Ticker

6/recent/ticker-posts

Pengaruh Penggunaan Artifical Intelligence (AI) Terhadap Pendidikan

 


Karya :Angelia Nanda Putri  mahasiswa on FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN 
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Dr. Nur Azmi Alwi, S.S, M.Pd 
E-mail : nurazmialwi@fip.unp.ac.id
Email : angeliananda94@gmail.com


HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah upaya yang dilakukan oleh manusia untuk mendukung dan mengembangkan potensi bawaan—baik secara fisik maupun spiritual—sesuai dengan nilai-nilai sosial dan budaya. Pendidikan dan budaya saling melengkapi dan berjalan beriringan. Al-Qur'an menekankan nilai pengetahuan berulang kali. Tanpa pengetahuan, kehidupan manusia pasti akan menderita. 

Definisi atau pemahaman tentang pendidikan menurut para ahli adalah sebagai berikut: 

Menurut Profesor Dr. M.J. Langeveld, pendidikan adalah pemberian arahan dan dukungan spiritual bagi mereka yang masih membutuhkannya. 

Menurut Profesor Zaharai Idris, pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikatif yang melibatkan interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik serta penggunaan media untuk mendukung pengembangan anak secara menyeluruh.

H. Horne: Pendidikan adalah proses berkelanjutan dalam melakukan penyesuaian yang lebih besar bagi manusia yang telah matang secara mental dan fisik, bebas, dan sadar akan Tuhan, seperti yang dibuktikan melalui aspek intelektual, emosional, dan kemanusiaan dari keberadaan manusia. 

Ahmad D. Marimba: Pendidikan adalah arahan atau kepemimpinan yang disengaja yang diberikan oleh guru kepada siswa saat mereka berkembang secara intelektual, spiritual, dan fisik guna membantu mereka membentuk karakter yang mulia.

Tujuan pendidikan adalah memberikan tempat bagi orang untuk mengeksplorasi potensi bawaan mereka dan mengembangkan keterampilan serta kemampuan yang muncul dari situ. Melalui pendidikan, orang dapat tumbuh dan membentuk kepribadian yang mandiri, bertanggung jawab, aktif, sadar sosial, dan berorientasi spiritual. 

Adapun tujuan pendidikan yang telah termaktub dalam UU RI Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangakn kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan dapat dilaksanakan melalui tiga cara berbeda, tergantung pada lingkungannya: pendidikan nonformal (masyarakat), pendidikan informal (keluarga), dan pendidikan formal (sekolah). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dimulai di rumah dan berkembang di masyarakat serta sekolah. Mengingat bahwa pendidikan dalam keluarga dan masyarakat mempengaruhi keberhasilan pendidikan di sekolah, maka kegiatan pendidikan ini harus saling melengkapi atau bekerja sama. Siswa menerima pengetahuan dan instruksi teoretis di sekolah, yang kemudian dikembangkan dalam konteks keluarga dan masyarakat untuk memenuhi kenyataan praktis yang dihadapi oleh ketiga kelompok tersebut.

Untuk mencapai tujuan pendidikan dengan maksimal pendidikan di sekolah menggunakan berbagai perangkat ajar dalam proses pembelajaran, agar materi yang dipelajari oleh siswa dapat tersampaikan dengan baik. Perangkat ajar yang digunakan dalam pembelajaran disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan di masyarakat.  

Pengertian Artificial Intelligence (AI)

Cabang ilmu komputer yang disebut kecerdasan buatan (AI) berfokus pada penyelesaian masalah kognitif yang seringkali terkait dengan kecerdasan manusia. Tujuannya adalah membuat sistem komputer mampu meniru kecerdasan manusia. Kecerdasan buatan memungkinkan komputer untuk mengidentifikasi pola, menyimpulkan dari data, dan belajar dari kesalahan. Kecerdasan buatan telah membuktikan kemampuannya untuk merevolusi gaya hidup dan praktik kerja kita. Kecerdasan buatan kini menjadi kekuatan utama di banyak bidang, mengubah secara drastis cara kita bekerja, berinteraksi, dan mengambil keputusan.

Istilah kecerdasan buatan (AI) adalah luas dan merujuk pada berbagai teknik dan metode yang memungkinkan komputer untuk memahami, memperoleh pengetahuan, dan membuat keputusan cerdas berdasarkan input. Aplikasi AI dapat ditemukan di banyak bidang, seperti kesehatan, pendidikan, dan layanan pelanggan. Menggunakan asisten digital seperti Siri atau Alexa atau meramalkan apa yang akan dikatakan selanjutnya saat menggunakan mesin pencari seperti Google adalah dua contoh bagaimana kecerdasan buatan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan analisis tinggi, efisiensi dalam menyelesaikan tugas, kemampuan pembelajaran mandiri, dan pengambilan keputusan yang tidak memihak adalah beberapa keuntungan dari AI. Namun, ada beberapa kekurangan dalam AI, seperti kebutuhan akan data yang tepat dan relevan, kemungkinan penggantian tenaga kerja manusia di beberapa industri, dan kesulitan dalam mengembangkan keamanan dan etika AI.

Penggunaan AI Dalam Pendidikan di Sekolah

Penerapan Kecerdasan Buatan (AI) dalam konteks pendidikan memiliki dampak yang signifikan dan positif. AI telah memberikan kontribusi yang besar, salah satunya adalah mewujudkan konsep pembelajaran personalisasi dengan menyesuaikan strategi pembelajaran dengan kebutuhan khusus setiap siswa. AI mampu menentukan tingkat pemahaman masing-masing siswa melalui analisis data dan menyediakan materi pembelajaran yang khusus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini menciptakan suasana pembelajaran yang mendukung perkembangan terbaik siswa, selain memungkinkan mereka untuk belajar dengan kecepatan yang sesuai. Johnson dan Johnson (2019) menyatakan bahwa sistem pembelajaran berbasis AI memiliki kemampuan untuk mengenali berbagai gaya belajar, memberikan umpan balik secara langsung, dan menyampaikan rencana pelajaran yang disesuaikan untuk setiap siswa.

AI memiliki kemampuan untuk memberikan pengalaman unik bagi setiap siswa. Platform pembelajaran dapat menyediakan konten yang sesuai dengan minat dan tingkat pemahaman siswa berkat kemampuan .Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar dan membantu siswa mencapai potensi mereka. Integrasi AI juga berkontribusi pada peningkatan kemampuan kognitif siswa. Dengan memanfaatkan teknik AI interaktif, siswa dapat terlibat dalam pembelajaran yang lebih menantang dan terfokus. AI juga mampu menawarkan berbagai jenis tugas yang menilai berbagai kemampuan kognitif, termasuk kreativitas, analisis, dan pemecahan masalah. Dengan demikian, menurut Gunawan dkk. (2021; Ismawati & Ramadhanti, 2022; Safitri dkk., 2023; Sinaga & Soesanto, 2022; Subowo dkk.), AI dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang berfokus pada perkembangan kognitif siswa.

Puzzle maker adalah salah satu dari banyak media pembelajaran berbasis AI yang telah digunakan. Temuan penelitian mendukung hipotesis bahwa dengan menilai kebutuhan dan keterampilan unik setiap siswa, pembelajaran berbasis AI melalui media puzzle maker dapat meningkatkan personalisasi pembelajaran bagi siswa sekolah dasar. Kecerdasan buatan (AI) memfasilitasi interaksi siswa dengan menyediakan platform dan alat yang mendukung pembelajaran kolaboratif. Selain itu, penggunaan puzzle maker di dalam kelas mendorong siswa untuk aktif memecahkan masalah, yang dapat meningkatkan motivasi dan minat mereka terhadap materi yang dipelajari (Maufidhoh & Maghfirah, 2023).

Selanjutnya ada wordwall, wordwall adalah alat pembelajaran interaktif berbasis permainan yang efektif dalam mengelola perilaku siswa di dalam kelas. Wordwall dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa sambil mengajarkan pentingnya disiplin, yang pada akhirnya membentuk disiplin sebagai bagian dari karakter mereka. Wordwall berfungsi sebagai insentif untuk membantu siswa memahami betapa pentingnya mempraktikkan dan menunjukkan disiplin sebagai bagian dari tanggung jawab akademis mereka. Dengan demikian, Wordwall merupakan upaya untuk membantu mengembangkan disiplin dengan mendorong mereka mengikuti aturan dan pedoman, yang akan membantu mereka menjalani hidup yang lebih teratur dan mengembangkan kebiasaan positif. Kebiasaan positif ini kemudian membentuk karakter yang disiplin. Oleh karena itu, Wordwall bermanfaat dan membantu dalam mengatasi kurangnya disiplin siswa serta mendorong perilaku disiplin di dalam kelas.

Aplikasi-aplikasi yang disebutkan di atas dirancang untuk memudahkan peran guru dalam proses belajar mengajar. Meskipun akan selalu ada tempat bagi guru dalam sistem pendidikan, teknologi baru seperti sistem kecerdasan buatan (AI) dapat mengubah sifat peran tersebut dan apa yang termasuk di dalamnya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, AI dapat menggantikan bimbingan manusia dalam dunia nyata, membantu siswa belajar dengan lebih efektif, dan bahkan mengambil alih tugas seperti penilaian. Namun, AI juga dapat diterapkan pada berbagai tugas terkait pengajaran lainnya. Sistem kecerdasan buatan (AI) dapat dirancang untuk memberikan pengetahuan, bertindak sebagai forum bagi siswa untuk mencari informasi dan bertanya, atau bahkan mungkin menggantikan peran guru untuk mata pelajaran yang sangat dasar.

Pengaruh Penggunaan Artificial Intelligence (Ai) Terhadap Guru

Guru dan siswa semakin cenderung mengandalkan teknologi kecerdasan buatan (AI) di dalam kelas. Bagi beberapa pendidik, kecerdasan buatan (AI) merupakan alat yang dapat membantu mereka memberikan pengalaman belajar yang lebih disesuaikan dan fleksibel bagi siswa. Namun, dalam konteks pengajaran, integrasi teknologi AI juga dapat memiliki dampak besar bagi guru maupun siswa.

Penting untuk diingat bahwa peran guru tetap krusial dalam pembelajaran personalisasi. Guru memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk membimbing siswa, memimpin diskusi, dan memberikan dukungan satu-satu, meskipun AI dapat memberikan rekomendasi dan membuat materi khusus untuk mereka. Pendidik dapat memanfaatkan wawasan kecerdasan buatan untuk meningkatkan hubungan antara manusia dan siswa dan memfasilitasi interaksi manusiawi yang penting untuk pertumbuhan siswa secara menyeluruh. Efektivitas pengajaran secara keseluruhan dapat secara signifikan ditingkatkan dengan menggabungkan teknologi kecerdasan buatan (AI) ke dalam kelas (Joupy G, 2023). AI memberi guru kemampuan untuk menemukan pola pembelajaran yang relevan dengan menganalisis data siswa. 

Melalui proses ini, AI dapat mengidentifikasi kebutuhan unik setiap siswa dengan lebih tepat, memahami metode pembelajaran yang mereka sukai, dan menemukan area yang memerlukan perhatian ekstra (Manongga, 2022). Namun, penting untuk diingat bahwa peran guru tetap sangat penting dalam memberikan kritik yang membangun. Meskipun AI dapat menghasilkan umpan balik secara otomatis, guru memiliki peran kunci dalam menerjemahkan dan menyampaikan umpan balik kepada siswa (Usmiyanto, 2023). Guru dapat membantu siswa mengaitkan umpan balik dengan pemahaman mereka dengan menggunakan wawasan dari AI untuk memberikan penjelasan tambahan, dorongan motivasi, dan dukungan. Oleh karena itu, sangat penting bagi pendidik untuk memahami bagaimana menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam pembelajaran mereka sambil tetap menjalankan tanggung jawab utama mereka sebagai guru.

Jika siswa terlalu bergantung pada teknologi AI, ada risiko interaksi antara guru dan siswa akan berkurang. Agar penggunaan teknologi AI tidak mengurangi interaksi antara guru dan siswa, guru disarankan untuk mengeksplorasi berbagai strategi. Hubungan dengan siswa yang memberikan nilai tambah, seperti dukungan emosional, pemahaman, dan interaksi sosial, harus dipertahankan karena AI tidak dapat menggantikannya. Mengurangi ketergantungan siswa pada teknologi dapat dilakukan dengan efektif dan efisien dengan membangun budaya literasi.

Pengaruh Penggunaan Artificial Intelligence (Ai) Terhadap Pendidikan 

Dalam laporan berjudul "Masa Depan Pendidikan," yang diterbitkan pada 22 Mei 2023, Google Indonesia memprediksi bahwa kecerdasan buatan (AI) akan mengubah secara drastis sistem pendidikan di mana-mana, termasuk di Indonesia. Menurut Shantanu Sinha, Wakil Presiden Google for Education, kecerdasan buatan (AI) memiliki efek baik dan buruk dalam pendidikan. Dia mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi besar untuk masa depan dan dapat membantu dalam mendigitalisasi pendidikan.

AI dapat berperan sebagai asisten konstan di dalam kelas, memberikan umpan balik langsung kepada siswa, membantu mereka mengatasi tantangan, dan memastikan mereka tetap terlibat dalam proses pembelajaran. Dengan mengurangi kesalahan yang sering terjadi dalam pengajaran tradisional, ini memiliki potensi untuk meningkatkan efektivitas pengajaran. Selain itu, AI dapat meningkatkan efisiensi pengajaran dengan mengotomatisasi tugas administratif yang melelahkan, membebaskan guru untuk lebih fokus berinteraksi langsung dengan siswa. AI juga dapat membantu menciptakan kurikulum yang lebih dinamis dengan memungkinkan materi untuk diperbarui secara cepat sesuai dengan kemajuan dalam informasi dan teknologi. AI juga memiliki potensi untuk meningkatkan inklusivitas di dalam kelas. AI dapat membantu siswa dengan kebutuhan khusus menerima dukungan yang lebih individual dan efektif, menghilangkan hambatan aksesibilitas, dan mendapatkan kesempatan belajar yang setara dengan cara menyesuaikan pendekatan pembelajaran.

Secara alami, adopsi program dan teknologi baru memiliki dampak pada kehidupan manusia baik secara positif maupun negatif. Demikian pula, masyarakat pasti terdampak oleh penggunaan kecerdasan buatan dalam pendidikan. Salah satu manfaat penggunaan kecerdasan buatan dalam pendidikan adalah dapat membantu guru dan siswa dalam tugas-tugas terkait pembelajaran.

Berikut adalah ringkasan tentang bagaimana kecerdasan buatan (AI) dapat memberikan manfaat bagi siswa ketika digunakan sebagai alat bantu pembelajaran:

Mendorong penyelesaian tugas: Dengan menggunakan AI sebagai asisten pembelajaran, tugas dan pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat, memberi siswa lebih banyak waktu untuk tugas lain dan mencegah mereka terjebak pada satu tugas untuk waktu yang lama.

Memberikan akses cepat dan mudah ke informasi baru: Siswa dapat menerima informasi baru dari kecerdasan buatan dengan cepat dan mudah hanya dengan menggunakan ponsel mereka.

Mendorong pembelajaran mandiri: Dengan menggunakan AI sebagai alat bantu pembelajaran, siswa dapat belajar secara mandiri karena membuatnya mudah bagi mereka untuk mencari dan menemukan informasi.

Pengetahuan yang dapat dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan dan pembelajaran yang dapat disesuaikan untuk membantu siswa memahami materi yang dipelajari.

Kemampuan kecerdasan buatan untuk mengotomatisasi berbagai tugas, terutama pekerjaan administratif yang dilakukan guru dalam penilaian. Hal ini memungkinkan pendidik untuk lebih banyak waktu dan sumber daya untuk mengajar dengan menghemat waktu dan uang.

Siswa dapat dengan mudah mengikuti kursus atau belajar online berkat peran kecerdasan buatan sebagai asisten pembelajaran.

Dapat menyimpan jumlah data yang tak terbatas (disesuaikan dengan kebutuhan). Hal ini memungkinkan Anda untuk menjalankan program-program kompleks dengan lebih aman dan efektif. Sebagai contoh, mengelola basis data sekolah, dll.

Memiliki akurasi dan presisi dalam melakukan tugas-tugas. Kecerdasan Buatan (AI) lebih akurat dibandingkan dengan kecerdasan alami karena telah diprogram.

Kecerdasan buatan (AI) memiliki banyak potensial positif dalam pendidikan, namun ada juga risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum menerapkannya secara luas atau sembrono. Ketergantungan berlebihan pada teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat mengakibatkan interaksi manusia yang lebih sedikit dalam proses pembelajaran dan kurangnya fleksibilitas bagi guru untuk memenuhi kebutuhan siswa tertentu. Selain itu, jika implementasi AI tidak diatur dengan baik, mungkin akan terjadi perbedaan akses pendidikan antara siswa dari kelompok berpendapatan rendah atau daerah terpencil. Kekhawatiran tentang keamanan data dan privasi siswa juga ada, karena ada kemungkinan pelanggaran privasi dan pengelolaan data yang tidak tepat.

Perlu ditekankan bahwa penggunaan AI memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah ketergantungan berlebihan pada AI baik oleh pendidik maupun peserta didik, yang dapat mengurangi kapasitas belajar mereka. Selain itu, AI juga memiliki kekuatan untuk merusak potensi guru dan siswa dengan meningkatkan plagiarisme dan mengendalikan kebijakan pendidikan nasional. Beriku beberapa dampak negaif penggunaan bagi pendidikan :

Ketergantungan pada Teknologi: Siswa yang terlalu mengandalkan kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan mereka mungkin menjadi terlalu bergantung padanya. Mereka mungkin menjadi kurang mampu berpikir kritis atau memecahkan masalah secara mandiri karena sudah terbiasa dengan dukungan AI.

Kurangnya Keterlibatan Sosial: Untuk perkembangan sosial dan emosional siswa, pembelajaran membutuhkan interaksi fisik dan sosial. Penggunaan berlebihan AI dalam pendidikan bisa membuat interaksi sosial menjadi kurang umum.

Kurangnya Pemahaman Mendalam: Kemauan dan kemampuan siswa untuk memahami konsep secara mendalam dapat melemah akibat ketergantungan berlebihan pada AI untuk memberikan jawaban cepat. Mereka mungkin cenderung mencari solusi cepat daripada mendekati masalah dengan pendekatan yang lebih analitis.

Menjadikan Guru dan Siswa Lebih Malas. Hal ini terjadi karena sebagian besar tugas sudah diatasi secara otomatis oleh AI.

Menghilangkan Pekerjaan Manusia. AI dapat menggantikan personel administrasi di sekolah ketika digunakan untuk tugas administratif.

Tidak Memiliki Akal Sehat. Meskipun AI mampu belajar dan berfungsi secara mandiri seperti manusia, ia tidak dapat memahami makna dari data yang diprosesnya. Manusialah satu-satunya yang benar-benar dapat memahami sesuatu.

KESIMPULAN

Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) dalam pendidikan memiliki dampak yang luas dan kompleks. AI memiliki potensi untuk secara signifikan meningkatkan kualitas pendidikan dalam beberapa area. Misalnya, AI dapat membantu akademisi menganalisis kemampuan siswa dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan sehingga mereka dapat memberikan dukungan akademis yang lebih spesifik. Selain membantu siswa menemukan informasi dengan lebih cepat dan mudah, AI juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas mereka.

Namun, penggunaan AI dalam pendidikan juga memiliki beberapa dampak negatif yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah pentingnya keamanan dan privasi data saat menggunakan AI untuk pengumpulan data. Kemampuan siswa untuk mengembangkan keterampilan kritis dalam menyelesaikan masalah dan keterampilan interpersonal dapat terhambat oleh ketergantungan berlebihan pada teknologi AI. Selain itu, AI dapat menjadi alat yang berguna untuk mendeteksi plagiarisme dan kecurangan dalam ujian atau dalam pembuatan karya.

Untuk menghindari dampak negatif yang tidak terduga, penerapan AI dalam pendidikan kadang-kadang perlu diawasi dan diikuti dengan protokol yang jelas. Diperkirakan bahwa penggunaan AI dalam pendidikan akan terus berkembang dan meningkatkan kualitas pendidikan dalam beberapa tahun mendatang, namun perlu dipantau dengan ketat untuk menghindari dampak negatif yang tidak diinginkan.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS