Ticker

6/recent/ticker-posts

Nilai-nilai Yang di Kembangkan Dari Permainan Tradisional Anak-anak di Minangkabau



Oleh: Rana Aulia Citra 

Penulis saat ini berdomisili di Cupak Tangah,Padang. Mahasiswi angkatan 2022 Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas.


Permainan tradisional anak-anak di Minangkabau memiliki nilai penting dalam mengembangkan keterampilan sosial, keterampilan motorik, imajinasi, dan pemahaman budaya pada anak-anak. Mereka juga memberikan kesempatan untuk menghubungkan generasi yang lebih muda dengan warisan budaya dan tradisi yang kaya. Berikut adalah beberapa contoh permainan tradisional anak yang populer di Minangkabau:


1. Sipak Rago

Sipak Rago adalah permainan tradisional yang mirip dengan sepak takraw. Pemain berusaha menjaga bola tetap dalam udara dengan menggunakan bagian tubuh seperti kaki, kepala, atau dada, dan mencoba memasukkannya ke sisi lawan dengan aturan tertentu. Permainan ini melibatkan sekelompok lima hingga sepuluh orang yang membentuk formasi lingkaran di area terbuka. Mereka menggunakan bola yang terbuat dari daun kelapa muda atau kulit rotan yang telah dianyam dengan tangan. Selama permainan, mereka menggunakan kaki dan teknik khusus untuk menjaga bola tetap bergerak di antara pemain tanpa jatuh ke tanah. Sipak rago menuntut kecepatan, kelincahan, dan keterampilan menguasai bola.


2. Gasiang

Gasiang adalah permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak perempuan dari usia 5 sampai dengan 15 tahun, dengan jumlah pemain sebanyak 2 orang. Permainan ini biasanya digemari oleh anak-anak perempuan. Peralatan yang digunakan adalah seutas tali atau karet gelang yang dijalin sedemikian rupa, panjangnya tali ± 3 m. Permainan tradisional ini dapat dilakukan perorangan/ individu maupun pergrup dengan jumlah pemain 2 atau 3 orang untuk Permainan cik mancik bisa dilakukan oleh anak laki-laki maupun perempuan. Dalam bermain cik mancik diperlukan kepintaran bersembunyi dan berlari kencang, karena bila pencarian telah mulai akan terjadi lomba berlari dari tempat persembunyian ke tonggak.


3. Cak Bur

Cak Bur memiliki arti lain yaitu galah panjang. Permainan ini dimainkan dengan cara para pemainnya harus mengucapkan cak dan bur. Cak bur dimainkan oleh dua tim dan dimainkan dilapangan. Sebelum memulai permainan, biasanya menggaris di atas tanah dengan ukuran sekotar 2x2 meter dan dibagi lagi menjadi beberapa kotak. Satu tim akan berperan sebagai penjaga dan tim lain sebagai pemain. Seperti namanya, tim penjaga berperan menjaga setiap kotak dan menghalangi tim pemain untuk lolos. Tim pemain pula harus pandai pandai mengelabuhi tim penjaga agar dapat lolos ke kotak selanjutnya. Permainan dimulai oleh penjaga paling depan dengan mengucap cak dan diakhiri dengan pemain yang berhasil melewati setiap Tim pemain harus melewati kotak-kotak yang ada hingga sampai ke ujung tanpa tersentuh penjaga. Permainan tersebut diulang hingga semua tim pemain berhasil lolos.


4. Sipak Tekong

Sipak Tekong merupakan permainan petak umpet ala Minangkabau. Sipak Tekong sendiri terdiri dari dua suku kata yang berarti sepak dan kaleng. Jika anak-anak tidak menemukan kaleng, mereka bisa menggunakan tempurung kelapa dengan tujuan ketika disepak akan mengeluarkan bunyi. Ketika disepak pemain harus meneriakkan 'sipak tekong' agar anak-anak yang bersembunyi dapat mengetahui ke arah mana kaleng.



Dari beberapa permainan di atas, dapat di jelaskan nilai-nilai apa saja yang di kembangkan dari permainan tersebut. Berikut penjelasannya:

a. Nilai Keterampilan Sosial

Permainan tradisional anak-anak di Minangkabau seperti Sipak Rago, Gasiang, dan Cak Bur memungkinkan anak-anak untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan belajar mengenai kerjasama, persaingan sehat, serta aturan dan etika dalam bermain. Hal ini membantu mengembangkan keterampilan sosial yang penting dalam budaya Minangkabau, seperti kerjasama dan toleransi.


b. Nilai Keterampilan Motorik

Permainan tradisional seperti Sipak Rago dan Cak Bur melibatkan aktivitas fisik yang membantu mengembangkan keterampilan motorik kasar dan koordinasi tubuh. Keterampilan motorik ini penting dalam budaya Minangkabau, karena budaya tersebut sangat menekankan pentingnya keterampilan fisik dalam berbagai aktivitas sehari-hari.


c. Imajinasi dan Kreativitas 

Beberapa permainan tradisional seperti Randai dan Olang-olang melibatkan unsur kreativitas dan imajinasi, seperti permainan peran, menyanyi, atau bercerita. Hal ini dapat mendorong perkembangan imajinasi anak dan kemampuan mereka untuk berkreasi.


d. Nilai Pemahaman Budaya

Permainan tradisional anak-anak di Minangkabau sering mencerminkan nilai-nilai, adat istiadat, dan tradisi budaya suatu komunitas. Mereka membantu anak-anak untuk memahami dan menghargai warisan budaya mereka.


e. Keterampilan Berpikir Strategis

Permainan tradisional seperti Cak Bur memerlukan strategi dan keterampilan berpikir yang baik untuk mengelabuhi tim penjaga dan mencapai tujuan. Hal ini membantu mengembangkan keterampilan berpikir yang penting dalam budaya Minangkabau, seperti analisis dan solusi masalah.


f. Pengembangan Identitas Daerah

Permainan tradisional anak-anak di Minangkabau memiliki ciri khas budaya dan tradisi setempat, dan seringkali diwariskan dari generasi ke generasi. Mereka membantu anak-anak untuk mengembangkan identitas daerah dan memahami nilai-nilai budaya yang khas di Minangkabau.


g. Pengembangan Keterampilan Berkomunikasi

Permainan tradisional seperti Gasiang memerlukan komunikasi yang efektif antar pemain untuk mencapai tujuan. Hal ini membantu mengembangkan keterampilan berkomunikasi yang penting dalam budaya Minangkabau, seperti penggunaan bahasa dan gestur yang efektif.


h. Pengembangan Keterampilan Beradaptasi

Permainan tradisional seperti Sipak Tekong memerlukan adaptasi dan kemampuan untuk berubah strategi dalam permainan. Hal ini membantu mengembangkan keterampilan beradaptasi yang penting dalam budaya Minangkabau, seperti kemampuan untuk berubah dan menyesuaikan diri dengan situasi yang berbeda.


Permainan tradisional anak-anak di Minangkabau memiliki ciri khas budaya dan tradisi yang kaya. Mereka tidak hanya memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial, keterampilan motorik, imajinasi, dan pemahaman budaya, tetapi juga untuk menghubungkan generasi yang lebih muda dengan warisan budaya dan tradisi yang kaya. Dengan demikian, permainan tradisional anak-anak di Minangkabau sangat penting untuk dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi yang lebih muda agar mereka dapat mengetahui dan menghormati warisan budaya dan tradisi mereka.


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS