Prof.Dr.H.Asasriwarni Guru Besar UIN IB/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الْحَمْدُللهِ الَذِي َاحْيانَا بَعْدَ مَا امَاتَنَا وإلَيْهِ النُّشُور
Saudaraku yang dirahmati Allah. Allah menjanjikan, orang mukmin yang beramal shaleh, mereka akan mendapatkan pahala tanpa putus. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam ayat di bawah ini :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
*Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya* (QS. Fushilat Ayat : 8)
Selanjutnya Dalam Ayat Lain, Allah SWT Juga Berfirman Sbb :
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
*Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya* (QS. At-Tin Ayst : 6)
Dalam menanggapi Ayat2 tersebut di atas, Al-Muhallab Menafsirkan sebagai berikut :
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
*Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar (perjalanan jauh), maka dicatat baginya pahala sebagaimana kebiasaan dia ketika mukim dan ketika sehat* (HR. Bukhari No. 2996)
Ayat tersdbut di atas juga semakna dengan hadis yang diruwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘Anhu yang mengatakan bahwa, Rasulullah SAW Bersabda Sbb :
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ صَحِيحًا مُقِيمًا
*Apabila ada hamba yang sakit atau safar, dia dicatat mendapatkan pahala sebagaimana amalan yang dia kerjakan ketika sehat dan mukim.* (HR. Ahmad No. 19679 dan Bukhari No. 2996).
Betapa Maha Pemurahnya Allah SWT di saat kita tidak lagi mampu beramal, karena apapun sebabnya, kita tetap mendapatkan aliran pahala amal itu. Dengan syarat : *_kita memiliki amal shaleh ihklas karena Allah dan yang DIKERJAKAN SECARA RUTIN_*
Untuk itu, *yok..... kita bangun dan berwudhulah* Allah Rab Semesta Alam sejak tadi sedang menanti para hambanya yang ingin memohon ampun, berdialog dengan Nya melalui media Shalat Qiyamul Lail.
Mari kita jadikan shalat Qiyamul Lail sebagai amalan rutin kita, sehingga ketika kita tidak terbangun dimalam hari padahal sebelum tidur kita sudah berniat untuk melakukan Qiyamul Lail, in syaa Allah. Aliran pahala tetap akan kita dapatkan.
Sebelum subuh kita ke masjid untuk shalat takhiyatal masjid, di lanjut berdzikir sambil menunggu adzan subuh. Ketika masuk waktu subuh Segera shalat fajar dua rakaat. Berkaitan dengan hal itu, Rasulullah SAW bersabda sbb :
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
*Dua rakaat shalat sunnah subuh lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya* (HR. Muslim No. 725).
Baru melaksanakan shalat subuh berjamaah. Di lanjut dzikir pagi. Sampai waktu syuruq lakukan shalat dua raka'at. Dan berdzikirlah kepada Allah SWT, selanjutnya waktu dhuha ( jam 08.15 WITA) lakukan shalat dhuha 4 raka'at , 6 atau 8 raka'at. Sebagamana Firman Allah SWT Sbb :
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
*Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung* (QS. Al. Jumu'ah Ayat : 10)
Bekerjalah dengan sungguh2 untuk mengharap rizki Allah SWT, sebagai sarana ibadah guna menafkahi keluarga.
Semoga hidup kita semakin bermanfaat dan berkah Aamiin YRA
0 Comments