Ticker

6/recent/ticker-posts

Update Terakhir, Tentang Banjir Bandang Pemprov. Sumbar


 Update Terakhir, Tentang Banjir Bandang Pemprov. Sumbar 


Dicabutnya Kondisi tanggap darurat untuk bencana Banjir Bandang dan Galodo pada 8 Juni 2024, Sekda provinsi Sumbar H. Hansastri membacakan kondisi terakhir korban banjir Bandang dan Galodo di Agam dan Tanah Pada jumpapers dengan wartawan pemprov.sumbar 7/6 

Dihadiri oleh Kepala BPBD Sumbar, Kepala dinas sosial Sumbar, Kepala Dinas BMC TR Sumbar, dinas Tarkim Sumbar, Kepala BwS Sumatera V. Dan kepala dinas diskominfo Sumbar.



Jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor yang menerjang beberapa daerah di Sumatera Barat (Sumbar) terus bertambah. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan hingga kini sebanyak 63 orang dilaporkan meninggal dunia, sementara 10 orang hilang serta 464 jiwa mengungsi. Total kerugian Rp516 milyar.


“Hingga per hari ini, sudah 63 orang dinyatakan meninggal dunia. Sementara untuk 10 lagi masyarakat masih dilaporkan hilang,” kata Sekda Sumbar Hansastri, Jumat 


Ia menjelaskan Korban hilang bencana lahar dingin sebanyak 10 orang, 8 keluarganya telah mengikhlaskan, dua dikoordinasikan dengan kaluarga, dimana pada 9 Juni 2024 tanggap darurat berakhir.


Menurutnya, para korban terdampak sudah kembali ke rumah masing-masing tidak lagi tinggal ditenda-tenda pengungsian, sehingga dapur umum sudah diakhiri.


Dia mengaku pencarian korban akan dihentikan ketika semua korban sudah berhasil ditemukan.


“Masyarakat yang hilang dan menjadi korban masih terus dicari. Hingga betul-betul ditemukan. Karena hingga saat ini 63 orang meninggal dunia,” jelasnya.


Hansastri menyebutkan dampak bencana banjir bandang ini sangat berdampak di 3 Kabupaten di Sumbar, mulai Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang. Sementara saat ini pembersihan sisa-sisa material bencana masih terus dilakukan.


Dalam beberapa hari ke depan, dia mengaku pihaknya masih akan terus memantau daerah yang terdampak cukup parah dari bencana ini.


Sekda Hansastri mengatakan Pemerintah Pusat akan membangun 56 Sabo Dam di Sumatera Barat (Sumbar) yaitu di aliran sungai yang berhulu dari Gunung Marapi dan Gunung Singgalang. Pembangunan itu akan dilaksanakan dalam masa 3 tahun. Dari 56 Sabo Dam tersebut, 40 diantaranya akan di bangun di Wilayah Kabupaten Tanah Datar.


“Sebanyak 56 unit akan dibangun Sabo Dam, tahun 2024 ini 8 unit, juga akan dibangun Early Warning System,” tuturnya.


Sekda menambahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Daerah Sumatera Barat bersama akan membangun sistem peringatan dini banjir lahar dingin Gunung Marapi


“Adanya kesepakatan Pemda dan BNPB disupervisi BMKG dan PVMBG membuat peringatan dini cerdas murah, yaitu dibuat bentangan-bentangan kabel. Ketika air menyentuh kabel itu tiba-tiba alarm bunyi sehingga masyarakat bisa segera mengungsi,” katanya.


Mengenai Masuknya dana yang masuk ke BAZnas dan Keuangan daerah sebagai Akhir dari Update terbaru tentang Banjir Bandang dan Galodo Sumbar, terungkap bahwa ada dana tunai yang disalurkan dari Koperasi Saudagar Minang sebesar Rp. 500 juta lebih. Dan beberapa bantuan langsung BUMN yang diserahkan ke tangan masyarakat.

DiDalam forum jumpapers itu sejumlah wartawan mempertanyakan tentang transparansi pemerintah daerah untuk penanganan bencana di Sumbar agar tidak ada gonjang ganjing ditengah masyarakat.

#02

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS