Kepala dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sumatera Barat,
Ir. Yosmeri, menyebutkan bahwa ada Puluhan peluang untuk menanamkan investasi di sektor Dinas Kelautan dan Perikanan/DKP Propinsi
Sumbar.
Beberapa peluang investasi tersebut itu ada dibidang sarana dan prasarana antara
lain, penangkapan ikan dan budidaya perikanan. Pengolahan hasil perikanan.
Pemasaran hasil perikanan dan penyiapan sarana perikanan.
Terutama dibidang penangkapan ikan tuna, serta penangkapan ikan kerapu. Disamping itu terbuka peluang investasi sarana penunjang kapal, ekspor ikan kerapu, ekspor mutiara dan budidaya udang paname.
Terutama dibidang penangkapan ikan tuna, serta penangkapan ikan kerapu. Disamping itu terbuka peluang investasi sarana penunjang kapal, ekspor ikan kerapu, ekspor mutiara dan budidaya udang paname.
Hasil Komoditi ikan kerapu baru-baru ini sudah dieksport sebanyak 16, 1 ton ke Hongkong,” terangnya.
Yosmeri melihat ada intensitas produksi pelaku usaha budidaya
keramba ikan Kerapu jadi meningkat volume ekspor dari sekali 6 bulan
bisa eksport naik jadi sekali 2 bulan, Pemerintah Propinsi Sumbar melalui Dinas
Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar menjembatani pelaku usaha keramba ikan
kerapu dengan perbankan.
“Hal itu bertujuan guna memacu hasil produksi ikan kerapu hidup bisa
eksport lebih cepat dari sebelumnya,” kata Kepala DKP Sumbar Ir Yosmeri, saat
dijumpai Jum’at (11/10) di kantornya.
Yosmeri memprediksi ada 500 pelaku usaha budidaya keramba kerapu perlu
suntikan dana segar dari perbankan sedikitnya sekira Rp 25 miliar tahun ini.
Sesuai dengan rentang waktu kawasan perairan laut untuk budidaya ikan kerapu
berpotensi bagus pada kawasan laut Kabupaten Pesisir Selatan dan Mentawai.
“Dengan program itu DKP Sumbar memfasilitasi pengusaha perikanan guna
dapat memperoleh pinjaman dari bank BNI46,” jelas Yosmeri.
Ia memaparkan, pada Kamis 10 Oktober 2019 ini hasil produksi kerapu
hidup telah ekspor ke Hongkong sebanyak 16, 3 ton yang dihadiri Kepala bank BNI
dan Kepala Otoritas Jasa Keuangan/OJK yang sengaja diajak agar pihak perbankan
bisa mengetahui langsung bahwa peluang usaha komoditi kerapu cukup bagus.
Sehingga dengan kunjungan perbankan dan OJK secara positif pada pelaku usaha
untuk membuka kran pinjaman dari perbankan dan diharapkan kedua belah pihak,
pelaku usaha dengan perbankan bisa sinergi dan terjembatani keinginan mereka
untuk mempercepat hasil produksi kerapu. Intinya pelaku usaha perlu penguatan
modal bisa cepat terealisasi sehingga terbentuk agrimen yang saling
menguntungkan atas pemberdayaan dari DKP.
“Jika terealisasi pinjaman sebanyak Rp 25 miliar dari perbankan untuk
500 usaha kerapu, akan mampu menggenjot penghasilan pelaku usaha semakin
berkembang,” kata Yosmeri.
Selanjutnya, dalam waktu dekat akan dipertemukan para pelaku usaha
keramba ikan kerapu eksport hidup dengan perbankan supaya tercapai peningkatan
hasil produksi secara signifikan. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan
intensitas produksi pelaku usaha budidaya keramba ikan kerapu.
Sampai sekarang volume ekspor kerapu dari produksi keramba sekali 6
bulan ekspor bagaimana meningkat jadi naik ekspor dengan target sementara waktu
sekali 2 bulan eksport. Untuk itu nelayan keramba kerapu perlu diperkuat dengan
pinjaman dana uang dari bank. Selain itu, rencana kedepannya, bagaimana pelaku
usaha bisa memperbanyak tempat merapat kapal-kapal nelayan.
“Sekarang, cuma satu tempat merapat kapal nelayan pelaku usaha keramba
kerapu, yaitu di Mandeh Tarusan, Pesisir Selatan,” jelas Yosmeri
Lebih lanjut Yosmeri mengatakan, juga terbuka peluang investasi
pengolahan pengalengan ikan tuna dan pengolahan ikan secara tradisional, dimana
ikan bisa dibikin dalam bentuk berbagai jenis olahan.
“DKP Sumbar memerlukan investor di bidang pemasaran dan bidang
pembangunan depot SPDN BBM nelayan”
Sementara Peluang investasi yang sedang berjalan di tahun 2019 ini
diantaranya budidaya ikan kerapu, budidaya udang paname, budidaya mutiara,
penangkapan ikan tuna dan pengolahan berbagai jenis bidang perikanan.
Termasuk peluang investasi bidang sarana seperti pembuatan pabrik es,
karena DKP Sumbar butuh 7 pabrik es lagi dengan kavasitas produksi 40 ton per
hari karena pabrik es yang ada baru sebanyak 9 buah.
Selain itu peluang investasi sarana penunjang seperti doking kapal-kapal
nelayan karena perlu perbaikan kapal nelayan. Sebab, selama ini doking kapal
nelayan diatas 30 Gros Ton/GT doking kapal nelayan di Pulau Jawa dan Sibolga
terutama kapal-kapal fiber.
Juga terbuka peluang investasi bidang pemasaran ikan kerapu pemasaran
produk olahan ke Super Market, bahkan ke luar negeri eksport ke Singapura dan
Malaysia, karena pelaku usaha UMKM dalam propinsi Sumbar baru hanya sampai
Jakarta. Ujarnya.
#RED
0 Comments