OLEH RIZKI ALHASAN (MAHASISWA ILMU POLITIK UNAND)
Penggunaan politik identitas sering terjadi di dunia perpolitikan Indonesia, budaya politik ini sering dipakai oleh politisi karena Indonesia memiliki masyarakat multikultural yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya. Sebagai seorang mahasiswa Ilmu Politik Universitas Andalas, saya sangat peduli terhadap isu ini dan saya yakin bahwa politik identitas dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kestabilan bangsa. Saya khawatir terhadap dampak polarisasi di tengah tengah masyarakat yang disebabkan oleh budaya politik identitas ini.
Di lapangan, politik identitas sering kali digunakan sebagai strategi oleh para aktor politik untuk meraih dukungan. Unsur-unsur seperti suku, agama, dan budaya diangkat untuk menarik simpati kelompok tertentu. Apabila cara ini dilakukan secara berlebihan oleh para politisi, tentu dapat memperdalam perpecahan di antara kelompok-kelompok identitas yang ada. Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan budaya dan keanekaragaman etnis, berisiko terjebak dalam konflik apabila politik identitas terus dimainkan dalam ranah politik nasional.
Contohnya bisa kita lihat pada pemilihan umum. Pemilu sering kali menjadi ajang di mana agama atau suku tertentu diangkat sebagai narasi utama. Dan ini semakin diperparah oleh retorika politik yang cenderung memecah-belah masyarakat. Misalnya, dalam kampanye politik, beberapa pihak sengaja menekankan identitas keagamaan atau kesukuan sebagai alat untuk mendapatkan suara. Ini jelas bisa menciptakan ketegangan sosial dan menciptakan jarak di antara kelompok-kelompok yang berbeda. Akibatnya, pemilu yang seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat demokrasi malah menjadi ajang untuk memperlebar jurang perpecahan dan menciptakan konflik antar kelompok.
Politik identitas berbasis agama dan etnis yang terjadi dalam beberapa pemilu di Indonesia telah menunjukkan bagaimana praktik ini dapat mengancam kestabilan negara. Polarisasi yang muncul sebagai dampak dari politik identitas memecah masyarakat ke dalam kelompok-kelompok yang saling bersaing, bukan hanya secara politik, tetapi juga sosial. Ketika identitas agama atau etnis dijadikan isu utama dalam kampanye politik, masyarakat cenderung terpecah ke dalam dua kutub yang berseberangan. Ketegangan di antara kelompok-kelompok ini dapat terus berlanjut bahkan setelah pemilu usai, menyebabkan ketidakstabilan sosial yang berkepanjangan.
Menurut saya, hal yang paling mengkhawatirkan dari politik identitas adalah dampaknya terhadap persatuan nasional. Indonesia dibangun di atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, sebuah prinsip yang mengakui keragaman tetapi menekankan pentingnya persatuan. Namun, politik identitas justru menciptakan perpecahan yang bertentangan dengan semangat persatuan ini. Jika politik identitas terus-menerus dimainkan, kita akan menghadapi tantangan besar dalam menjaga integrasi nasional. Negara ini bisa saja tergelincir ke dalam konflik antar etnis dan agama yang merusak stabilitas bangsa.
Meskipun politik identitas sering digunakan oleh elit politik untuk meraih dukungan, saya percaya bahwa ini adalah strategi jangka pendek yang sangat berisiko. Dampaknya tidak hanya akan merugikan masyarakat, tetapi juga tatanan politik nasional. Sebagai seorang mahasiswa Ilmu Politik, saya merasa bahwa langkah-langkah konkrit harus diambil untuk mengurangi penggunaan politik identitas. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah melalui pendidikan multikultural yang lebih intensif di semua jenjang pendidikan. Pendidikan ini harus menekankan pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan, sehingga generasi muda Indonesia bisa tumbuh dengan pemahaman yang bagus.
Dan pendidikan kewarganegaraan yang menekankan pentingnya toleransi juga merupakan cara menghadapi budaya politik identitas, dengan harapan bisa mencegah sikap intoleransi, dan konflik sosial. Karena melalui pendidikan ini, setiap orang diajarkan untuk memahami dan menghargai perbedaan, baik dalam hal budaya, agama, maupun pandangan politik. Dengan membangun sikap toleran, masyarakat dapat lebih siap menghadapi berbagai perbedaan yang ada, tanpa terjebak dalam sikap ekstrem atau intoleran yang dapat memicu ketegangan sosial.
Saya yakin bahwa pendidikan kewarganegaraan yang bagus bisa mendorong individu untuk lebih aktif dan positif dalam berpartisipasi di kehidupan bermasyarakat. Dan ini membantu menciptakan lingkungan sosial yang lebih kondusif, di mana setiap orang merasa dihargai dan diterima, serta meminimalkan potensi konflik yang mungkin muncul akibat politik identitas
Selain pendidikan, kesadaran politik juga harus ditingkatkan. Masyarakat perlu didorong untuk memahami bahwa kepentingan bersama jauh lebih penting daripada perbedaan identitas. Saat ini, banyak masyarakat yang terjebak dalam permainan politik identitas karena mereka belum memiliki kesadaran politik yang cukup. Mereka cenderung lebih memilih kandidat yang dianggap mewakili identitas mereka, tanpa mempertimbangkan kapasitas dan rekam jejak kandidat tersebut. Dengan meningkatkan kesadaran politik, kita bisa membantu masyarakat membuat pilihan yang lebih rasional dan bertanggung jawab.
Saya juga percaya bahwa dialog antar kelompok identitas harus terus didorong sebagai cara untuk mengatasi perbedaan dan ketegangan yang ada. Dialog ini tidak hanya penting di tingkat akar rumput, tetapi juga di antara para elit politik. Pemimpin politik harus berhenti menggunakan identitas sebagai alat politik, dan mulai melihat ke arah yang lebih inklusif dan kooperatif. Dengan menciptakan ruang dialog yang terbuka, kita bisa mengurangi potensi konflik dan memperkuat persatuan nasional.
Politik identitas memanglah sulit untuk dihindari, terutama di negara yang begitu beragam seperti Indonesia. Namun, penting untuk memastikan bahwa identitas tidak dijadikan alat untuk memecah-belah bangsa. Kita harus bisa melihat identitas sebagai kekayaan, bukan sebagai sumber perpecahan. Melalui pendidikan, peningkatan kesadaran politik, dan dialog antar kelompok, saya yakin kita bisa membangun Indonesia yang lebih inklusif, di mana perbedaan identitas tidak lagi menjadi alasan untuk berkonflik, tetapi justru menjadi kekuatan yang memperkaya bangsa.
Di akhir tulisan saya ini, saya ingin mengingatkan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menghadapi tantangan politik identitas. Kita harus bersama-sama menjaga integrasi nasional dan mencegah perpecahan yang disebabkan oleh permainan politik yang memanfaatkan identitas. Indonesia adalah bangsa yang besar, dan kita memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi negara yang lebih maju dan sejahtera. Dan saya percaya bahwa kita hanya bisa mencapai potensi tersebut jika kita bersatu sebagai bangsa yang solid, menghargai perbedaan, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Saya berharap ke depan, politik identitas tidak lagi menjadi hambatan bagi persatuan kita, tetapi justru menjadi momentum untuk memperkuat ikatan kebangsaan.
0 Comments