Ticker

6/recent/ticker-posts

MENGKAJI PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU SEKSUAL MENYIMPANG: KAJIAN URGENSI MASA DEPAN


Oleh : Lorenzi Marfellona, dkk

Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Andalas Lorenzimarfellona435@gmail


Abstak 


Penyimpangan seksual merupakan aktivitas seksual yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan cara tidak wajar, melanggar aturan hukum, agama, adat, norma, nilai sebagainya yang dapat merusak diri seseorang ataupun orang-orang sekitanya. Perilaku seksual menyimpang marak terjadi pada generasi muda pada saat sekarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor, bentuk-bentuk, motif dan dampak yang ditimbulkan akibat perilaku seksual menyimpang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, studi kasus, dan analisi deskriptif. Lokasi penelitian ini di lingkungan Universitas Andalas, Limau Manis, Kec. Pauh, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap pengembangan perilaku seksual pada mahasiswa, terutama faktor dukungan keluarga, perilaku teman sebaya, gaya berpacaran, dan juga tingkat pendidikan dan ilmu agama.

Kata Kunci: Penyimpangan seksual, Pengaruh faktor lingkungan.


Abstract

Sexual deviation is sexual activity carried out by a person or group of people to obtain sexual pleasure in an unnatural way, violating laws, religion, customs, norms, values, etc. which can damage the person or those around them. Deviant sexual behavior is rife among the younger generation today. The aim of this research is to find out and understand the factors, forms, motives and impacts caused by deviant sexual behavior. This research uses qualitative methods with primary and secondary approaches. Data collection techniques use interview techniques, case studies and descriptive analysis. The location of this research is Andalas University, Limau Manis, Kec. Pauh, Padang City, West Sumatra Province. The results of this research show that environmental factors greatly influence the development of sexual behavior in students, especially family support, peer behavior, dating styles, and also the level of education and religious knowledge.

Keywords: Sexual deviation, Influence of environmental factors


 

PENDAHULUAN

Perilaku seksual menyimpang di Indonesia telah menjadi masalah yang semakin meningkat, terutama di kalangan remaja. Kasus-kasus kekerasan seksual, seperti perkosaan, pencabulan, dan pedofilia, telah mencapai fase yang sangat mengkhawatirkan. Deretan kasus penyimpangan seksual terpampang nyata melalui pemberitaan media massa. Perilaku seksual yang tidak sehat telah menjadi masalah pada remaja karena cukup banyak remaja yang melakukan perilaku seksual yang tidak sehat sehingga berpotensi mengganggu kesehatan reproduksi dan meningkatkan risiko kehamilan tidak diinginkan. Selain itu, perilaku menyimpang dapat diakibatkan oleh lingkungan sosial yang tidak menguntungkan atau dari pengalaman belajar yang tidak benar. 

Terbentuknya perilaku menyimpang juga merupakan hasil dari sosialisasi nilai suatu sub kebudayaan yang menyimpang dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pendidikan agama dalam keluarga sangat penting dalam mengatasi penyimpangan seksual. Pendidikan agama dapat membantu anak memahami nilai-nilai agama dan norma-norma sosial yang berlaku, sehingga mereka tidak akan melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Pendidikan agama juga dapat membantu anak memahami pentingnya menjaga kesucian diri dan menjaga hubungan seksual hanya dalam perkawinan yang sah dan dengan cara yang sesuai dengan ajaran agama.

Konteks kewarganegaraan, perilaku seksual menyimpang dapat mempengaruhi status hukum seseorang dan dapat berdampak pada hak-haknya sebagai warga negara. Dalam beberapa negara, perilaku seksual menyimpang dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum dan dapat dikenakan sanksi hukum. 

 Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk penyimpangan seksual dan jga bagaimana faktor lingkungan dapat mempengaruhi perilaku seksual menyimpang yang dilakukan oleh mahasiswa di Universitas Andalas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami bentuk-bentuk, motif dan pengaruh lingkungan terhadap perilaku seksual menyimpang. 



METODE

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan primer dan data sekunder. Data primer didapatkan langsung dari responden dengan wawancara dan data sekunder adalah metode penelitian kualitatif dengan yang melibatkan penggunaan data yang sudah ada. Data yang ada diringkas dan disusun untuk meningkatkan efektivitas penelitian secara keseluruhan. Analisis data sekunder munggunakan Data tersedia di internet: Salah satu cara paling populer untuk mengumpulkan data sekunder adalah menggunakan internet. Data sudah tersedia di internet dan dapat diunduh dengan mengklik tombol. Internet dan media sosial memiliki rekam jejak yang akurat sehingga peneliti dapat menganalisis contoh kasus perilaku seksual menyimpang yang terjadi pada mahasiswa di Universitas Andalas. Sumber informasi komersial: Koran lokal, jurnal, majalah, radio dan stasiun TV merupakan sumber yang bagus untuk memperoleh data untuk penelitian sekunder. Sumber informasi komersial ini memiliki informasi langsung tentang perilaku seksual menyimpang yang terjadi pada mahasiswa terutama mahasiswa di Universitas Andalas. Pengumpulan data primer dilakukan disekitar kampus UNAND dengan mahasiswa sebagai respondennya.

Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan melakukan penelusuran pustaka, pencarian sumber-sumber yang relevan dan pencarian data melalui internet. Data dan informasi yang digunakan yaitu data dari jurnal/artikel, media elektronik, dan beberapa pustaka yang relevan. Ada pun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah. Pertama Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi pustaka yang menjadi bahan pertimbangan dan tambahan wawasan untuk penulis mengenai lingkup kegiatan dan konsep-konsep yang tercakup dalam. Kedua Untuk melakukan pembahasan analisis dan sintesis data-data yang diperoleh, diperlukan data referensi yang digunakan sebagai acuan, dimana data tersebut dapat dikembangkan untuk dapat mencari kesatuan materi sehingga diperoleh suatu solusi dan kesimpulan. Ketiga Kemudian dilakukan wawancara dengan target mahasiswa UNAND. Karakteristik responden dalam penelitian ini dilihat dari umur responden. Rentang umur responden dalam penelitian ini adalah 18-21 tahun. Sebagian besar responden berumur 20 tahun (55%). Penelitian ini dilakukan di Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di lingkungan Universitas Andalas, Limau Manis, Kec. Pauh, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat pada bulan Mei – Juni 2024.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dengan judul "Peran faktor lingkungan pada pengembangan perilaku seksual menyimpang pada mahasiswa di Universitas Andalas" membahas mengenai bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan perilaku seksual yang dianggap menyimpang pada mahasiswa di lingkungan Universitas Andalas. Penelitian ini mencakup faktor-faktor seperti budaya lokal, lingkungan sosial, dan pengalaman pribadi yang dapat berpengaruh terhadap pola perilaku seksual yang dianggap tidak sesuai dengan norma yang berlaku.

 Pada hasil wawancara dengan beberapa orang responden dengan jenis kelamin 60% Perempuan dan 40% laki-laki. Rata-rata responden berusia 18 tahun – 21 tahun. Remaja yang berperilaku seksual berisiko (20,9%) dan remaja yang berperilaku seksual tidak berisiko (79,1%). Diantara remaja yang berperilaku seksual berisiko mengaku pernah melakukan hubungan seksual (1%). Alasan terbanyak melakukan hubungan seksual adalah karena ingin tahu dan juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Hubungan seksual terbanyak dilakukan dengan pacarnya dan tempat melakukan hubungan seksual sebagian besar adalah di hotel/wisma. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik (98,1%) dan sedikit remaja yang memiliki tingkat pengetahuan kurang (1,9%). 

Remaja yang mendapat paparan tinggi dengan sumber informasi seksual (19,6%) dan remaja yang mendapatkan paparan rendah dengan sumber informasi seksual (80,4%). Remaja terpapar dengan masalah seksual terbanyak dari media cetak koran/tabloid (39,2%), buku/komik (37,3%) dan majalah/novel (35,4%). Untuk media elektronik yang terbanyak adalah internet (69%) dan televisi (50,6%). Topik yang sangat sering dibahas oleh remaja bersama teman sebaya adalah masalah pacar dan berpacaran (12,1%) dan yang sangat jarang dibahas adalah masalah seputar kontrasepsi (pencegahan kehamilan) (67,7%) dan hubungan seksual pranikah (64,5%). Sedangkan bersama orang tua, topik yang sangat sering dibahas adalah akibat yang ditimbulkan oleh pergaulan seks bebas (10,7%) dan masalah yang sangat jarang dibahas adalah masalah seputar kontrasepsi (pencegahan kehamilan) (79,1%) dan hubungan seksual pra-nikah (72,2%). 

Hasil wawancara dan studi kasus ini juga menunjukan bahwa 95% responden setuju bahwa perilaku seksual mengimpang sangat dipengaruhi oleh peran orang tua dan pengaruh perilaku teman sebaya. Orang tua dan teman sebaya memiliki peran yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku seksual remaja. Penguatan keluarga mencakup pendidikan yang baik, komunikasi terbuka, dan pemberian kasih sayang yang cukup. Keluarga juga merupakan wadah pembelajaran pertama bagi seorang anak, peran keluarga sebagai tempat belajar dan madrasah pertama bagi anak sangat berpengaruh kepada pola prilaku anak. Maka dari itu keluar memiliki peran penting dalam memberikan edukasi terhadap perilaku seksual meyimpang. Bukan hanya faktor keluarga dan teman sebaya ternyata faktor pendidikan, ilmu pengetahuan agama, dan juga gaya hidup pacaran juga sangat mempengaruhi perilaku seksual menyimpang. 98% responden juga setuju jika perilaku seksual menyimpang juga di sebabkan oleh lemahnya ilmu agama yang dimiliki oleh seseorang.

Pelaksaan proyek tentunya memiliki target sebagai panduan agar dapat berjalan dengan lancar dan hasil yang diharapkan dapat maksimal. Adapun beberapa target yang ingin penulis capai adalah sebagai berikut: Pertama Penyaluran Informasi, Target pertama dari projek ini adalah untuk penyaluran informasi mengenai perilaku seksual menyimpang serta cara-cara pencegahannya dengan baik kepada masyarakat sehingga masyarakat mengiplementasikannya dalam keidupan sehari - hari.

Kedua Penambahan wawasan, Dengan tercapainya target penyaluran informasi tadi, diharapkan selanjutnya terjadi penambahan wawasan masyarakat terhadap perilaku seksual menyimpang dikalangan masyarakat. Ketiga Adanya gerakan pencegahan, Target yang paling ingin kami capai setelah target-target sebelumnya tercapai adanya kesadaran masyarakat sehingga terjadinya gerakan-gerakan pencegahan terhadap masalah perilaku seksual menyimpang ini. Berkurangnya tingkat perilaku seksual menyimpang di Indonesia Ujung dari semua target yang ingin dicapai tentu adanya perubahan yang terjadi di Indonesia. Mengenai topik ini, tentunya kami berharap dapat terjadinya pengurangan tingkat perilaku seksual menyimpang di Indonesia yang saat ini persentasenya masih tergolong tinggi.


PENUTUP

Kesimpulan

Penyimpangan perilaku seksual dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk lingkungan yang buruk, kurangnya pendidikan seksual, dan kurangnya bimbingan dan pengawasan dari lingkungan sekitar. Penelitian menunjukkan bahwa perilaku seksual menyimpang dapat melibatkan orang lain, serta bentuk perilaku menyimpang seksual tanpa melibatkan orang lain. Contoh bentuk penyimpangan seksual yang dilakukan subjek meliputi mengeluarkan kata-kata kotor dan humor seksual, melihat gambar telanjang dan melihat film porno, serta melakukan hubungan seksual sebelum menikah yang berisiko kehamilan. Penelitian juga menemukan bahwa perilaku seksual menyimpang dapat disebabkan oleh kecenderungan munculnya perilaku menyimpang, seperti perilaku seks yang dilakukan remaja tanpa adanya ikatan pernikahan yang sah. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku seksual menyimpang memerlukan perhatian dan intervensi dari masyarakat dan pemerintah, serta perlindungan terhadap subjek dari pengaruh buruk internet dan lingkungan yang buruk.

Saran

Pencegahan dan penanggulangan perilaku seksual menyimpang dapat dilakukan melalui pendidikan seksual yang tepat dan bimbingan dari orang tua serta lingkungan sekitar. 


Pendidikan seksual yang tepat dapat membantu individu memahami dan mengerti tentang seksualitas, sehingga mereka tidak akan melakukan perilaku seksual yang menyimpang. Selain itu, bimbingan dari orang tua serta lingkungan sekitar dapat membantu individu dalam mengatur emosi dan menghindari situasi yang dapat mempengaruhi perilaku seksual mereka. 

Dalam beberapa penelitian, pendidikan seksual yang tepat dan bimbingan dari orang tua serta lingkungan sekitar telah ditemukan sebagai faktor yang signifikan dalam mencegah perilaku seksual menyimpang.

Oleh karena itu, sarana yang dapat diberikan adalah pendidikan seksual yang tepat dan bimbingan dari orang tua serta lingkungan sekitar untuk mencegah perilaku seksual menyimpang.


 


REFERENSI

Handoyo, I. (2022). Perilaku Menyimpang Perlukah Mengenalnya? Bandung: PT. Pakar Raya.

Husna, A. (2021). Akhlak Santri di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 61-68.

Jehani. L. (2022). Mencegah Terjerumus dari Perilaku Menyimpang. Tangerang: Agromedia Pustaka

Rafiq, A. (2020). Dampak Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Suatu Masyarakat. 18-29.

Rahmawati, T. (2020). Komunikasi Efektif Melalui Slogan Persuasif. Surabaya: Media Cerdas.

Wijaya, D. (2021). Hak Asasi Manusia dan Tantangan di Era Modern. Bandung: Pustaka Ilmu.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS