Ticker

6/recent/ticker-posts

Sanitasi dan Kebersihan Diri di Kenagarian Jinang Kampung Pansur, Pesisir Selatan: Tantangan dan Penanganan

 

Oleh : Raisa


*Pendahuluan*

Sanitasi dan kebersihan diri merupakan aspek fundamental dalam menjaga kesehatan masyarakat. Ketersediaan fasilitas sanitasi yang baik serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi kunci dalam mencegah berbagai penyakit yang dapat menular melalui air, makanan, dan lingkungan. Namun, di berbagai daerah pedesaan di Indonesia, masalah sanitasi dan kebersihan diri masih menjadi tantangan besar. Salah satu daerah yang menghadapi permasalahan ini adalah Kenagarian Jinang Kampung Pansur di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.


*Kondisi Sanitasi dan Kebersihan Diri di Kenagarian Jinang Kampung Pansur*

Kenagarian Jinang Kampung Pansur merupakan daerah yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Meski potensi alamnya cukup besar, masalah sanitasi dan kebersihan diri masih menjadi persoalan yang serius. Banyak keluarga di wilayah ini belum memiliki akses memadai terhadap fasilitas sanitasi yang layak, seperti jamban sehat atau sistem pengelolaan limbah yang baik.


Di beberapa rumah tangga, penggunaan jamban yang tidak memenuhi standar kebersihan masih sering dijumpai. Masih ada warga yang buang air besar (BAB) sembarangan di sungai atau di lahan terbuka, yang dapat mencemari sumber air bersih dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit seperti diare, infeksi usus, dan cacingan. Tidak hanya itu, masalah kebersihan air minum juga menjadi perhatian, karena banyak warga yang mengandalkan sumber air dari sungai yang sering kali tidak layak konsumsi.


Selain masalah sanitasi, perilaku kebersihan diri juga masih menjadi perhatian. Kesadaran untuk mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet dan sebelum makan belum diterapkan secara luas di kalangan masyarakat, khususnya anak-anak. Kebiasaan ini meningkatkan risiko penyebaran bakteri dan virus yang bisa menyebabkan penyakit infeksi seperti diare, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), dan penyakit kulit.


*Dampak Kesehatan dan Lingkungan*

Kurangnya sanitasi yang baik dan minimnya kesadaran kebersihan diri di Kenagarian Jinang Kampung Pansur berpotensi menimbulkan dampak kesehatan yang serius. Diare, demam tifoid, cacingan, dan infeksi kulit menjadi masalah kesehatan umum di daerah ini. Kurangnya akses terhadap air bersih juga memperparah situasi, di mana kontaminasi air sering menyebabkan wabah penyakit yang menyerang anak-anak dan lansia, yang memiliki daya tahan tubuh lebih lemah.


Di sisi lingkungan, buang air besar sembarangan dan kurangnya pengelolaan limbah rumah tangga menyebabkan pencemaran air sungai dan tanah. Sungai yang tercemar menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan parasit yang bisa menyebabkan masalah kesehatan lebih lanjut.


*Upaya Penanganan yang Diperlukan*

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan terpadu yang melibatkan pemerintah daerah, komunitas, serta berbagai organisasi terkait dalam meningkatkan sanitasi dan kebersihan diri di Kenagarian Jinang Kampung Pansur. Beberapa langkah penanganan yang bisa dilakukan meliputi:


*1. Pembangunan Fasilitas Sanitasi Layak*

    Pemerintah perlu bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk membangun fasilitas sanitasi yang layak, seperti jamban sehat dan sistem pengelolaan limbah. Penyediaan fasilitas sanitasi ini harus disertai dengan edukasi kepada warga tentang pentingnya menggunakan jamban dan menjaga kebersihan.


*2. Edukasi dan Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)*

    Penting untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah buang air besar dan sebelum makan. Penyuluhan dapat dilakukan melalui posyandu, puskesmas, atau melalui kegiatan gotong royong yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.


*3. Penyediaan Akses Air Bersih*

    Pengelolaan sumber air bersih harus menjadi prioritas. Pembangunan sumur atau pengolahan air minum sederhana dapat menjadi solusi untuk memastikan warga memiliki akses air yang layak konsumsi. Hal ini perlu dibarengi dengan pengawasan kualitas air agar tetap aman untuk digunakan.


*4. Partisipasi Masyarakat dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan*

    Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan harus ditingkatkan melalui gerakan kebersihan desa secara berkala. Misalnya, kegiatan bersih-bersih sungai dan lingkungan sekitar, serta kampanye pelestarian alam melalui penanaman pohon dan pengelolaan sampah.


*5. Penguatan Peran Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat*

    Kader kesehatan dan tokoh masyarakat dapat berperan sebagai motor penggerak dalam mengedukasi masyarakat dan memastikan program kebersihan dan sanitasi berjalan dengan baik. Kader kesehatan juga bisa dilatih untuk memantau kondisi kebersihan keluarga serta memberikan bantuan dalam hal sanitasi dan kesehatan.


*Kesimpulan*

Sanitasi yang buruk dan rendahnya kesadaran akan kebersihan diri di Kenagarian Jinang Kampung Pansur masih menjadi tantangan besar. Namun, dengan pendekatan yang holistik dan melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, kondisi ini dapat diubah. Pembangunan fasilitas sanitasi yang memadai, peningkatan edukasi tentang perilaku hidup bersih, serta upaya penyediaan akses air bersih akan memberikan dampak positif terhadap kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS