Ticker

6/recent/ticker-posts

TREN PACARAN DAN PENGARUH PERILAKU SEKSUAL MENYIMPANG PADA GENERASI MUDA: ANTARA NORMA DAN REALITAS



Oleh: Lorenzi Marfellona Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Andalas lorenzimarfellona435@gmail.com

Dan. Elsa Suci Ramadhani

 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Andalas

elsasuci533@gmail.com

Dan Amanda Triharsya

Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Andalas mandaharsyaa@gmail.com

Dan Alda Nurjuliana Firjatullah

Mahasiswa Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Andalas aldanurjuliana21@gmail.com

Dan Sakina mawar Akuntansi, fakultas ekonomi dan bisnis, universitas Andalas sakinamawar30@gmail.com



Abstrak


Pacaran menjadi hal yang tren bagi generasi muda yang baru menginjak usia remaja pada saat sekarang ini. Namun sayangnya gaya pacaran yang cenderung tidak sehat dapat menyebabkan perilaku seksual menyimpang yang merugikan generasi muda dan orang sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pacaran terhadap perilaku seksual menyimpang pada mahasiswa khususnya di Universitas Andalas. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dengan pertanyaan tertutup yang dibagikan kepada sampel penelitian. Penelitian ini dilakukan di lingkungan Universitas Andalas, Limau Manis, Kec. Pauh, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat. Hasil penelitian menunjukan bahwa pacaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku seksual menyimpang pada generasi muda. Namun perilaku seksual menyimpang pada remaja juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengaruh penguatan keluarga, perilaku teman sebaya, pendidikan dan ilmu agama.

Kata Kunci: Pacaran, Perilaku seksual menyimpang


Abstract


Dating has become a trend for the young generation who have just reached their teenage years. However, unfortunately, dating styles that tend to be unhealthy can lead to deviant sexual behavior that is detrimental to the younger generation and those around them. This research aims to determine the effect of dating on deviant sexual behavior among students, especially at Andalas University. The research method used in this research is a quantitative method with data collection techniques using a questionnaire with closed questions which are distributed to the research sample. This research was conducted at Andalas University, Limau Manis, Kec. Pauh, Padang City, West Sumatra Province. The research results show that dating has a significant influence on deviant sexual behavior in the younger generation. However, deviant sexual behavior in adolescents is also influenced by several factors such as the strengthening influence of the family, peer behavior, education and religious knowledge.

Keywords: Dating, deviant sexual behavior


 

PENDAHULUAN

Pacaran menjadi hal yang lumrah terjadi pada saat sekarang ini. Setiap remaja dan generasi muda akan merasa dirinya “culun” jika tidak memiliki pasangan diusianya. Padahal hal tersebut merupakan salah satu jalan menuju kerugian yang besar bagi dirinya maupun orang-orang disekitarnya. Mirisnya bahkan pacaran juga didukung oleh orang tua remaja yang mempercayai mereka akan bisa menjaga diri dari siapapun. Fakta dilapangan para remaja masih banyak yang memerlukan bimbingan baik dari pihak sekolah maupun keluarga. Padahal remaja merupakan masa-masa dimana mereka masih menentukan arah hidupnya. Remaja cenderung memilii rasa ingin tahu yang kuat dan selalu ingin mencoba hal-hal baru. Jika remaja dibiarkan pacaran tanpa diawasi, kemungkinan hal-hal negatif akan terjadi seperti penyimpangan pada perilaku seksualnya.

Pengaruh pacaran terhadap perilaku seksual menyimpang dapat mempertimbangkan konteks sosial, budaya, dan psikologis yang memengaruhi individu dalam hubungan romantis mereka. Selama memasuki masa remaja hingga memasuki masa dewasa, individu mulai mengeksplorasi identitas mereka, membangun hubungan interpersonal yang intim, dan mengeksplorasi aspek-aspek kehidupan dewasa, termasuk hubungan seksual. Namun, sementara pacaran sering kali dianggap sebagai masa yang penuh dengan romantisme dan kesenangan, tidak jarang juga terjadi perkembangan perilaku seksual yang menyimpang yang dapat memiliki konsekuensi negatif.

Penelitian sebelumnya menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara pacaran dan perilaku seksual menyimpang pada remaja. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Mukminun (2022) menyatakan bahwa perilaku seksual pranikah pada remaja perempuan di Indonesia dipengaruhi oleh budaya pacaran yang sering melibatkan kontak fisik. Berdasarkan pernyataan di atas peneliti tertarik untuk mencari informasi dan menganalisa penharuh pacaran terhadap perilaku seksual menyimpang pada remaja di Universitas Andalas.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pacaran berpengaruh terhadap perilaku seksual menyimpang pada mahasiswa di Universitas Andalas dan apa saja faktor lain yang mempengaruhi perilaku seksual menyimpang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami korelasi pacaran dengan perilaku seksual menyimpang serta faktor lain yang mendukungnya.


METODE

Sesuai dengan judul penelitian ini maka metode penelitian ini menggunakan data primer dengan model regresi linear sederhana. Data primer adalah jenis data yang dikumpulkan secara lagsung dari sumber utama melalui wawancara, survey, eksperimen, hasil pengisian kuesioner dan sebagainya. Peneliti memperoleh data tersebut dengan metode survei melalui penyebaran kuesioner kepada responden secara online menggunakan google form. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang bersifat kuantitatif yaitu data berupa angka yang dapat dihitung. Menurut Balaka (2022:4) metode kuantitatif adalah sebuah metode penelitian yangbmenggunakan data dari angka-angka yang ditambah dengan penekanan terhadap pengukuran hasil yang objektif disertai analisis statistik. Pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis dat bersifat kuantitatif bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak dari beberapa mahasiswa Universitas Andalas yang dapat dijadikan sampel penelitian.

Metode pengumpulan data menggunakan Kuesioner dengan menggunakan daftar pertanyaan bentuk tertutup untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data. Survey dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden yaitu kepada mahasiswa Universitas Andalas. Skala yang digunakan adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang ataupun sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini fenomena sosial yang ditetapkan oleh peneliti secara spesifik yang disebut dengan variabel penelitian. Dengan skala ini maka variabel akan diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel yang akan dijadikan titik tolak instrument item-item yang berupa pertanyaan ataupun pernyataan.

Pada skala likert dilakukan dengan menghitung respon kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap objek tertentu. Artinya pertanyaan yang disusun peneliti memiliki kategori positif atau negatif. Jawaban dari setiap item yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat negtaif. Sementara untuk keperluan analisis kuantitatif diberikan skor sebagai berikut:

a. Sangat setuju (SS) 

b. Setuju (S) 

c. Tidak Setuju (TS) 

d. Sangat Tidak Setuju (STS) 

Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Universitas Andalas, Limau Manis, Kec. Pauh, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian mengenai pengaruh pacaran terhadap perilaku seksual menyimpang dari hasil pengumpulan data dengan kuisioner terstruktur yang disebar menggunakan google form didapatkan responden sebanyak 55 orang. Data yang diperoleh ini telah diverifikasi sebelumnya untuk membuang data yang tidak valid yang akan mempengaruhi hasil dari analisis data penelitian. Responden dikategorikan berdasarkan jurusan dari berbagai fakultas yang ada di Universitas Andalas.

1) Pacaran memiliki Pengaruh terhadap Perilaku Seksual Menyimpang pada Remaja di Lingkungan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 55 responden tentang pemahaman responden menunjukkan bahwa 63,6% responden setuju, 25,5% responden sangat setuju, 7,3% responden tidak setuju dan yang terakhir 3,9% responden tidak setuju. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan Pacaran memiliki Pengaruh terhadap Perilaku Seksual Menyimpang pada Remaja di Lingkungan.

2) Edukasi Seks Cukup untuk Mencegah Perilaku Seksual Menyimpang.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 55 responden tentang pemahaman responden menunjukkan bahwa 52,7% responden setuju , 21,8% responden tidak setuju, 16,4% responden sangat setuju dan yang terakhir 9,1% responden sangat tidak setuju. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan Edukasi Seks Cukup untuk Mencegah Perilaku Seksual Menyimpang

3) Akses terhadap Informasi tentang Kesehatan Reproduksi dapat Mengurangi Perilaku Seksual Menyimpang.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 55 responden tentang pemahaman responden menunjukkan bahwa 65,5% responden setuju , 29,1% responden sangat setuju, dan jawaban responden lainnya yaitu tidak setuju dan sangat tidak setuju. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan Akses terhadap Informasi tentang Kesehatan Reproduksi dapat Mengurangi Perilaku Seksual Menyimpang.

4) Pacaran di Usia Remaja merupakan faktor Utama terjadinya Perilaku Seksual Menyimpang

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 55 responden tentang pemahaman responden menunjukkan bahwa 49,1% responden setuju , 30,9% responden tidak setuju, dan 20% responden sangat setuju. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan Pacaran di Usia Remaja merupakan faktor Utama terjadinya Perilaku Seksual Menyimpang.

5) Komunikasi yang Baik dengan Orang Tua dapat mengurangi Risiko Perilaku Seksual Menyimpang pada remaja yang Berpacaran. 

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 55 responden menunjukkan bahwa 56,4% responden setuju , 30,9% responden sangat setuju, 9,1% responden tidak setuju dan 4,2% responden sangat tidak setuju. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan Komunikasi yang Baik dengan Orang Tua dapat mengurangi Risiko Perilaku Seksual Menyimpang pada remaja yang Berpacaran.

6) Remaja yang Berpacaran lebih mungkin terlibat dalam Perilaku Seksual Menyimpang dibandingkan dengan Remaja yang tidak Berpacaran

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 55 responden menunjukkan bahwa 56,4% responden setuju , 25,5% responden sangat setuju, dan 18,2% responden tidak setuju. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan Remaja yang Berpacaran lebih mungkin terlibat dalam Perilaku Seksual Menyimpang dibandingkan dengan Remaja yang tidak Berpacaran.

7) Pacaran di kalangan remaja Meningkatkan Risiko Perilaku Seksual Menyimpang.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 55 responden menunjukkan bahwa 61,8% responden setuju , 18,2% responden sangat setuju, 16,4% responden tidak setuju dan 3,6% responden sangat tidak setuju. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan Pacaran di kalangan remaja Meningkatkan Risiko Perilaku Seksual Menyimpang.

Hasil penelitian menunjujkan adanya korelari yang signifikan antaran gaya pacaran dan perilaku seksual menyimpang pada generasi muda. Pacaran menjadi salah satu factor pendorong terjadinya perilaku seksual menyimpang. Selain itu juga terdapat faktor lain yang menjadi pendorong perilaku seksual menyimpang seperti pengaruh penguatan keluarga, nilai dan norma, pendidikan, perilaku teman sebaya, pengetahuan terhadap seks, dan juga nilai religious yang ada pada diri seseorang.


 PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan di Universitas Andalas tentang pengaruh pacaran terhadap perilaku seksual menyimpang pada remaja memaparkan beberapa temuan dan kesimpulan yang dapat diambil. 

1. Pengaruh Pacaran: Terdapat korelasi antara pacaran dan perilaku seksual menyimpang pada remaja di lingkungan Universitas Andalas. Pacaran dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kecenderungan remaja untuk melakukan dalam perilaku seksual yang dianggap menyimpang.

2. Faktor-faktor Pendukung : terdapat faktor-faktor lain seperti lingkungan sosial, pengetahuan, nilai-nilai budaya, dan pengaruh media yang juga dapat memengaruhi perilaku seksual remaja.

3. Pendidikan dan Kesadaran: Pendidikan seks yang adekuat dan kesadaran akan konsekuensi dari perilaku seksual menyimpang dapat membantu mengurangi kecenderungan remaja untuk melakukan dalam perilaku tersebut.

4. Pentingnya Pembinaan dan Pengawasan : Penting bagi lingkungan universitas dan keluarga untuk memberikan bimbingan dan pengawasan yang tepat agar dapat memahami dan mengendalikan perilaku seksual mereka.

5. Perlu Dilakukan Penelitian Lanjutan: Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih jauh hubungan pacaran dengan perilaku seksual menyimpang pada remaja di Universitas Andalas serta upaya yang dapat dilakukan untuk mencegahnya.

Kesimpulan penelitian ini dapat memberikan dasar bagi pengembangan program pendidikan dan pembinaan yang bertujuan untuk mengurangi perilaku seksual menyimpang pada remaja di Universitas Andalas

Saran

Berdasarkan penelitian yang disampaikan Universitas Andalas tentang pengaruh pacaran terhadap perilaku seksual menyimpang pada remaja. Berikut saran yang dapat diterapkan untuk mengurangi dan mencegah perilaku seksual menyimpang pada remaja, yaitu : 

1. Pendidikan Seksual Komprehensif*: Universitas dapat menyediakan program pendidikan seksual yang komprehensif kepada mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang seksualitas, hubungan sehat, dan dampak dari perilaku seksual yang tidak aman.

2. Penguatan Nilai-Nilai Positif: Mendorong pembentukan nilai-nilai positif seperti menghargai diri sendiri, menghormati orang lain, dan pentingnya komunikasi dalam hubungan, dapat membantu remaja mengembangkan pola perilaku yang sehat.

3. Pembinaan dan Konseling: Menyediakan layanan pembinaan dan konseling untuk membantu remaja dalam mengatasi masalah-masalah pribadi, termasuk dalam hal hubungan pacaran dan perilaku seksual.

4. Pengawasan dan Dukungan Keluarga: Keluarga juga memegang peran penting dalam membimbing remaja mengenai hubungan dan perilaku seksual yang sehat. Dukungan dan pengawasan dari keluarga dapat membantu remaja dalam membuat keputusan yang baik.

5. Kampanye dan Program Pencegahan: Mengadakan kampanye dan program-program pencegahan yang bertujuan untuk memberikan informasi, pemahaman, dan keterampilan kepada remaja untuk menghadapi tekanan dan godaan dalam hubungan pacaran.

6. Kolaborasi dengan Stakeholder : Universitas dapat bekerja sama dengan pihak terkait seperti lembaga kesehatan, LSM, dan komunitas untuk menciptakan lingkungan yang mendukung praktik-praktik yang sehat dalam hubungan dan seksualitas remaja.

Diharapkan dapat membantu mengurangi risiko perilaku seksual menyimpang pada remaja di lingkungan Universitas Andalas dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka secara positif.














 

REFERENSI

Dwi, T. 2016.Pengaruh Pacaran Terhadap Perilaku Menyenggol Remaja Spesialnya Perilaku Seksual.(Skripsi, Fakultas Psikologi dan Kesehatan, Universitas Islam Negeri Walisongo:Semarang) 

Telkom Schools. Pengaruh Pacaran pada Remaja. Dari link https://telkomschools.sch.id/pengaruh-pacaran-pada-remaja//

Kristina (2021, 20 September). 25 Contoh Perilaku yang Melanggar Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari. 26 Juni 2024, dari https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5731664/25-contoh-perilaku-yang-melanggar-nilai-pancasila-dalam-kehidupan-sehari-hari

Aris, Y. Pengamalan Nilai-Nilal Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari, dari https://www.gramedia.com/literasi/pengamalan-nilai-nilai-pancasila/

Pramita, A. Sikap Remaja Terhadap Perilaku Seks Bebas Ditinjau Dari Tingkat Penalaran Moral Pada Siswa Kelas Dia Sma Kesatria 1 Semarang Tahun Ajaran 2004/2005 (Teori Perkembangan Moral Kohlberg). (Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang:Semarang) 

Alfain, W.(2023). Penguatan Nilai-Nilai Pancasila Sila Pertama Dan Ketiga Di Kalangan Remaja Smp Dusun Jetak Kabupaten Ngawi. Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling, 8(2), 104-114

Balaka, M.Y. (2022). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jawa Barat: CV. Widina Media Utama.

Ahmad, N. (2020). Peran Keluarga dalam Pendidikan Seksual Dini. Jakarta: Penerbit Keluarga Sejahtera.

Mahmud, R. (2017). Hak Asasi Manusia dan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS