Lebih lanjut, Inflasi di Kota Bukittinggi terjadi karena kenaikan indeks pada 6 (enam) kelompok pengeluaran. Kenaikan terbesar terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,93 persen dan diikuti kenaikan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,23 persen.
Laju inflasi tahun kalender, lanjut Pitono, sampai bulan Maret 2020 Kota Padang dan Kota Bukittinggi masing-masing sebesar 0,34 persen dan 0,77 persen. Laju inflasi year on year Kota Padang (Maret 2020 terhadap Maret 2019) sebesar 2,01 persen dan Kota Bukittinggi sebesar 2,76 persen.
Perbandingan IHK/Inflasi antar Kota di Pulau Sumatera Pitono menjelaskan, "Dari 24 (dua puluh empat) kota IHK di Sumatera, sebanyak 10 (sepuluh) kota mengalami inflasi dan 14 (empat belas) kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Lhokseumawe sebesar 0,64 persen dan terendah terjadi di Kota Pekanbaru sebesar 0,01 persen," jelasnya.
Deflasi tertinggi, sambung Pitono, terjadi di Kota Sibolga sebesar 0,79 persen dan terendah terjadi di Kota Padang dan Kota Bengkulu masing-masing sebesar 0,02 persen.
"Kota Padang menduduki urutan ke 13 (tiga belas) dari semua kota deflasi di Sumatera dan Kota Bukittinggi urutan ke 7 (tujuh) dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatera," terangnya.
"Sedangkan secara nasional Kota Padang menduduki urutan ke 44 (empat puluh empat) dari semua kota yang mengalami deflasi di Indonesia dan Kota Bukittinggi urutan ke 28 (dua puluh delapan) dari semua kota yang mengalami inflasi di Indonesia," pungkasnya.
#BM
0 Comments