Ticker

6/recent/ticker-posts

SIAPA YANG MENABUR BENIH, DIA LAH YANG MENUAI PANEN DALAM PERSPEKTIF AL QUR'AN DAN AS SUNNAH


*Prof.Asasriwarni MH*


Peribahasa ini dikenal dengan *_“Siapa Yang Menanam, Dia Yang Akan Menuai”_*.  Maksudnya, jika seseorang menanam kebaikan, maka ia akan menuai kebaikan pula. Dan sebaliknya jika seseorang menanam kejelekan, maka ia akan menuai hasil yang jelek pula. Berikut ini beberapa contoh dalam Al Qur’an dan As Sunnah yang menceritakan maksud dari peribahasa ini.


*_A. Berlaku Jujur Akan  Menuai Kebaikan :_*


Dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud, ia menuturkan bahwa Rasulullah SAW  bersabda : 


عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا


*Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta* (HR. Muslim No. 2607)


Selanjutnya Rifa’ah mengatakan,  bahwa ia pernah keluar bersama Rasulullah SAW  ke tanah lapang dan melihat manusia sedang melakukan transaksi jual beli. Beliau lalu menyeru, wahai para pedagang ! Orang-orang pun memperhatikan seruan tersebut  sambil menengadahkan leher dan pandangan mereka pada beliau. Lantas Rasulullah SAW  bersabda :


إِنَّ التُّجَّارَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فُجَّارًا إِلاَّ مَنِ اتَّقَى اللَّهَ وَبَرَّ وَصَدَقَ


*Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik dan berlaku jujur* (HR. Tirmidzi No. 1210 dan Ibnu Majah No. 2146)


Berlaku jujur juga akan menuai berbagai keberkahan. Yang dimaksud keberkahan di sini adalah tetapnya dan bertambahnya kebaikan. 


Kemudian dari sahabat Hakim bin Hizam mengatakan bagwa : Rasulullah DAW  bersabda :


الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا – أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا


*Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu* (HR. Bukhari No. 2079 dan Muslim No. 1532)


Inilah buah yang dipetik dari pedagang yang tidak berlaku jujur. Sedangkan sebaliknya jika pedagang bisa berlaku jujur, maka ia pun akan menuai berbagai kebaikan dan keberkahan.


*_B.Mudah Memaafkan dan Bersikap Tawadhu’ Akan  Menuai Kemuliaan ;_*


Rasulullah SAW  bersabda :


مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ رَجُلاً بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ


*Sedekah tidak mungkin mengurangi harta. Tidaklah seseorang suka memaafkan, melainkan ia akan semakin mulia. Tidaklah seseorang bersikap tawadhu’ (rendah diri) karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan derajatnya* (HR. Muslim No. 2588)


*Seseorang yang selalu memaafkan orang lain akan semakin mulia dan bertambah kemuliaannya. Ia juga akan mendapatkan balasan dan kemuliaan di akhirat kelak. Begitu pula orang yang tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, ia akan ditinggikan derajatnya dan senantiasa Allah SWT akan  meneguhkan hatinya,  serta kedudukannya pun akan semakin mulia di dunia. Di akhirat pun, Allah SWT akan meninggikan derajatnya karena ketawadhu’annya di dunia*  (Al Minhaj Dyarh Muslim : 16/141-142)


*_C. Berperilaku Baik Akan  Menjadi Teman Akrab :_*


Allah DWT  berfirman Sbb :


وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (35)


*Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar* (QS. Fushilat Ayat: 34-35)


Sekanjutnys Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma mengatakan, bahwa : Allah memerintahkan pada orang beriman untuk bersabar ketika ada yang membuat marah, membalas dengan kebaikan jika ada yang buat jahil, dan memaafkan ketika ada yang buat jelek. Jika setiap hamba melakukan semacam ini, Allah akan melindunginya dari gangguan setan dan akan menundukkan musuh-musuhnya. Malah yang semula bermusuhan bisa menjadi teman dekatnya karena tingkah laku baik semacam ini.


Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan : *Namun yang mampu melakukan seperti ini adalah orang yang memiliki kesabaran. Karena membalas orang yg menyakiti kita dengan kebaikan adalah suatu yang berat bagi setiap jiwa* (Tafsir Al Qur'an Al'Azhim 12/243)


*_D. Menolong Dan Memudahkan Sesama Akan Menuai Pertolongan Dan Kemudahan Dari Allah SWT :_*


Rasulullah SAW bersabda sbb :


مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ


*Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup ‘aib seseorang, Allah pun akan menutupi ‘aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya* (HR.  Muslim No.  2699)


Membantu dan  mempermudah urusan orang lain  itu sama saja mengurai kusiltas diri sendiri, khususnya dalam hal utang piutang. Ini bisa dilakukan dengan dua cara, yakni : 


1. Memberikan tenggang waktu pelunasan dari tempo yang diberikan, ini hukumnya wajib. Sebagaimana Allah SWT   berfirman di bawah ini :


وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ


*Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan* (QS. Al Baqarah Ayat : 280). 


2.  Memutihkan hutang tersebut, dan ini dianjurkan. Sebagaimana Allah SWT berfirman di bawah ini :


وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ


*Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui*  (QS. Al Baqarah Ayat : 280.


Berkebalikan dari sikap baik ini adalah mengenakan riba pada saudaranya yang menunda utang. Ini adalah berkebalikan dari memberi kemudahan. Maka tentu saja orang yang memberi kesulitan pada saudaranya akan menuai hasil yang sebaliknya.


*_E. Usaha Disertai Tawakkal Akan Menuai Hasil Maksimal :_*


Dari Umar bin Al Khoththob Radhiyallahu ‘Anhu berkata bahwa Rasulullah SAW  bersabda sbb :


لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ ، تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً


*Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang* (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al Hakim Dalam SilsilahAsh Shohihah No.  310) 


Burung yang melakukan usaha mulai pagi hari dengan disertai bertawakkal pada Allah SWT,  akhirnya ia pun kenyang ketika pulang di sore hari. Ini menunjukkan bahwa  tanpa usaha  tidak akan memperoleh hasil apa-apa. Dan usaha tanpa tawakkal, hanya akan memperoleh sekadar yang Allah SWT takdirkan. Yang tepat adalah usaha disertai tawakkal, niscaya hasil yang maksimal pun   akan dituai.


*_F. Berbuat Curang Akan  Menuai Berbagai Musibah :_*


Rasulullah SAW   bersabda sbb : 


وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلاَّ أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَؤُنَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ


*Dan tidaklah mereka berbuat curang ketika menakar dan menimbangm melainkan mereka akan ditimpa kekeringan, mahalnya biaya hidup dan kelaliman para penguasa* (HR. Ibnu Majah No. 4019)


Kecurangan dalam perniagaaan inilah penyebab dibinasakannya kaum Madyan umat Nabi Syu’aib ‘Alaihis Salam. Sebagaimana Allah SWT memerintahkan pada kaum Madyan sbb : 


أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ (181) وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ (182) وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (183)


*Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang- orang yang merugikan; dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan*  (QS. Asy Syu’ara Ayat : 181-183)


Untuk itu, marilah kita selalu ingat, bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan, apakah itu   perbuatan baik maupun buruk pasti  akan menuai hasil yang linier. Maha benar Allah dengan segala firmanNya dan hanya Allah lah mengetahui segalanya.


Semoga hidup kita semakin bermanfaat dan berkah, aamiin YRA

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS