Oleh : Adji Setiawan Harahap mahasiswa Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian universitas Andalas,
Sampah dapat diartikan sebagai barang atau benda yang dibuang karena dianggap tidak berguna lagi. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup Masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dankeberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadapberbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan.
Pengelolaan sampah yang ada saat ini hanya terbatas pewadahan sampah dimasing-masing sumber sampah. Walaupun dalam pewadahan sampah sudahdisediakan tong sampah yang berbeda untuk komponen sampah organik (sampah basah), kertas, plastik dan sampah lain-lain, namun dalam pelaksanaannya sampah masih tercampur.
Selanjutnya sampah-sampah ini dikumpulkan oleh petugas sampah (cleaning service) ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) untuk dibakar di lahan terbuka atau dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah kota yang dilakukan oleh petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Padang sekali dalam seminggu.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah beserta Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, konsep pengelolaan sampah terpadu sudah waktunya diterapkan, yaitu dengan meminimasi sampah, maksimasi kegiatan daur-ulang dan pengomposan disertai dengan TPA yang ramah lingkungan. Paradigma baru ini menekankan pengelolaan sampah di sumber dan berbasis masyarakat dengan penerapan metode 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).
Dalam rangka mewujudkan penerapan metode 3R telah banyak bermunculan usaha dari masyarakat, baik pemerintah maupun swasta untuk mengelola sampah ditingkat sumber, seperti dengan berdirinya bank-bank sampah untuk pengelolaan sampahkering layak jual, rumah pengomposan untuk pengelolaan sampah basah yang umumnya dikelola ditingkat kawasan seperti kelurahan, kecamatan bahkan kota.
Dikota Padang hal ini juga terjadi, namun biasanya pengelolaan dilakukan untuk sampah domestik atau pemukiman. Pengelolaan hanya dilakukan untuk satu jenis sampah, misalkan bank sampah untuk sampah kering saja, atau rumah kompos khusus hanya mengelola sampah basah. Sampah sisa pengolahan biasanya diangkut oleh petugas kebersihan ke TPA. Kita ketahui bahwa pengelolaan sampah berkaitan dengan Pancasila seperti sila ke-5 (Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia)
Pengelolaan sampah berbasis 3R bertujuan menciptakan keseimbangan lingkungan untuk keadilan antar generasi. Sila ke-2 (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)
Pengelolaan yang melibatkan kesadaran masyarakat adalah bentuk penghormatan terhadap hak hidup sehat setiap individu. Berikut ini adalah cara menanggulangi sampah :
1. Penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recyle) metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle) mencerminkan semangat gotong royong dari sila ketiga, "Persatuan Indonesia." Misalnya, bank sampah dan rumah kompos dapat dioperasikan dengan melibatkan partisipasi masyarakat yang bekerja sama untuk
TUJUAN BERSAMA.
b. Reuse: Memanfaatkan kembali barang-barang yang masih layak pakai, seperti menggunakan botol bekas sebagai wadah
c. Recycle: Mengolah limbah menjadi produk baru yang bernilai guna, meskipun proses ini memerlukan teknologi dan penanganan khusus
2. Peningkatan Kesadaran Masyarakat. Seperti pada sila ke-3 (Persatuan Indonesia) dengan mempersatukan kekuatan bersama untuk melakukan edukasi kampanye lingkungan, dan program berbasis komunitas untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat terkait pengelolaan sampah
3. Penggunaan Teknologi Modern
Penggunaan teknologi modern dengan sila keempat, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan." Contohnya,
pemerintah dan pemangku kepentingan lain dapat berdialog untuk menentukan solusi teknologi yang ramah lingkungan dan inklusif. Memanfaatkan teknologi seperti insinerator untuk mengolah sampah organik menjadi biogas dan pengembangan tempat pembuangan akhir (TPA) yang ramah lingkungan
4. Peran Pemerintah dalam Regulasi
Implementasi regulasi seperti Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga untuk memberikan landasan hukum dalam pengelolaan sampah yang efisien
Dalam pengelolaan PPST Universitas Andalas menggunakan konsep 3R yaitu Reduce, Reuse, Recyle Sampah yang diterima di PPST terdiri dari sampah organic yang telah dipisahkan sebelumnya oleh pekerja yang membersihkan area Universitas
Andalas. Mereka memastikan bahwa sampah dibagi sesuai jenis, dengan sampah daun bertumpuk terpisah dari sampah plastik. Namun, yang diolah di PPST Unand hanya sampah daun. Sampah daun yang masuk ke PPST Unand kemudian diubah menjadi kompos untuk pupuk tanaman di sekitar Unand, pelet yang digunakan sebagai bahanbakar memasak dengan kompor khusus, serta plaf atau potongan kecil yang digunakan sebagai campuran bahan bakar batubara.
Dalam pengelolaan PPST, staf sering menghadapi masalah yang terbagi menjadi dua kategori: di lapangan dan dalam pelaksanaan. Terkadang, meskipun sudah masuk ke PPST, sampah daun masih mencampur dengan sampah plastik. Akibatnya, saat proses pencacahan untuk membuat kompos, pekerja harus memisahkan sampah tersebut lagi.
Alat yang ada di PPST Unand memiliki kapasitas kecil, dan beberapa diantaranya sudah rusak. Pekerja berharap agar pihak universitas memberikan alat tambahan agar proses pengolahan sampah di PPST Unand lebih lancar dan cepat.
Dalam sehari, PPST Unand biasanya menerima sampah tiga kali, yaitu pagi, siang, dan sore. Sampah yang diterima hanya sampah organik yang bisa diolah, sedangkan sampah plastik dan jenis lainnya yang tidak bisa diolah akan dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) terdekat.
Proses mengubah sampah menjadi kompos memerlukan waktu yang cukup lama dan tidak cepat. Pertama, sampah daun perlu difermentasi dan dicampur dengan kotoran sapi.
Setelah tercampur, bahan tersebut disiram dengan zat bioaktivator dan difermentasi lagi dalam teng rotari selama sekitar 10 hingga 12 hari.
Setelah difermentasi, campuran sampah dijemur di bawah sinar matahari selama 4 hari, ataubisa sampai 1 minggu jika cuacanya buruk. Di hari berikutnya, campuran yang sudahkering akan dicacah dan kemudian dilakukan proses terakhir, yaitu pengayakan atau pemisahan. Setelah melalui serangkaian proses, kompos siap dibagikan untuk digunakan tanaman di sekitar Unand.
Selain membuat kompos, PPST Unand juga mengolah sampah menjadi plaf atau bahan campur bakar. Proses pembuatan plaf dimulai dengan mencacah sampah daun, kemudian difermentasi dan dikeringkan.
Setelah kering, sampah tersebut disiram lagi dengan bioaktivator dan dimasukkan ke alat yang disebut biodrying untuk difermentasiselama sekitar 1 minggu hingga siap dipanen. Plaf yang dihasilkan digunakan sebagai campuran batu bara dan dikirim ke PT. Semen Padang. Plaf yang dikirim akan dihitungsebagai poin yang bisa ditukarkan dengan hadiah seperti kipas angin dan lain-lain.
KESIMPULAN
Sampah adalah sisa dari aktivitas manusia yang sudah tidak dianggap berguna dan bisa menyebabkan masalah lingkungan jika tidak diurus dengan baik. Sampah dapat dibedakan menjadi tiga jenis: organik, anorganik, dan B3 atau bahan berbahayadan beracun.
Upaya pengelolaan sampah di PPST Universitas Andalas mencerminkanpenerapan nilai-nilai Pancasila, seperti tanggung jawab sosial, keadilan, dan keberadaban. Dengan semangat gotong royong dan pemanfaatan teknologi, pengelolaan ini menjadi contoh nyata kontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan sesuai dengan cita-cita bangsa. Masalah sampah di Indonesia meliputi jumlah sampah yang sangat banyak, kekurangan fasilitas pengelolaan, dan kurangnya kesadaranmasyarakat tentang cara mengelola limbah. Upaya untuk mengatasi masalah ini bisa dilakukan dengan menerapkan prinsip 3R yaitu mengurangi, menggunakan kembali,dan mendaur ulang, memanfaatkan teknologi modern, serta memberikan pendidikankepada masyarakat.
Dalam Islam, pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab. Penelitian mengenai pengelolaan sampah di PPST Universitas Andalas menunjukkan bahwa PPST mampu mengolah sampah organik, khususnya daun kering, menjadiproduk yang berguna seperti kompos, pelet bahan bakar, dan plaf yang digunakan sebagai campuran batu bara. Namun, ada masalah dengan sampah yang masih bercampur plastik, kapasitas alat yang terbatas, dan proses pengolahanyang membutuhkan waktu lama, terutama pada saat cuaca buruk.
Meski begitu, dengan mengelola sampah tiga kali sehari dan mengirimkan sampah anorganik ke tempat pembuangan akhir, PPST berkontribusi besar dalam mendukung keberlanjutan lingkungan kampus.
Jika semua masalah ini bisa diatasi, pengelolaan sampah di PPST bisa menjadi lebih efisien dan optimal.
0 Comments