagi kemenakannya di Minangkabau.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS